Sekjen Hizbullah Hasan Nashrullah menyatakan rezim Saudi akan terguling jika terus melancarkan “agresi brutal degan dukungan Amerika Serikat (AS)” terhadap Yaman. Dia juga menegaskan jutaan warga Zionis akan mengungsi jika terjadi perang antara Israel dan Hizbullah, dan di dalam perang di Jroud (kawasan sekitar) Arsal Hizbullah tidak akan masuk ke kota Arsal.
Sebagaimana diberitakan Ra’y al-Yawm, Nashrullah kembali melontarkan kecaman pedas terhadap rezim Arab Saudi dan menuduhnya sedang “memimpin agresi brutal terhadap Yaman” yang jika terus berlanjut maka “rezim Saudi akan tumbang”.
Dalam pidatonya yang ditayangkan di layar lebar pada acara peringatan Milad Imam Mahdi, Nashrullah mengatakan, “Arab Saudi melancarkan agresi ala Amerika dengan sangat brutal terhadap peradaban serta masa lalu dan masa depan Yaman … Nada kami tidak akan mengendur dalam masalah ini selama agresi Saudi masih berlanjut.”
Dia memastikan bahwa semua tujuan yang dicanangkan Saudi di Yaman, termasuk tujuan yang paling remeh sekalipun, tidak ada yang tercapai dalam operasi bersandi “Pemulihan Harapan”.
Sekjen Hizbullah mengaku heran karena Saudi menggunakan segala cara untuk membungkam orang yang mengritrik atau mencela agresi terhadap Yaman, walaupun kritikan itu bersifat obyektif. Dia juga menyayangkan sikap dunia internasional dan dunia Islam terhadap agresi Saudi ke Yaman yang, menurutnya, tidak lepas dari dua bentuk; mendukung atau bungkam.
“Kami setiap saat dan setiap hari mencela agresi Saudi-Amerika terhadap Yaman beserta peradaban, masa kini, sejarah dan masa depannya, dan pendirian ini tidak akan pernah berubah,” tegasnya.
Mengenai pertempuran Hizbullah melawan Jabhah al-Nusra di Qalamoun, Suriah, dan kawasan sekitar distrik Arsal, Lebanon, yang berbatasan dengan Suriah, Nashrullah menegaskan bahwa meskipun posisi Hizbullah sudah berada di atas angin, namun milisi ini “tidak berpikir dan berencana masuk ke kota Arsal”. Dia beralasan, “Pembebasan kota ini merupakan tanggung jawab pemerintah dan angkatan bersenjata Lebanon.”
Dia menegaskan bahwa perang Qalamoun dan Jroud Arsal akan terus berlanjut hingga tujuan-tujuannya tercapai.
“Kami tidak mengikat diri dengan jadwal waktu untuk menghentikan pertempuran ini,” tuturnya.
Dia menjelaskan bahwa Hizbullah telah berhasil membebaskan puluhan kilometer wilayah Lebanon yang semula diduduki oleh kawanan bersenjata di kawasan perbatasan negara ini dengan Suriah, dan dalam perang ini Lebanon tidak perlu mengadakan mobilisasi umum atau menggerakkan relawan “al-Hasyd al-Sya’bi” sebagaimana terjadi di Irak. Perang di Jroud Arsal, lanjutnya, akan meringankan beban tentara Lebanon.
Mengenai organisasi teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), dia mengatakan bahwa semua orang di dunia mengetahui bahwa intelijen AS, Saudi dan Pakistan adalah segi tiga yang mendirikan jaringan teroris al-Qaidah, sedangkan ISIS adalah sempalan al-Qaidah. Menurutnya, perselisihan antara ISIS dan al-Qaidah hanya berkenaan dengan kepemimpinan di kawasan.
(Liputan-Islam/Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email