Pesan Rahbar

Home » » WikiLeaks Ungkap Rahasia Saudi Danai Media Australia

WikiLeaks Ungkap Rahasia Saudi Danai Media Australia

Written By Unknown on Saturday, 22 August 2015 | 05:49:00


Kabel Saudi membuka tutup   dari   rahasia sebuah kediktatoran yang tak menentu yang tidak hanya merayakan pemenggalan manusia ke 100-nya tahun ini, namun juga sudah menjadi ancaman bagi negara-negara tetangganya dan dirinya sendiri,” ungkap penerbit WikiLeaks, Jullian Assange pada pernyataannya, Sabtu (20/6).

Dokumen-dokumen pemerintah Saudi yang bocor itu antara lain berisi surat-menyurat antara kementrian Luar Negeri Saudi dan Kedutaan Besar Saudi di Canberra yang berisikan upaya-upaya berkelanjutan Saudi untuk mempengaruhi opini politik dan dan relijius dalam komunitas-komunitas Islam dan Arab Australia.

Dokumen-dokumen itu antara lain berisi instruksi dari pemerintah Saudi kepada Kedubesnya di Canberra terkait pembayaran subsidi besar-besaran dari Kementrian Kebudayaan dan Informasi Saudi kepada surat kabar-surat kabar Arab dan organisasi-organisai media di Australia, yang mengacu kepada beberapa cek yang persatunya senilai 10.000 dolar atau  40.000 dolar. 

Kedubes Saudi juga diperintahkan untuk memberi perhatian khusus terhadap keyakinan relijius dan politik mahasiswa Saudi yang sedang belajar di Australia dimana laporan atas mereka kemudian dikirim ke Mabahith, Direktorat Investigasi Umum dari kementrian Dalam Negeri, yakni polisi rahasia Saudi yang bekerja sama dengan keamanan dalam negeri dan kontra intellijen. Diungkapkan juga bahwa direktorat itu telah merekomendasikan agar pemerintah Saudi mendanai pembangunan masjid-masjid dan aktifitas-aktifitas komunitas muslim Australia.

Dokumen-dokumen itu menunjukkan kekhawatiran besar Saudi atas upaya tokoh-tokoh syiah Australia yang bergabung dalam Dewan Federasi Islam Australia. Kerajaan itu juga mendanai kunjungan-kunjungan tokoh-tokoh wahabi ke Australia untuk membendung pengaruh Syiah disana.

Pihak WikiLeaks mengatakan bahwa bocoran itu juga berisi komunikasi antara pemerintah Saudi dan kedutaan-kedutaannya di seluruh dunia  dengan menyediakan wawasan kunci terhadap operasi-operasi keraajaan dan bagaimana kerajaan mengelola aliansianya serta mengkonsolidasikan posisinya sebagai superpower di wilayah Timur-Tengah, termasuk dengan cara menyuap dan  memilih perwakilan dan lembaga-lembaga utama.

Dokumen-dokumen itu mengungkap upaya ekstensif Saudi untuk mempengaruhi dan menetralisir opini kritis media asing (agar tak mengecam Saudi), termasuk melalui penyebar luasan subsidi dan penggunaan kontribusi moneter.

“Kebanyakan pemerintah-pemerintah dunia terlibat kampanye hubungan masyarakat untuk menangkis kritik dan membangun hubungan dengan daerah-daerah yang telah berhasil dipengaruhi. Saudi Arabia berusaha mengontrol citranya dengan cara pemantauan media dan membeli kesetiaan dari  Australia sampai Kanada beserta seluruh wilayah-wilayah  diantaranya,” ungkap WikiLeaks dalam pernyataan tertulisnya.

WikiLeaks mencatat bahwa Kementrian Luar Negeri Saudi mengakui telah terjadi pembobolan di jaringan komputernya bulan lalu. Pembobolan keamanan itu dilakukan oleh sebuah kelompok yang menamakan dirinya Pasukan Cyber Yaman dimana Saudi Arabia saat ini terlibat intervensi militer dalam perang sipil Yaman.

Menurut WikiLeaks dokumen-dokumen yang bocor itu antara lain berisi ratusan ribu halaman yang berupa gambar yang dipindai dari teks Arab, puluhan ribu file teks, lembar-lembar kerja dan email-email yang telah diletakkan dalam basis data pencarian.

Hingga kini, Kedubes Arab Saudi masih belum mau dimintai konfirmasi mengenai hal ini.
Jumat 19 Juni pukul 01:00, WikiLeaks mulai menerbitkan ”Kabel Saudi”  yang berisi lebih dari setengah juta pesan dan dokumen lainnya dari Departemen Luar Negeri Saudi yang berisi komunikasi rahasia dari berbagai kedutaan Saudi di seluruh dunia. (Sumber; The Sidney Morning Herald).

Aliran Dana Saudi ke Wahabi Indonesia 
Belum keluarnya dokumen operasi Saudi di Indonesia bukan berarti negara ini aman dari dana-dana siluman, dan bukan berarti itu tidak ada. Sejumlah studi tentang gerakan wahabisasi di Indonesia, telah membuktikan adanya aliran dana ke kantong ustad-ustad wahabi yang menjalankan mega proyek Saudi di Indonesia.
Studi itu, juga membuktikan bahwa paham Wahabi cepat berkembang di Indonesia karena adanya aliran dana yang tak terbatas. Di Indonesia tak hanya tanahnya yang subur, berbagai ideologi juga tumbuh subur, termasuk ideologi Wahabi. Apalagi gerakan Wahabi masuk dengan pola yang terorganisir rapi, dengan segudang dana.

Akibatnya penyebaran paham formalisasi agama dan pemaksaan ideologi semakin merebak karena didukung dengan sumber dana yang kuat serta penyusupan yang sudah terencana. Usaha-usaha penyusupan  secara finansial  ini banyak dilakukan kepada orang-orang ‘terkemuka’ yang diduga bisa ‘dibeli’. Apalagi jika orang tersebut adalah salah satu pejabat negara, atau bahkan seorang ‘ulama’ yang memang tergoda ingin menikmati dana tersebut karena tergiur dengan jumlahnya yang cukup fantastis hingga rela menjadi saluran penyebaran ideologi ini.

Dan inilah salah satu penyebab utama perubahan ideologi dan politik di Indonesia masa sekarang. Inilah bentuk intervensi mereka terhadap bangsa Indonesia yang oportunis dan korup, ulama ‘karbitan’ dan kebodohan muslim Indonesia, sehingga orang-orang seperti ini ada yang sadar dan tidak sadar telah membiarkan begitu saja terlaksananya agenda terselubung yang merupakan benih bahaya laten bagi bangsa dan negara.

Arus dana ini tidak hanya membiayai gerakan terorisme, tetapi juga penyebaran ideologi dalam usaha wahabisasi global yang nyaris luput dari perhatian publik. Padahal dari sinilah fenomena infiltrasi paham garis keras memperoleh kesempatan, dukungan dan dorongan yang luar biasa kuat sehingga menjadi bisnis yang menguntungkan bagi ‘agen’-nya. Gerakan transnasional wahabi memanfa’atkan kesempatan ini di Indonesia dan menyusup kesemua bidang kehidupan bangsa.

Mereka berusaha mengubah wajah Islam Indonesia yang santun dan toleran agar seperti wajah mereka yang sombong, garang, kejam, penuh kebencian, dan merasa berhak untuk menguasai. Kekerasan ini bisa kita lihat dalam beberapa aspek seperti, kekerasan doktrinal, tradisi, budaya dan sosiologis. Pertodollar wahabi yang sangat besar jumlahnya masuk ke Indonesia, dilakukan dengan cara menjual agama, mengabdi pada tujuan wahabi yang sebenarnya; memaksakan ideologi, mendirikan negara khilafah dan menguasai pemerintah.

Stephen Sulaiman Schwartz dengan jelas dan meyakinkan, memaparkan aliran dana wahabi dalam usaha-usaha wahabisasi global dan aksi-aksi terorisme internasional yang dilakukan atas nama agama tersebut. Dalam konflik Bosnia, misalnya-dengan dalih membela muslim Bosnia dari ethnic cleansing, wahabi mengambil kesempatan untuk menyebarkan ideologinya dengan membangun infrastruktur pendidikan dan peribadatan hanya sebagai camugflage penyebaran ideologi mereka. (Stephen Sulaiman Schwatrz, ‘The Two Faces of Islam; Saud Fundamentalism and Its Role in Terrorism (2002)).

Sejak 30 tahun yang lalu penguasa saudi wahabi telah membelanjakan uang yang mungkin sudah lebih dari USD 90 milyar yang disalurkan melalui Rabithat al’Alam al-Islami, International Islamic Relief Organitation (IIRO), dan yayasan-yayasan lain keseluruh dunia untuk membela diri dan memperbaiki citra mereka melalui wahabisasi global. Di Indonesia, Rabithat al’Alam al-Islami dan IIRO menyalurkan dananya-diantaranya-melalui Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), LIPIA, MMI, Kompak, HTI, PERSIS dan lain-lain.

Pemerintah Saudi sendiri mengakui bahwa hingga tahun 2003 sudah membelanjakan uang sebesar US$ 70 M (baca dalam ‘How Billion in Oil Money Spawned a Global Terror Network’, dalam US News & World Report, 15 Desember 2003).
 
(Arrahmah-News/myartikel/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: