Pesan Rahbar

Home » » Pidato Rahbar dalam Pertemuan dengan Para Pejabat Negara

Pidato Rahbar dalam Pertemuan dengan Para Pejabat Negara

Written By Unknown on Sunday 23 August 2015 | 00:19:00


بسم‌الله‌الرّحمن‌الرّحیم‌

الحمدلله ربّ العالمین و الصّلاة و السّلام على سیّدنا و نبیّنا ابى‌القاسم المصطفى محمّد و على ءاله الأطیبین الأطهرین المنتجبین سیّما بقیّة الله فى الأرضین.

اللّهمّ سدّد السنتنا بالصّواب و الحکمة

Salah satu tema yang terulang dalam berbagai doa bulan Ramadan adalah perhatian manusia kepada alam-alam setelah kehidupan duniawi; perhatian kepada alam kematian, alam kubur, alam kiamat, berbagai kesulitan manusia ketika menghadapi hisab dan pertanyaan Ilahi; ini adalah satu satu di antara masalah yang mengemuka dalam doa-doa bulan Ramadan.

Bagi kita yang memiliki posisi tanggung jawab, perhatian pada makna ini sangat penting. Faktor pengontrol dan penjaga bagi manusia termasuk di antaranya adalah perhatian pada alam-alam tersebut. Bahwa kita mengetetahui;
«لایَعزُبُ عَنهُ مِثقالُ ذَرَّة»؛

Gerakan kecil, jeda kecil, langkah kecil, [dan] kata kecil, tidak akan meleset dari pandangan penghisab pada masa setelah kematian dan akan ditanya dari kita; ini akan sangat mempengaruhi perilaku kita, perkataan kita dan gerakan kita.

Dalam doa Abu Hamzah [kita baca:]
اِرحَمنى صَریعاً عَلَى الفِراشِ تُقَلِّبُنى اَیدى اَحِبَّتى؛

Kita semua akan mengalami ini dan mungkin banyak yang telah menyaksikan ajal dan detik-detik kematian pada orang orang lain; pada detik-detik itu saya dan Anda tidak punya pilihan; di sana tidak ada yang lebih dekat dengan kita dibanding Allah Swt.
وَ نَحنُ اَقرَبُ اِلیهِ مِنکُم وَ لکِن لا تُبصرِون؛

Dalam kondisi itu tidak ada yang dapat menyelematkan kita dari kesulitan di hadapan kita, kecuali amal saleh dan karunia Allah Swt. Kita katakan dalam doa itu;
«اللّهُمَّ ارحَمنى»

Kasihanilah kami di sana.
وَ تَفَضَّل عَلَىَّ مَمدوداً عَلَى المُغتَسَلِ یُقَلِّبُنى صالحُ جیرَتى؛

Ketika setelah ajal, mereka memandikan kita, ya Allah pada saat-saat itu, rahmati, karuniai dan kasihanilah kami. Tanpa daya kita berada di tangan mereka yang memandikan kita; ini adalah milik saya dan kalian semua; tidak ada di antara kita yang dapat terhindar dari kondisi ini; ini akan terjadi untuk kita semua. Hendaknya kita mengingat saat-saat tersebut.
وَ تَحَنَّن عَلَىَّ مَحمولاً قَد تَناوَلَ الاَقرِباءُ اَطرافَ جِنازَتى

Mereka akan mengangkat kita, memikul kita dan membawa kita menuju tempat kekal dan abadi kita.
وَ جُد عَلَىَّ مَنقولاً قَد نَزَلتُ بِکَ وَحیداً فى حُفرَتى

Mereka akan meletakkan kita dalam kubur. Ingatlah hal ini; jangan sampai kita melupakan saat-saat itu; harus selalu terpampang di depan mata kita. [Fakta] bahwa kita dianjurkan untuk pergi ke kuburan, menziarahi orang-orang yang telah meninggal dunia, salah satu sebab dan alasannya adalah masalah tersebut. Sebagian orang tidak suka [ketika] orang lain mengingatkan mereka tentang kematian; tidak, ini adalah pengobatan, ini adalah obat; penyembuh kesombongan kita, penyembuh kelalaian kita, penyembuh hawa nafsu kita.

Di tempat lain dalam doa Abu Hamzah [kita membaca:]
اِلهى اِرحَمنى اِذَا انقَطَعَت حُجَّتى وَ کَلَّ عَن جَوابِکَ لِسانى وَ طاشَ عِندَ سُؤالِکَ اِیّاىَ لُبّى

Ketika kita tidak dapat menjawab pertanyaan Allah, ketika kita kehabisan alasan; tidak seperti di sini [di dunia], kita tidak dapat menggunakan ketidaktahuan, kelengahan dan afeksi pihak seberang untuk menjauhkannya dari kenyataan. Di sana, semuanya jelas bagi yang mengemukakan pertanyaan kepada kita. Saat-saat itu harus diingat.



Pada bagian lain:
اَبکى لِخُروجى مِن قَبرى عُریاناً

Bacalah doa ini pada waktu sahar bulan Ramadan--
ذَلیلاً حامِلاً ثِقلى عَلَى ظَهرى اَنظُرُ مَرَّةً عَن یَمینى وَ اُخرى‌ عَن شِمالى اِذِ الخَلائِقُ فى شَأنٍ غیرِ شَأنى

Setiap orang harus memikirkan dirinya sendiri; tidak ada orang yang akan menolong kita.
لِکُلِّ امرِئٍ مِنهُم یَومَئِذٍ شَأنٌ یُغنیهِ، وُجوهٌ یَومَئِذ مُسفِرَةٌ، ضاحِکَةٌ مُستَبشِرَة

Orang-orang beriman dan bertakwa, mereka yang menjaga diri mereka dan tidak keluar dari jalur kebenaran, insaf dan penunaian taklif Ilahi, adalah bukti dari ungkapan ini:
وُجوهٌ یَومَئِذٍ مُسفِرَةٌ، ضاحِکَةٌ مُستَبشِرَة

Wajah-wajah berseri, ceria dan bercahaya, sebagian orang memang demikian.
وَ وُجوهٌ یَومَئِذٍ عَلَیها غَبَرَةٌ، تَرهَقُها قَتَرَة

Ayat al-Quran hanya sampai di sini; dalam doa ini juga ditambahkan kata ini:
وَ ذِلَّة 
 
dan tentu substansinya bukan hanya itu; doa-doa bulan Ramadan sama seperti doa-doa lain, yang membimbing kita menuju sumber kelembutan menyegarkan rahmat Allah Swt.

Bulan ini, adalah bulan kekhusyu'an, bulan pengampunan, bulan ketakwaan, bulan kembali kepada Allah Swt, bulan pembangunan diri, bulan akhlak. Dalam khutbah Rasulullah Saw di Jumat terakhir bulan Sya’ban, terdapat bagian yang menunjukkan bahwa bulan ini bukan hanya bulan ibadah, melainkan juga bulan akhlak; pencakupan semua keutamaan akhlak, pemanfaatan seluruh keutamaan akhlak. Ini semua adalah hal-hal yang harus kita perhatikan di bulan ini.

Pada pertemuan sangat sensitif dan penting ini, saya telah menentukan tiga topik yang akan akan saya kemukakan. Salah satunya adalah masalah ekonomi, yang telah disinggung dalam penjelasan presiden terhormat kita dan telah diuraikan penjelasan baik oleh beliau, serta telah dikemukakan data-data baik oleh beliau; saya akan menyampaikan pendapat saya dalam hal ini.

Topik lainnya adalah masalah nuklir yang sekarang menjadi poros dari banyak upaya kita, baik upaya-upaya di luar negeri maupun upaya-upaya di dalam negeri kita, ada beberapa pandangan yang penting untuk saya kemukakan dan jelaskan; setelah itu akan saya singgung pula pula isu-isu regional.

Terkait masalah ekonomi, saya akan menyampaikannya demikian bahwa bulan Ramadan adalah bulan ketakwaan; apa itu ketakwaan? Ketakwaan adalah kondisi penjagaan [diri] secara konstan yang akibatnya manusia tidak mengarah ke jalan menyimpang dan tidak terkena duri-duri yang menjebak. Sesungguhnya ketakwaan adalah sebuah tameng, sebuah baju besi pada diri manusia yang bertakwa yang akan menjaga dan mengebalkannya dari panah-panah beracun dan pukulan spiritual mematikan. Tentu ini tidak hanya terkait masalah-masalah spiritualitas saja.
وَ مَن یَتَّقِ اللهَ یَجعَل لَه مَخرَجاً * وَ یَرزُقهُ مِن حَیثُ لا یَحتَسِب؛

Ketakwaan juga memiliki dampak sangat penting pada urusan duniawi, ini adalah ketakwaan individual. Hal yang sama juga dapat dikemukakan kepada sebuah masyarakat dan negara. Apa itu ketakwaan sebuah negara? Apa itu ketakwaan masyarakat? Sebuah masyarakat, khususnya jika seperti masyarakat Republik Islam Iran, yang memiliki tujuan luhur, tinggi dan mulia, yang menjadi target serangan; menjadi sasaran serangan panah-panah beracun; ketakwaan itu juga penting. Apa itu ketakwaan masyarakat? Ketakwaan sosial dapat didefinisikan di berbagai bidang; di bidang ekonomi, ketakwaan masyarakat berarti ekonomi muqawama. Jika di bidang ekonomi kita tidak ingin terlukai di hadapan berbagai goncangan akibat peristiwa global atau di hadapan panah-panah beracun politik konfrontatif global, kita terpaksa harus mengacu pada ekonomi muqawama.

Ekonomi muqawama adalah faktor pengokohan di hadapan pihak dan kekuatan-kekuatan yang menggunakan semua kapasitas ekonomi, politik, media dan keamanan mereka untuk mendaratkan pukulan terhadap bangsa, negara dan pemerintahan ini. Salah satu cara yang mereka temukan untuk sementara ini adalah penetrasi celah di sektor ekonomi. Peringatan ini telah kami kemukakan dan jelaskan selama bertahun-tahun; para pejabat negara masing-masing telah melakukan banyak upaya sesuai dengan kemampuan mereka akan tetapi kita harus mengerahkan seluruh kemampuan dan kapasitas di dalam negeri untuk mengupayakan ekonomi muqawama. Ini adalah ketakwaan sosial kita di sektor ekonomi.

Contoh ini tentunya bukan hanya khusus untuk kita; pola ekonomi muqawama juga telah diprediksi, dipilih, dan hasilnya dirasakan oleh sejumlah negara. Titik fokus ekonomi muqawama adalah internalisasi di samping eksternalisasi. Internalisasi dalam hal ini jangan sampai diartikan isolasionisme, internalisasi dengan pandangan dan kecenderungan eksternal akan tetapi dengan mengandalkan kemampuan dan kapasitas internal yang sebagiannya akan saya kemukakan; sebelumnya juga telah banyak saya jelaskan dalam hal ini.

Kebijakan-kebijakan ekonomi muqawama yang telah tersusun dan telah disampaikan, bukan sebuah masalah sontak, rekayasa dan berasaskan interpretasi pribadi. Ini adalah hasil sebuah logika kolektif; hasil berbagai konsultasi panjang. Setelah ekonomi muqawama disampaikan dan dikemukakan dengan kriteria ini dan diliput media, serta para rekan di pemerintah yang terhormat memulai berbagai aktivitas dalam hal ini dan melanjutkannya, [masalah ekonomi muqawama] ini telah diakui dan diandalkan banyak pakar ekonomi, dan istilah “ekonomi muqawama” masuk dalam kamus ekonomi negara dan mampu menempatkan diri dalam literatur ekonomi negara. Ini membuktikan kebenaran dan kekokohan jalan ini.

Ekonomi muqawama berseberangan dengan dikte pola kuno oleh kekuatan-kekuatan dunia untuk apa yang disebut dengan negara-negara berkembang atau dunia ketiga. Sebuah pola yang mereka diktekan—saya sekarang tidak ingin menjelaskannya lebih dalam—bahwa jika negara-negara dunia ketiga ingin mencapai pertumbuhan ekonomi, pengembangan ekonomi dan menggapai perekonomian global, mereka harus mengikuti pola tersebut di mana sebagian besar sandarannya adalah pandangan eksternalisasi dengan penjabaran khususnya.

