Kita selalu berusaha untuk menghindari keburukan dunia dan akhirat. Tetapi, kadang-kadang dengan melakukan sebagian amal, kita malah membuka pintu keburukan ini untuk kehidupan kita.
Kemampuan berbicara adalah titik perbedaan kita dengan seluruh makhluk Allah. Tetapi, kemampuan ini kadang-kadang menjadi perantara untuk melakukan dosa yang tak terampuni, seperti berbohong, menuduh, dan menggunjing.
Salah satu dosa yang sangat berat dalam pandangan Islam adalah menggunjing. Menggunjing adalah mengucapkan sesuatu tentang seseorang yang tidak diketahui oleh orang, dan ketika mendengar, maka ia akan murka.
Al-Quran menilai perbuatan menggunjing ini sebagai sebuah tindakan yang buruk dan menyamakannya dengan melahap daging saudara seiman yang telah mati, (QS. Al-Hujurat : 12).
Menebarkan cela yang dimiliki orang lain bisa mewujudkan gunjingan, baik berhubungan dengan cela jasmaniah, etika, tindakan, maupun hal-hal yang berhubungan dengannya seperti pakaian, rumah, istri, dan anak-anaknya.
Sehubungan dengan aksi menggunjing ini, banyak hadis Rasulullah saw yang telah melarang dan memperingatkan akibat buruk yang akan terjadi. Dalam sebuah hadis, ketika catatan amal seluruh makhluk diberikan, sebagian kelompok memprotes mengapa tak satu pun amal kebaikan mereka yang termaktub. Mereka dijawab, “Allah tidak pernah mengurangi sesuatu dan juga tidak pernah lalai. Seluruh kabaikan kalian sirna lantaran gunjingan yang pernah kalian lakukan.” Sebaliknya, ada sekelompok yang menyaksikan begitu banyak amal baik dalam catatan amal mereka sehingga mereka menyangka bahwa catatan itu bukan catatan amal mereka. Mereka dijawab, “Karena kalian telah digunjing, seluruh kebaikan orang yang telah menggunjing kalian itu tercatat di sini,” (Bihār Al-Anwār, jld. 72, hlm. 295).
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email