Pesan Rahbar

Home » » “Tumpas Teroris” Hanyalah Sandiwara Koalisi AS di Paris

“Tumpas Teroris” Hanyalah Sandiwara Koalisi AS di Paris

Written By Unknown on Saturday, 22 August 2015 | 04:56:00

Pertemuan luar biasa koalisi anti-ISIS, yang terbungkus rapi Selasa lalu (5/6/2015) di Paris adalah hal yang “ekstra” dan “biasa”.


Lebih dari 20 negara bersama Amerika Serikat dan kroni regionalnya menaksir pendekatan dan strategi mereka untuk mengalahkan kelompok teroris. Sebaliknya, PM Iraq Haider Al Abadi menggebrak dengan menyalahkan kurangnya dukungan koalisi terhadap militer Iraq, bahkan sikap koalisi lebih menguntunkan teroris ISIL, hingga kejutan pengambil alihan Ramadi.

PM Iraq menyatakan kekuatan dunia telah gagal di Iraq, kampanye pemboman udara yang dilakukan koalisi tidak maskimal, intelijen, pengawasan dan pengintaian tidak dilakukan. Sedangkan Iraq membutuhkan dukungan dari dunia tetapi kita tidak mendapatkan itu. Dengan kata lain, aliansi pimpinan AS telah gagal di Iraq. 

Negara-negara yang tergabung dalam pertemuan itu, mengatakan siap untuk memasok senjata pada tentara Irak, pernyataan ini berulang kali mereka keluarkan sejak koalisi memulai petualangannya di Iraq.

Sementara Rusia dan Iran telah menyediakan senjata, pesawat, pikiran dan penasihat militer dalam perang melawan teroris ISIS, namun yang cukup aneh, mereka tidak diundang pada pertemuan ini.

Pasukan Koalisi banyak melakukan kesalahan dan pelanggaran, mereka juga tidak memiliki mandat Dewan Keamanan PBB. KTT tidak menyelidiki bagaimana ISIS membiayai pembelian senjata dan merekrut tentara bayaran dari seluruh dunia. Seharusnya mereka malu mereka karena memiliki hubungan keuangan dengan teroris ISIS, terutama pembelian minyak.

Keterlibatan Amerika dalam kebangkitan ISIS hampir tidak bisa dipungkiri. Beberapa sekutunya juga orang-orang yang menciptakan ISIL di Iraq dan Suriah. Mereka sengaja membantu kelompok ekstrimis untuk mengacau, polarisasi dan menciptakan kekerasan seluruh wilayah.

AS mendorong perang proxy di Suriah dengan bekerja sama dengan al-Nusra. Lampu hijau dari negara-negara Teluk Persia dan Turki  dalam upaya mempersenjatai aliansi oposisi yang mencakup afiliasi al-Qaeda, telah membuat tumbuh suburnya kelompok-kelompok ekstrimis di kawasan.

Jika mereka benar-benar ingin mengalahkan ISIS dan al-Qaeda, seharusnya mereka berhenti memberdayakan, melatih dan mempersenjatainya.

Sementara itu, koalisi pimpinan AS terus mengadopsi strategi lamban, dengan tidak ada niat untuk pergi ke mana pun kecuali mengulang apa yang sudah dilakukan. Sementara ISIS terus mengancam bukan hanya rakyat Irak dan Suriah, tetapi juga seluruh dunia. Ancaman regional dan global terbesar saat ini telah menyebabkan salah satu perpindahan orang terbesar dalam sejarah. Hal ini juga memotivasi salah satu perekrutan terluas pejuang asing yang pernah tercatat.

Kesalahan terbesar adalah adanya kepentingan terhadap kelompok teroris yang beroperasi di Suriah dan Iraq.  Itulah yang koalisi lakukan sejauh ini, dan itulah sandiwara pertemuan Paris 2/6, yang sejatinya hanya ingin menekan pemerintah Iraq.

(Arrahmah-News/myartikel/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: