Klaim mengembalikan keteraturan dalam masyarakat dan perluasan keamanan di dunia harus didasarkan oleh suatu kemampuan di atas kemampuan manusia lain dan penegasan atas hal ini adalah menunjukkan karamah-karamah, dan mungkin untuk perkara inilah Imam Mahdi As mendemonstrasikan serangkaian karamah-karamah di awal kehadiran dan kebangkitannya.
Salah satu pertanyaan yang menyibukkan mayoritas pikiran manusia,
bagaimana Imam Mahdi As membentuk suatu sistem politik global yang
tunggal dengan sebelumnya meruntuhkan sistem-sistem politik yang beragam
dengan berlandaskan ideologi dan kemampuan yang berbeda? Bagaimana
bentuk sistem dan kebijakan beliau yang di dalamnya tidak terdapat
segala bentuk kezaliman dan penindasan, juga tidak ditemukan korupsi dan
kelaparan lagi?
Karamah
Walaupun di akhir zaman masyarakat menunggu terbentuknya suatu
pemerintahan kuat yang juga mendukung kaum tertindas, namun mereka tidak
optimis kepada begitu banyak pemerintah yang berkuasa dan tidak
menerima setiap janji partai dan kelompok. Pada dasarnya mereka tidak
memandang seorang pun mampu mengembalikan keteraturan ke dalam
masyarakat dan mengatur dunia yang penuh dengan kekacauan dan kerusuhan.
Imam Mahdi As di awal kebangkitannya menampakkan serangkaian karamah
dan mukjizat, misalnya beliau menunjuk seekor burung yang sedang terbang
dan burung itu langsung turun dan bertengger di atas tangan beliau.
Kayu kering yang dibenamkan ke dalam tanah tandus dan gersang yang
kemudian tiba-tiba menjadi hijau, bertangkai, dan berdaun. Beliau
mengobati suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan oleh orang lain.
Menyuburkan tanah yang kering kerontang dan menurunkan hujan hanya
dengan suatu isyarat. Mukjizat ini adalah janji bagi kaum yang tertindas
dan terzalimi dan petunjuk atas kemampuan, kejujuran, kebenaran
terhadap Pemimpin Langit ini.
Masyarakat dunia akan percaya bahwa Pemberi Janji ini tidak sama dengan
para pengklaim sebelumnya. Dia tidak lain adalah Mahdi yang dijanjikan
oleh Tuhan itu.
Terkadang Imam mengeluarkan karamahnya kepada para pasukannya demi
menguatkan keimanan dan akidahnya dan terkadang pula terhadap musuhnya
atau kaum yang ragu supaya mereka beriman dan percaya kepada Imam.
Sumber: Nesyonehhoy-e az Daulat-e Maw’ud
Penulis: Hujjatul Islam Najmuddin Thabasi
Post a Comment
mohon gunakan email