Ekonomi muqawama adalah kebalikannya; ini adalah sebuah pola yang benar-benar berbeda dengan apa yang diandalkan dan diulang pada pola lama; sampai sekarang masih ada pihak yang menyinggungnya. [Ekonomi muqawama] mengandalkan kapasitas internal. Mungkin sebagian pihak beranggapan bahwa pola ini adalah pola yang baik akan tetapi mereka meragukannya dari sisi propabilitasnya. Saya secara tegas mengatakan bahwa pola ini adalah sebuah pola yang dapat dilaksanakan di negara kita; pola ekonomi muqawama sepenuhnya memungkinkan dalam kondisi negara saat ini.

Kapasitas yang kita miliki untuk hal ini, adalah kapasitas besar yang belum dimanfaatkan [termasuk] salah satunya sumber daya manusia; yakni banyaknya para pemuda berpendidikan yang memiliki keahlian dan kepercayaan diri di negara kita dan ini semua berkat Revolusi Islam. Tentunya jika kebijakan-kebijakan keliru tidak menyebabkan masyarakat kita mengacu ke arah masyarakat tua. Untuk sementara ini demikian adanya; sekarang terdapat angka tinggi pada sumber daya manusia dalam negeri antara usia 20 hingga 40 tahun, dengan tingkat pendidikan yang layak, dengan kesiapan otak dan pemikiran yang baik, dengan semangat tinggi dan percaya diri. Sekarang kita memiliki 10 juta lulusan universitas, lebih dari empat juta mahasiswa yang sedang melanjutkan studi, yang berarti sekitar 25 kali lipat dibanding masa awal Revolusi. Sejak awal Revolusi hingga kini, populasi negara telah meningkat dua kali lipat dan jumlah mahasiswa naik 25 kali lipat; ini termasuk kebanggaan Revolusi Islam; ini merupakan modal sumber daya manusia; ini adalah sebuah peluang besar.

Kapasitas lainnya adalah posisi ekonomi negara kita. Berdasarkan statistik resmi internasional, posisi ke-20 ekonomi dunia dipegang Republik Islam; kita berada di urutan ke-20 dan kita juga mampu mencapai posisi 12 mengingat hingga kini kita memiliki banyak kapasitas dalam negeri yang belum diaktualisasikan; kita memiliki kekayaan alam, memiliki minyak, di sektor minyak dan gas kita berada di posisi teratas di dunia; total minyak dan gas kita lebih besar dari seluruh negara dunia; kita juga memiliki banyak tambang lain.

Kapasitas lain adalah letak geografis istimewa negara; dalam geografi regional dan global, [negara] kita merupakan titik penghubung antara utara dan selatan, antara timur dan barat, yang ini memiliki nilai sangat penting dan luar biasa untuk sektor transit, untuk transportasi energi, produk dan lain-lain.

Kapasitas lain, adalah kebertetanggaan dengan 15 negara dengan total populasi 370 juta; yaitu sebuah pasar yang siap tanpa memerlukan perjalanan jarak jauh.

Kapasitas lain, adalah pasar 70 juta di dalam negeri yang jika kita mengarahkan pasar dalam negeri ini pada produksi nasional dan produksi dalam negeri, maka kondisi produksi [kita] akan berubah total.

Kapasitas lain adalah tersedianya infrastruktur mendasar di bidang energi, transportasi kereta api, jalan dan udara, komunikasi, pusat-pusat perdagangan, pembangkit listrik, [dan] bendungan; semuanya adalah infrastruktur yang telah tersedia berkat tekad pemerintah dan semangat rakyat dan bantuan rakyat dalam beberapa tahun terakhir, dan sekarang ada di tangan kita.

Selain itu semua, berbagai pengalaman manajemen terpadu di mana pengalaman itu sendiri telah membantu kita dalam mencapai pertumbuhan ekspor non-minyak dalam beberapa tahun terakhir; seperti data statistik tahun 1393 HS yang telah disampaikan oleh presiden yang terhormat, dan tahun-tahun sebelumnya, juga disaksikan pertumbuhan ekspor non-minyak negara di mana ini adalah sebuah pola.

Kapasitas-kapasitas tersebut dimiliki negara dan tentunya ini adalah sebagian dari berbagai kapasitas yang ada. Para pakar yang duduk bersama kami dan berbicara serta terkadang menulis laporan untuk saya, telah menyerahkan daftar panjang dari kapasitas yang tersedia [dan] bermanfaat bagi perekonomian negara dan semuanya benar; kapasitas-kapasitas tersebut harus dimanfaatkan.

Masalah sekarang negara kita bukan karena kita tidak punya program, [atau] tidak punya proposal yang benar; masalah kita adalah [karena] kita tidak mengikuti proposal dan program yang benar seperti seharusnya; ini inti permasalahannya. Di kalangan elit, makna ini juga mengemuka bahwa masalah Republik Islam, bukan tidak punya proposal yang benar; proposal yang benar banyak, masalahnya adalah kita seharusnya mengikuti proposal-proposal benar itu pada praktiknya sedemikian rupa sehingga mencapai hasilnya; agar hasil-hasilnya dapat kita saksikan kasat mata.

Baik, ada banyak tantangan; tantangan-tantangan itu menciptakan friksi; friksi menciptakan erosi dan kelelahan, yang akan menciptakan masalah. Tantangan-tantangan tersebut harus diatasi. Salah satu di antara tantangan tersebut adalah diri kita sendiri: peremehan dan memandang dangkal pada masalah-masalah; kita senang dengan sebagian hal yang kita lakukan dan tidak memahami pokok permasalahan.

Diskusi retoris dan privat dan intelektual tidak akan menyelesaikan pekerjaan; diperlukan langkah dan aksi. Peremehan dalam praktik, adalah tantangan besar kita. Terkadang berbagai kesimpulan dan perhitungan tidak singkat, lama dan hal ini membuat sebagian orang kecewa. Ini adalah salah satu dari tantangan tersebut.

Terkadang program-program besar mungkin akan tercapai selama satu generasi; harus dijalani dan harus bergerak. Banyak program yang jika kita mulai 10-15 tahun lalu, sekarang kita akan menyaksikan hasilnya. Pada hari ketika di berbagai universitas [marak] dibicarakan tentang gerakan ilmiah di dalam negeri, diungkapkan dengan berbagai kelompok, tidak ada yang mengira bahwa gerakan ilmiah yang tercipta dalam 15 tahun terakhir ini akan terwujud, akan tetapi telah terealisasi; para guru kita, para ilmuwan kita, universitas-universitas kita dan para pemuda berpotensi kita telah mengupayakannya. Kita sekarang dibanding 12-13 tahun lalu, di sektor ilmiah telah mencapai kemajuan signifikan dan terkadang sangat menakjubkan di sejumlah bidang. Kita harus memulai sekarang, 15 tahun nanti, 20 tahun mendatang, kita akan menyaksikan hasilnya.

Salah satu tantangan kita adalah opsi paralel dan mudah akan tetapi fatal; ini merupakan di antara tantangan kita. Saya tidak lupa pada masa kepresidenan saya—terkait 25 tahun lalu—untuk mengimpor sebuah barang yang dibutuhkan masyarakat, yang kita berupaya keras untuk mendapatkannya dari Eropa, [pada saat yang sama] orang-orang Afrika juga memiliki barang yang sama, dengan kualitas bagus, [akan tetapi] rekan-rekan berwenang tidak siap. Telah diimbau, ditekankan, dalam pertemuan yang kami gelar bahwa mereka telah membenarkan dan mengakui, tarik-ulurnya sulit; urusan dengan orang-orang Eropa lebih mudah. Opsi paralel yang mudah akan tetapi pada saat yang sama merugikan, yang akan memposisikan seseorang pada kesulitan, melemahkan sahabat dan memperkuat musuh, serta menyerahkan kontrol urusan di dalam negeri ke tangan orang-orang yang dalam batin memusuhi kita.

Salah satu di antara banyak tantangan adalah ada pihak yang mengira bahwa jika kita melepas prinsip-prinsip ideologi Republik Islam, maka jalan akan terbuka dan gerbang-gerbang yang tertutup akan terbuka, di mana ini adalah sebuah kekeliruan besar dan fatal. Akan tetapi rekan-rekan kita di pemerintahan bertindak sesuai prinsip; benar-benar meyakini Revolusi, meyakini prinsip-prinsip Revolusi, meyakini nilai-nilai Revolusi; saya tidak menyimpan ketidakpuasan dengan mereka, akan tetapi secara keseluruhan, sebagian pejabat kita beranggapan jika sebagian dari prinsip dan nilai-nilai tersebut kita lepaskan, maka banyak pintu yang akan terbuka bagi kita; padahal tidak demikian; ini adalah kesalahan besar dan kami telah menyaksikan dampak dari kekeliruan tersebut di sejumlah negara lain—yang saya tidak akan menyebutkan terperinci—dalam beberapa tahun terakhir. Jalan kemajuan adalah perjuangan, penekanan pada prinsip-prinsip.

Salah satu di antara tantangan lain adalah ada pihak yang beranggapan bahwa rakyat sudah tidak sabar; tidak, rakyat telah bersabar [menghadapi] berbagai kesulitan. Jika dijelaskan dengan benar kepada masyarakat, jika kenyataan dijelaskan secara jujur kepada masyarakat, masyarakat kita adalah masyarakat yang loyal; mereka akan tegak berdiri dan berjuang.

Salah satu tantangan lain, keraguan dalam kemampuan dalam negeri; [bahwa] tidak mempercayai para ilmuwan muda kita, tidak mempercayai kelompok-kelompok sipil dan swasta dalam masalah ekonomi, ini adalah di antara tantangan yang ada. Harus ada kepercayaan, masyarakat harus dilibatkan dalam gerakan besar ekonomi negara.

Pada akhirnya apa yang kita perlu kita lakukan di sektor yang berkaitan dengan ekonomi muqawama, salah satunya adalah tekad kokoh; kita harus berupaya dengan tekad kokoh agar ekonomi muqawama terealisasi di dalam negeri dengan makna yang sesungguhnya; juga menghindari peremehan, menjauhi kenyamanan dan juga pengandalan pada manajemen jihad, manajemen-manajemen jihad yang telah saya kemukakan tahun lalu dan juga telah saya tekankan bahwa itu bukan hanya untuk tahun ini akan tetapi selamanya; kita selalu membutuhkan manajemen jihad.

Pada tahun-tahun pertama Revolusi, di era perang dan selama 30-sekian tahun, setiap kali besandar pada manajemen jihad, kita selalu berhasil. Terkadang manajemen jihad terkadang menyebabkan kerugian akan tetapi akan maju dan akan berhasil.

Bersandar pada kekuatan Allah Swt, bertawakkal kepada-Nya, melaksanakan tugas dengan manajemen dan logika namun dibarengi tekad kokoh, dan maju tanpa ragu, tanpa rasa takut dari semua sisi; itulah manajemen jihad. Tentunya perluasan permanen budaya yang sesuai dengan ekonomi muqawama juga penting; semua pihak, IRIB dan juga para pejabat pers dan media serta para pejabat pemerintah dan pejabat yudikatif, para imam shalat Jumat di seluruh wilayah negara, dan semua orang yang memiliki podium dan dapat berbicara dengan masyarakat, harus menyebar-luaskan budaya yang sesuai dengan ekonomi muqawama termasuk penghematan dan juga konsumsi produk dalam negeri.

Namun terkait penghematan dan juga konsumsi produksi dalam negeri, paling utama ditujukan kepada para pejabat negara, karena salah satu konsumen terpenting di dalam negeri adalah pemerintah; pemerintah harus menekankan, bertanggungjawab dan komitmen untuk menggunakan produksi dalam negeri; dan tidak mengapa dengan sedikit toleransi. Terkadang disebutkan bahwa barang ini, tidak punya kualitas luar negeri; tidak mengapa, jika kita ingin [produk] itu berkualitas, maka kita harus membantunya. [Jika] kita membantu, kualitasnya akan meningkat dan jika tidak, akan semakin menurun.

Perlawanan serius terhadap impor tidak logis, merupakan salah satu tugas penting; perlawanan serius terhadap penyelundupan, adalah salah satu di antara tugas penting, memperhatikan sektor industri kecil dan menengah—yang tahun ini, saya tekankan pada awal tahun—adalah salah satu tugas yang sangat penting. Revisi dalam politik keuangan dan aktivitas sistem perbankan negara, yang juga telah saya singgung di awal tahun serta para pakar dan pihak-pihak yang peduli, dalam hal ini telah mengemukakan penjelasan penting yang harus didengar dan diperhatikan. Ini semua adalah tugas-tugas yang harus kita laksanakan.

Meski demikian syarat utama realisasi itu semua adalah sehati dan sekata, yaitu solidaritas yang dijelaskan oleh presiden terhormat; pemerintah harus dibantu, para pejabat negara harus dibantu, [karena] mereka pada titik poros. Konflik-konflik berlebihan, pelontaran isu-isu marginal harus dihindari; pelontaran isu-isu marginal dari pihak mana pun tidak dapat diterima dan tidak dikehendaki. Semua harus membantu agar gerakan besar ini insya Allah akan membuahkan hasil. Ini penjelasan kami dalam masalah-masalah ekonomi. Pendapat saya adalah bahwa kita mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan besar di bidang ekonomi dan kita harus berharap bahwa insya Allah kita dapat melalui lintasan ini.

Dalam masalah nuklir, ada tiga poin yang akan saya kemukakan sebagai pendahuluan dan mukaddimah, kemudian saya akan menyampaikan berbagai masalah dalam hal ini.

Poin pertama adalah apa yang akan saya katakan pada pertemuan ini dan pertemuan-pertemuan umum lain, adalah komentar-komentar sama yang saya sampaikan kepada para pejabat, presiden terhormat dan lain-lain pada pertemuan-pertemuan khusus. Jalur propaganda yang kita saksikan dan kita melihatnya diikuti di mana sebagian dari garis-garis merah yang telah secara resmi diumumkan, diabaikan dalam pertemuan-pertemuan khusus, adalah komentar infaktual dan bohong. Apa yang kami katakan kepada Anda di sini atau pada pertemuan-pertemuan umum, sama seperti pernyataan yang kami paparkan kepada rekan-rekan, para pejabat dan tim perunding, semuanya sama.

Poin kedua, menilai tim perunding—rekan-rekan yang selama ini telah memikul banyak beban ini—beramanat, pemberani dan teguh dalam agama; ini harus diketahui semua orang. Sebagian besar hadirin di sini, tidak mengetahui konten perundingan; jika Anda mengetahui mengetahui konten perundingan dan perincian perundingan serta apa yang mengemuka di berbagai pertemuan, maka pasti Anda akan membenarkan apa yang saya kemukakan.

Selain itu, tentu saya mengenal dari dekat sebagian rekan-rekan ini, sebagian saya kenal dari jauh melalui rekam jejak mereka, mereka adalah orang-orang yang teguh pada agama dan beramanat; mereka semua beramanat; tujuan mereka adalah melancarkan urusan negara, mengurai simpul dan sedang berjuang dalam hal ini. Sesungguhnya mereka juga memiliki nasionalisme dan keberanian, di hadapan banyak pihak—yang sekarang saya tidak ingin mengemukakan sebutan tepat proporsionalnya, karena terkadang ada sebutan-sebutan yang benar-benar cocok akan tetapi ya, tidak tepat untuk dikemukakan—dan sesungguhnya mereka menjelaskan, melaksanakan dan menindaklanjuti sikap mereka di hadapan kelompok tersebut dengan penuh keberanian dan keakuratan.

Poin ketiga adalah tentang para kritikus terhormat. Saya tidak menentang kritikan, tidak mengapa, kritikan itu perlu dan membantu, akan tetapi semua pihak harus memperhatikan hal ini bahwa mengkritik lebih mudah dari melakukan. Dengan mudah kita melihat kelemahan pihak seberang di titik mereka berada, di saat ancaman-ancaman, kesulitan-kesulitan, kekhawatiran-kekhawatiran dan masalah-masalahnya tidak terlihat. Sama seperti [ketika] Anda berdiri di tepi sebuah kolam renang dan sedang mengamati; ada seseorang yang berdiri di papan lompat, dari jarak 10 meter untuk terjun. Lalu, dia terjun, Anda yang berdiri di tepi kolam renang mengatakan. Itu! Kakinya tertekuk, lututnya tertekuk; ini sebuah kelemahan. Benar, itu kelemahan, akan tetapi cobalah Anda menaiki papan lompat itu dan lihatlah permukaan air dari ketinggian 10 meter, setelah itu berikan pendapat! Mengkritik itu mudah. [Tentunya] ungkapan saya ini jangan sampai menghalangi kritikan; kritiklah akan tetapi perhatikan bahwa kritikan harus berarti bahwa pihak seberang mungkin telah mengetahui kelemahan-kelemahan yang kita kritisi, [namun] mereka telah sampai pada kesimpulan ini, atau keharusan telah menyeret mereka pada titik tersebut, atau karena berbagai alasan lain. Meski saya tidak ingin mengatakan bahwa mereka maksum; mereka tidak maksum, mungkin saja manusia keliru dalam menentukan dan dalam beraksi, akan tetapi yang terpenting adalah kita meyakini amanat, keteguhan dalam agama, kehormatan dan keberanian mereka. Ini adalah tiga poin penting yang saya paparkan sebagai mukaddimah komentar saya.

Saya akan membeberkan sejarah singkat dari perundingan ini. Perundingan ini yang secara aktual telah melampaui berbagai perundingan kita dengan Kelompok 5+1; perundingan dengan orang-orang Amerika. [Pihak] yang menginginkan perundingan adalah Amerika. Berkaitan dengan pemerintahan periode ke-10. Perundingan ini telah dimulai sebelum masa tugas pemerintahan sekarang. Mereka meminta, menunjuk perantara dan salah satu tokoh terhormat regional datang ke sini dan bertemu dengan saya, mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat menghubunginya dan memintanya serta berkata bahwa kami ingin menyelesaikan masalah nuklir dengan Iran dan ingin mencabut sanksi-sanksi.

Ada dua poin mendasar dalam ucapannya: di antaranya bahwa kita, Iran, akan diakui sebagai sebuah kekuatan nuklir; kedua dikatakannya bahwa kami akan mencabut sanksi-sanksi secara gradual selama enam bulan. Mari kita duduk dan berunding, agar ini terwujud. Saya katakan kepada mediator terhormat itu bahwa kami tidak mempercayai orang-orang Amerika, kata-kata mereka tidak dapat diandalkan. Dia mengatakan sebaiknya Anda mencoba; kami katakan baiklah, kali ini pun kami akan mencoba. Perundingan dimulai seperti ini.

Satu poin yang akan saya katakan untuk diperhatikan para pejabat dan semua orang; dalam berbagai konfrontasi diplomatik global, logika konfrontasi diplomatik global menuntut agar kita memperhatikan dua arena. Salah satu arenanya adalah realitas dan aksi; sebuah arena realitas dan aksi di mana ini merupakan arena utama. Di arena realitas dan aksi, pihak berwenang yang menindaklanjutinya, akan menciptakan aset-aset di arena aksi, memproduksinya; ini salah satu arenanya. Arena berikutnya adalah diplomatik dan politik di mana aset-aset yang ada di arena diplomatik dan politik ini, diubah menjadi konsesi untuk negara, diubah menjadi kepentingan nasional. Jika di arena pertama, hadir dengan tangan kosong, di kancah kedua tidak ada yang dapat dilakukan; di arena pertama—yakni di kancah amal dan realitas di medan—harus ada capaian dan aset-aset.

Pada hari ketika kita memasuki perundingan ini, kita telah memiliki capaian-capaian signifikan; kita merasa masuk [dalam perundingan] dengan tangan kokoh. Capaian-capain kita kala itu termasuk di antaranya kita sendiri telah mampu di saat semua kekuatan nuklir dunia menolak memberikan kita bahan bakar nuklir 20 persen untuk pusat [riset] nuklir Tehran—di mana kita memerlukan obat-obatan nuklir—dalam kondisi disanksi kita mampu memproduksi bahan bakar nuklir ditingkat 20 persen, [kemudian] kita mengubah bahan bakar 20 persen itu menjadi lempengan bakar dan memanfaatkannya. Pihak seberang tersekak! Panjang ceritanya, mungkin banyak dari Anda sekalian yang mengetahui; dalam perundingan panjang, mereka tidak bersedia memberikan kita [bahan bakar] 20 persen—yakni menjualnya—atau mengijinkan pihak lain menjualnya kepada kita. Kita katakan bahwa kita akan memproduksinya di dalam negeri; para pemuda kita, para ilmuwan kita, sekelompok orang yang bekerja keras, penuh harapan dan percaya diri ini, telah mampu menyilaukan mata pihak seberang; mereka telah memproduksi [bahan bakar nuklir] 20 persen. Dan Anda perhatikan, kemungkinan saya juga telah mengatakannya, dalam proses pengayaan nuklir, bagian penting dan sulit adalah proses dari tiga dan empat persen menuju 20 persen; dari 20 persen menuju 90 persen adalah proses yang sangat mudah. Ketika seseorang telah sampai pada 20 persen, maka tahap-tahap berikutnya sangat mudah. Bagian sulit dan pentingya adalah tahap 3-5 persen menuju 20 persen. Jalan sulit ini telah ditempuh oleh para pemuda kita dan memproduksi [bahan bakar nuklir] 20 persen serta lempengan bahan bakar; ini adalah satu di antara capaian kita.

Dengan semangat seperti ini kita memasuki perundingan. Strategi perlawanan dan kesabaran menghadapi berbagai tekanan telah membuahkan hasil. Orang-orang Amerika mengakui bahwa sanksi tidak efektif, sebagaimana mereka terus menekankannya; ini benar-benar analisa yang benar. Orang-orang Amerika sampai pada kesimpulan bahwa sanksi sudah tidak lagi memiliki efek yang diinginkan. Mereka mencari-cari jalan lain—waktu hampir akhir; saya harus cepat-cepat menyampaikan banyak topik—mereka menyadari bahwa kita tanpa ketergantungan dapat mencapai teknologi modern; kita juga memasuki perundingan dengan logika ini dan bertawakkal.

Meski demikian, kita tidak mengabaikan kehati-hatian. Sejak awal, perspektif kami terhadap para perunding dan pihak Amerika adalah pandangan skeptis. Berdasarkan pengalaman yang kami miliki, kami tidak mempercayai mereka, [oleh karena itu] sejak awal kami terjun dengan pertimbangan. Pandangan kami juga jika seandainya mereka bersikeras pada tuntutan mereka dan tidak mengapa; kami siap untuk menebus harganya, yakni kami juga tidak beranggapan bahwa dalam sebuah perundingan tidak ada yang ditebus, tidak boleh ada regresi dalam sejumlah masalah; tidak demikian, kami siap untuk menebus harganya dengan benar, logis dan rasional; hanya saja kami mengupayakan kesepakatan yang baik.

Saya juga akan mengemukakannya di sini: kami juga mengatakan kesepakatan yang baik, pihak Amerika juga mengatakan kesepakatan yang baik; hanya saja yang kita maksud dengan kesepakatan baik adalah yang fair dan adil. Mereka ketika mengatakan kesepakatan yang baik, adalah kesepakatan totaliter. Kami sedikit maju dalam perundingan, maka mulailah tuntutan berlebihan mereka; setiap hari [ada] pernyataan baru, alasan baru; enam bulan menjadi satu tahun, menjadi lebih lama, perundingan berlanjut dengan berbagai dimensi, tawar-menawar dan berbagai tututan berlebihan membuat perundingan semakin lama, mereka mencancam, mengancam dengan sanksi lebih luas, bahkan ancaman dengan penggunaan militerisme; mereka mengemukakan ancaman-ancaman itu; di atas meja dan di bawah meja, serta hal-hal yang telah Anda dengar. Inilah perilaku mereka hingga hari ini.

Siapa pun yang menelaah perjalanan tuntutan orang-orang Amerika selama ini dan melihat kualitas apa yang mereka katakan, akan sampai pada kesimpulan ini; salah satu di antara dua poin mendasarnya adalah: tujuan mereka mencerabut dan menghancurkan industri nuklir negara; inilah tujuannya, mereka mengupayakan ini; maksud mereka adalah menghancurkan esensi nuklir negara; meski mungkin ada sebuah nama, sebuah papan bergambar tidak bermakna dan sebuah karikatur, akan tetapi mereka berniat tidak membiarkan gerakan nuklir negara ini, industri nuklir sebuah negara terealisasi dengan tujuan-tujuan yang dimiliki Republik Islam. Kami telah mengumumkan bahwa hingga tanggal jatuh tempo kami harus memiliki 20.000 megawatt energi nuklir, ini merupakan kebutuhan negara; 20.000 megawatt energi nuklir adalah tuntutan urgen negara; ini [angka] yang telah dikalkulasi oleh lembaga-lembaga negara yang tentunya di sela-sela itu terdapat banyak manfaat dan banyak kebutuhan lain yang akan terjawab. Mereka ingin mencegah ini terjadi. Tentu saja, pada saat yang sama mereka ingin menghancurkan industri ini, mempertahankan tekanan, mereka tidak berniat mencabut sanksi secara penuh—seperti yang telah Anda saksikan—mereka juga mengancam akan memberlakukan sanksi lebih luas. Ini satu poinnya.

Poin kedua adalah bahwa pihak seberang kita, yakni pemerintah saat ini dan manajemen saat ini di Amerika Serikat, sangat membutuhkan kesepakatan tersebut; ini sisi lain dari masalah; mereka membutuhkan ini; akan menjadi sebuah kemenangan besar bagi mereka jika mampu mencapai tujuan mereka dalam hal ini. Ini pada hakikatnya adalah kemenangan bagi Revolusi Islam; kemenangan bagi sebuah bangsa yang memiliki seruan independensi; kemenangan bagi sebuah negara yang mampu menjadi teladan bagi negara lain; aparatur manajemen Amerika Serikat membutuhkan [kesepakatan] ini. Semua percekcokan dan tawar-menawar dan pengingkaran janji dan kecurangan yang mereka lakukan, berporos pada dua isu tersebut.

Kami sejak awal masuk [perundingan] secara logis, kami berbicara rasional, kami tidak menuntut berlebihan; kami telah mengatakan pihak seberang telah memberlakukan sanksi zalim, kami ingin sanksi-sanksi tersebut dicabut; baik, ini adalah pertukaran timbal balik, kami tidak keberatan bahwa dalam hal ini kami melepas sesuatu, menerima sesuatu sehingga sanksi-sanksi tercabut; akan tetapi industri nuklir tidak boleh terhenti, tidak boleh terganggu; ini adalah ungkapan pertama; sejak awal kami mengemukakkannya dan menindaklanjutinya hingga hari ini.

Garis-garis merah yang ada adalah yang akan saya jelaskan berikut. Kami telah menyebutkan beberapa hal sebagai poin utama; ini adalah yang terpenting; tentu saja selain itu ada hal-hal lain.

Salah satunya adalah mereka menekankan pembatasan jangka panjang; kami mengatakan kami tidak menerima pembatasan 10 tahun, 12 tahun dan semacamnya; 10 tahun itu adalah seumur hidup; semua yang kita dapatkan selama ini memakan waktu 10 tahun! Benar, rekam jejak nuklir dalam negeri lebih dari itu yang terkadang telah disebutkan di sejumlah pernyataan, akan tetapi pada tahun-tahun awal sebenarnya tidak ada yang dilakukan; langkah-langkah dasar dan utama [dilakukan] sekitar 10-15 tahun terakhir. Kami tidak menerima pembatasan 10 tahun, pembatasan pada tingkat tertentu yang kami terima telah kami sampaikan kepada tim perunding, telah kami katakan tingkat pembatasannya, namun telah kami katakan beberapa tahun pembatasan, kami tidak menerima pembatasan 10 tahun dan 12 tahun, ini adalah yang mereka katakan.

Selama periode pembatasan yang kami terima, upaya penelitian, pengembangan dan pembangunan harus tetap berlanjut, di mana ini juga termasuk di antara garis-garis merah yang ditekankan oleh para pejabat terhormat. Mereka mengatakan kami tidak bersedia melepaskan [hak] riset dan pengembangan; mereka benar. Selama tahun-tahun pembatasan itu, riset dan pengembangan harus berlanjut. Mereka [pihak seberang] berkata lain; mereka mengatakan Anda jangan melakukan sesuatu dalam 10 tahun, 12 tahun atau lebih, setelah itu Anda [dapat] mulai memproduksi, mulai membangun! Di mana ini adalah kesewenang-wenangan ganda, ungkapan salah ganda.

Termasuk di antara poin-poin penting adalah: saya akan jelaskan, sanksi-sanksi ekonomi dan finansial dan perbankan, baik yang berkaitan dengan Dewan Keamanan, atau yang berkaitan dengan Kongres Amerika Serikat, atau yang berhubungan dengan pemerintah Amerika Serikat, semuanya harus segera dicabut ketika kesepakatan ditandatangani; sanksi-sanksi lain juga [dicabut] dalam tenggat waktu rasional. Meski demikian pihak Amerika terkait sanksi-sanksi itu mengemukakan sebuah formulasi rumit, multi-lapis aneh yang tidak jelas juntrungannya; tidak jelas apa yang akan dihasilkan darinya. Telah saya katakan, penjelasan saya jelas, saya tidak terlalu menguasai jargon-jargon diplomatis; apa yang saya katakan jelas dan ini yang saya katakan; ini yang kami maksud.

Sebuah poin mendasar lain adalah bahwa pencabutan sanksi-sanksi tidak berkaitan dengan pelaksanaan komitmen Iran; mereka tidak bisa mengatakan: Anda hancurkan reaktor air berat Arak, kurangi jumlah mesin sentrifugal ke angka ini, lakukan hal-hal ini, lakukan hal-hal itu, kemudian setelah Anda melakukannya, kemudian setelah itu Badan [Energi Atom Internasional] akan datang membuktikan, membenarkan bahwa Anda berkata jujur dan telah melaksanakan hal-hal tersebut, kemudian kami akan mencabut sanksi! Tidak, kami sepenuhnya tidak menerima ini; pencabutan sanksi-sanksi tidak bersyarat pada pelaksanaan komitmen yang akan dilakukan Iran. Tentunya pencabutan sanksi memiliki tahapan-tahapan pelaksanaan, kami menerima hal itu; pelaksanaan pencabutan sanksi harus sesuai dengan pelaksanaan yang dipikul Iran, sebagian dari ini dengan imbalan sebagian dari itu, sebagian lain dari yang ini sebagai imbalan dari bagian lain dari yang itu.

Satu poin mendasar lainnya adalah bahwa kami menolak mensyaratkan setiap langkah dengan laporan Badan [Energi Atom Internasional]. Kami juga pesimis dengan [Energi Atom Internasional], IAEA telah menunjukkan tidak independen, tidak adil, tidak independen karena di bawah pengaruh kekuatan-kekuatan [adidaya], tidak adil [karena] berulang kali berpendapat dan menetapkan hukum bertentangan dengan keadilan. Selain itu, bahwa disebutkan “IAEA harus yakin tidak ada aktivitas nuklir di dalam negeri” ini adalah ungkapan tidak rasional. Lalu, bagaimana mereka yakin? Pada dasarnya [apa itu] yakin? Memangnya mereka harus menggeledah setiap rumah dan sejengkal demi sejengkal wilayah negara ini! Bagaimana mereka dapat yakin? Mensyaratkan dengan masalah ini, tidak rasional, juga tidak adil.

Saya juga tidak menyetujui inspeksi non-konvensional; sama sekali tidak menerima dan tidak setuju interogasi terhadap individu-individu; kami tidak menerima inspeksi terhadap pusat-pusat militer seperti yang sebelumnya telah saya katakan; kami tidak menerima [penetapan] waktu 15 tahun dan 25 tahun—yang selalu mereka katakan 15 tahun ini yang ini, 25 tahun untuk yang itu—dan waktu-waktu seperti itu; jelas bahwa waktu itu memiliki awal dan akhir dan [pada akhirnya] akan berakhir.

Ini semua adalah poin-poin utama dan penting yang kami tekankan; meski demikian garis-garis merah bukan hanya itu; para rekan perunding mengetahui maksud kami; perinciannya telah kami paparkan kepada mereka; [tentunya] rincian yang dimaksud dan hal-hal yang saya libatkan di dalamnya; banyak perincian yang tidak saya libatkan.

Kita mengupayakan kesepakatan. Jika seorang berkata bahwa di antara para pejabat Republik Islam ada orang yang tidak menginginkan kesepakatan, dia berbohong; semua orang harus mengetahui ini. Para pejabat Republik Islam—saya, pemerintah, parlemen, lembaga yudikatif, berbagai instansi keamanan, militer dan lain-lain—semuanya sepakat dalam hal ini dan kita setuju bahwa kesepakatan harus tercapai. Dalam hal ini sekali lagi mereka setuju bahwa kesepakatan ini harus secara terhormat, seluruh maslahat Republik Islam harus dijaga dengan teliti dan waspada; lagi-lagi tidak ada perbedaan pendapat dalam hal ini; pemerintah, parlemen, saya, dan semua pihak setuju dalam hal ini, pendapat kita semua sama. Kesepakatan harus kesepakatan yang adil dan harus menjaga kepentingan Republik Islam.

Saya juga akan mengatakan ini bahwa kita mengupayakan pemusnahan dan pencabutan sanksi-sanksi; tujuan kami dalam perundingan ini adalah pencabutan sanksi-sanksi; kami benar-benar mengupayakan agar sanksi-sanksi tercabut; namun pada saat yang sama kami menilai sanksi-sanksi itu sebagai peluang. Jangan sampai bahwa ada sebagian pihak yang terkejut bagaimana mungkin sanksi menjadi peluang; bagaimana mungkin sanksi—sesuatu seburuk ini—adalah kesempatan? Sanksi ini membuat kita kembali pada diri kita sendiri; sanksi ini membuat kita memperhitungkan kekuatan tenaga dalam negeri kita, mencari kapasitas internal; bahwa segala sesuatu kita impor dari luar dengan menggunakan uang minyak, bagi sebuah negara seperti negara kita adalah momok terburuk dan masalah terbesar yang sayangnya masalah ini telah menjerat negara kita sejak sebelum Revolusi Islam dan hingga kini masih berlanjut pada batas-batas tertentu yang harus kita hentikan. Kita di bidang ilmiah, di bidang teknologi, di berbagai bidang, mencari berbagai kapasitas dalam negeri, insya Allah di bidang ekonomi juga demikian. Ini adalah pemaparan saya tentang masalah nuklir. Tentunya terkait isu-isu regional juga saya telah mencatat sejumlah catatan, yang kami akan saya paparkan akan tetapi saya melihat jam sudah waktu azan, saya tidak mengganggu Anda lebih lama.

Ya Allah! Demi Muhammad [Saw] dan keluarga Muhammad [Saw], jadikan apa yang kami katakan dan dengar untuk-Mu dan di jalan-Mu dan dalam berkhidmat kepada masyarakat; tuluskanlah niat kami. Ya Allah! Karuniakanlah taufiq-Mu kepada para pejabat negara, para pegiat, di pemerintah, di parlemen, di lembaga yudikatif, di jajaran angkatan bersenjata—yang semuanya berupaya dan bekerja—bimbing dan curahkan hidayah-Mu kepada mereka.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu

(IRIB Indonesia/Leader.ir/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: