Pesan Rahbar

Home » » Permainan Double Standard David Cameron Hadapi Teroris di Suriah

Permainan Double Standard David Cameron Hadapi Teroris di Suriah

Written By Unknown on Friday, 5 June 2015 | 05:46:00


Perdana Menteri Inggris, David Cameron kembali memainkan double standard dengan menyatakan bahwa kerajaan Inggris akan terus mendukung milisi “moderat” (FSA) untuk melawan pemerintahan Suriah, sementara di waktu yang sama,Inggris juga merupakan bagian dari sekutu AS yang menyatakan akan memerangi ISIS di Suriah dan negara tetangganya, Irak.
Cameron menyatakan dukungan itu di parlemen pada hari Rabu (3/6) kemarin. Ia menegaskan akan terus melatih apa yang disebutnya milisi ”moderat” guna terus melanjutkan pemberontakan melawan pemerintahan Bashar al-Assad.
Teroris dari kelompok takfiri ISIS maupun faksi-faksi militan lainnya telah menyebabkan krisis di Suriah karena semuanya tak berhenti mempertontonkan kesadisannya dalam melawan negara itu.
Setelah pernyataan dukungan tersebut, Cameron justru balik menuduh pemerintah Suriahlah yang menjadikan terorisme makin berkembang di wilayahnya,
“Di Suriah, keadaan jauh, jauh lebih buruk, tapi kami tetap maju, bersama yang lain, dengan rencana untuk melatih oposisi moderat Suriah dan mencoba membuat perubahan, ini adalah strategi yang harus lanjutkan, tak perduli butuh waktu seberapa lama untuk mencapai kesuksesan.”

Penegasan dukungan Cameron untuk milisi “moderat” Suriah, sementara  diwaktu yang sama Inggris juga menyatakan bergabung dengan AS untuk memerangi ISIS di Suriah dan Irak adalah sebuah permainan double standard. Karena pengamat menyatakan sesungguhnya tidak ada milisi “moderat” di Suriah, semua milisi adalah sama dan berideologi seperti ISIS.


Tony Cartalucci menulis dalam artikelnya yang berjudul “In Syria, There Are No Moderates“ : menyatakan, “… tidak pernah ada, dan juga tidak ada kelompok “moderat” yang beroperasi di Suriah. Barat sengaja mempersenjatai dan mendanai Al-Qaeda dan ekstremis lainnya sejak tahun 2007 dalam rangka mempersiapkan pertumpahan darah dengan menunggangi isu sektarian guna melayani kepentingan AS, Arab Saudi dan Israel. Kawanan teroris (baik yang disebut moderat maupun ekstremis) beroperasi diberbagai tempat di sepanjang perbatasan Suriah untuk memudahkan arus logistik dan senjata dari negara-negara Barat. Tujuannya adalah untuk mengabadikan konflik, dan akan menjadi legitimasi bagi mitra barat yang berbatasan dengan Suriah dan untuk melakukan intervensi militer langsung (dengan alasan mengamankan wilayahnya).

(Arrahmah-News/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: