Pesan Rahbar

Imam Askari, Mentari Keadilan

Written By Unknown on Sunday, 15 February 2015 | 00:24:00


Imam Hasan Askari dilahirkan di kota Madinah tanggal 8 Rabiul Tsani tahun 232 Hijriah. Hari kelahiran Ahlul Bait Rasulullah Saw membawa keberkahan, sekaligus pelajaran penting dari kehidupan mulia mereka bagi umat manusia. Kehidupan Ahlul Bait Rasulullah Saw menjadi suri teladan terbaik bagi masyarakat. Manusia-manusia suci ini dalam kehidupannya senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan membela kebenaran dan keadilan.

Salah satu tujuan terpenting diutusnya para Nabi dan Rasul berdasarkan ayat suci al-Quran adalah penegakkan keadilan. Untuk mewujudkan keadilan diperlukan seorang pemimpin adil di tengah masyarakat. Dalam kitab suci al-Quran surat al-Hadid ayat 25, Allah swt berfirman, "Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata, dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan..".


Senada dengan ayat ini, Imam Ridha berkata,"... salah satu argumentasi pentingnya Imam dan pemimpin adalah perlunya masyarakat terhadap undang-undang. Mereka wajib mematuhinya, dan tidak boleh melanggar undang-undang. Sebab setiap pelanggaran terhadap batas-batas aturan yang telah ditetapkan menyebabkan terjadinya kerusakan di tengah masyarakat. Untuk melindungi batas-batas aturan diperlukan para penjaga yang terpercaya. Jika tidak, tidak ada seorangpun yang bersedia untuk meninggalkan kenikmatan dan kepentingan pribadinya, meskipun akan menyebabkan kerusakan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, Allah swt menyerahkan urusan masyarakat kepada orang yang bisa mencegah kerusakan yang disebabkan para perusak, dan menjalankan aturan di tengah masyarakat. Dalil lain [urgensi keberadaan Imam], bangsa manapun tidak akan berlanjut tanpa pemimpin untuk mengatur urusan dunia, dan akhirat mereka. Dengan demikian, hikmah Allah Yang Maha Bijaksana tidak akan membiarkan makhluknya berkaitan dengan masalah penting..."

Imam Hasan Askari adalah Imam kesebelas yang menjadi pembimbing umat. Kelahirannya memancarkan cahaya penerang kehidupan manusia, yang sudah lelah dari ketidakadilan dan kezaliman. Beliau menjadi Imam dalam usia 22 tahun  setelah ayahnya, Imam Ali al-Hadi syahid. Meskipun Imam Hasan Askari hidup tidak lebih dari 28 tahun, tapi di usia yang singkat ini telah menorehkan tinta emas dalam lembaran sejarah Islam. Manusia mulia ini mewariskan karya besar dan penting di bidang tafsir al-Quran, fiqih dan ilmu pengetahuan bagi umat Islam. Di tengah ketatnya pembatasan dan tingginya tekanan dinasti Abbasiyah terhadap Ahlul Bait Rasulullah Saw, Imam Askari masih tetap menyampaikan ajaran Islam kepada umat Islam secara terorganisir untuk menyiapkan kondisi keghaiban Imam Mahdi setelah beliau.

Di era kegelapan pemikiran dan penyimpangan akidah, Imam Askari as bangkit menyampaikan hakikat agama secara jernih kepada masyarakat. Beliau mengobati dahaga para pencari ilmu dan makrifat dengan pancaran mata air kebenaran. Argumentasi yang disampaikan Imam Askari as dalam berbagai forum ilmiah diakui oleh para pemikir di zamannya, dan menjadi panduan bagi mereka.

Lembaran sejarah menorehkan keagungan akhlak Imam Hasan Askari. Berbagai riwayat mengungkapkan kemuliaan manusia agung ini. Di tengah kondisi sulit karena tekanan pemerintah lalim saat itu, Imam Hasan Askari tetap menjadi rujukan masyarakat. Bahkan Imam tetap menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat, dan menyelesaikan masalah yang mereka alami. Kedermawanan Imam Hasan Askari sangat dirasakan oleh masyarakat.

Abu Yusuf, penyair dinasti Abbasiah, menuturkan "Aku pernah mengalami kondisi yang sangat sulit. Saat itu, aku baru saja mempunyai seorang anak. Kondisi sulit saat itu membuatku menulis surat memohon bantuan kepada para pembesar Bani Abbas. Namun sangat disayangkan, mereka sama sekali tidak membantuku.Ketika pesimis, aku teringat Imam Hasan Askari. Kemudian, aku mendatangi rumah beliau. Tidak lama setelah mengetuk pintu, seorang sahabat Imam membawa sekantong uang. Sahabat Imam itu berkata, "Ambillah uang 400 dirham ini! Imam mengatakan; Gunakanlah uang ini untuk anakmu yang baru lahir. Dengan keberadaan anak tersebut, Allah Swt memberikan berkah dan kebaikan kepadamu."

Mengenai ibadah dan penghambaan Imam Hasan, beliau adalah sosok yang sangat sempurna. Abu Hasyim Jafari, salah satu sahabat setia Imam Hasan Askari berkata, "Ketika tiba waktu shalat, Imam langsung meninggalkan pekerjaan dan aktivitasnya. Beliau tidak pernah mendahulukan pekerjaan lainnya dari pada shalat." Kehidupan Imam Askari merupakan manifestasi sejati dari ibadah dan penghambaan kepada Allah Swt. Bahkan, para sipir penjara dinasti Abbasiah menemukan jalan yang benar dan kebahagiaan sejati setelah menyaksikan ibadah Imam Askari di penjara.

Dalam nasehatnya, Imam Hasan Askari mengajak umat bersabar di tengah tekanan hidup. Kepada salah seorang sahabatnya, beliau berkata, "Selama kalian mampu dan bisa bertahan, janganlah memohon kepada orang lain. Sebab, setiap hari ada rejeki baru. Ketahuilah bahwa terus-menerus memohon atau mengemis dapat menghilangkan harga diri seseorang. Untuk itu, bersabarlah hingga Allah Swt membuka pintu bagimu. Kenikmatan itu ada masanya. Janganlah tergesa-gesa memetik buah yang belum waktunya dan petiklah pada waktunya."

Imam Hasan Askari menjadi pemimpin umat selama enam tahun. Tapi, dalam waktu yang singkat itu, beliau berperan besar dalam menyebarkan budaya dan ajaran Islam. Imam Hasan mengajar dan membina murid-murid yang menjadi ulama dan ilmuwan setelahnya. Selain itu, beliau membimbing umat dengan pemikiran dan ajaran Islam yang benar, di tengah derasnya serangan budaya dan pemikiran dari luar Islam. Ketika itu, di dunia Islam tengah marak penyimpangan pemikiran dan pandangan atheis yang dikembangkan dari pemikiran Yunani dan India.

Imam Hasan Askari terus berupaya menyelamatkan masyarakat dari segala bentuk penyimpangan budaya dan pemikiran dengan memberikan pencerahan pemikiran dan spiritualitas. Menyampaikan masalah agama, membina majlis-majlis ilmu, dan membina para sahabat unggulan termasuk bentuk perlawanan yang dilancarkan Imam Hasan Askari terhadap pemerintah zalim Dinasti Abbasiah. Melalui media ilmu dan pengetahuan, Imam Askari menjelaskan fakta sebenarnya bahwa pemerintahan zalim menjadi penghalang terlaksananya ajaran-ajaran agama dan keadilan di tengah masyarakat. Disamping itu, pemerintah zalim menginjak-injak hak-hak masyarakat dan menyelewengkannya menjauhi jalan kebenaran. Imam Hasan menguatkan spirit keadilan di tengah masyarakat, dan mengabarkan kehadiran putranya, Imam Mahdi sebagai hujah Tuhan, yang akan mewujudkan keadilan di dunia ini.
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: