Paus Fransiskus, pemimpin umat Katholik dunia, berkunjung ke Kuba dan berjumpa dengan Fidel Castro yang beraliran komunis. Ia memiliki peran penting dalam membangun hubungan Havana dan Washington.
Sekarang ini, Obama dan think tank-nya sedang berusaha untuk mengirim Paus umat Katholik tersebut ke Tehran. Yang jelas, pemimpin 1,2 milyar umat Katholik ini memiliki pendukung di Tehran. Untuk itu, ia bisa mempersiapkan sebuah kondisi yang sangat menarik untuk Washington, terlepas dari imperatif-imperatif yang harus dipertimbangkan dalam kebijakan luar negeri.
New York Times dalam hal ini menulis pada hari Senin kemarin, Paus Fransiskus juga bisa memainkan peran di Tehran seperti peran yang telah ia mainkan di Havana.
JCPOA sebelum sidang umum tahunan PBB bisa merubah sikap Tehran. Akan tetapi, Washington menginginkan suatu hal yang lebih dari ini semua.
Vatikan adalah sebuah negara dengan penghuni yang berjumlah 800 ribu orang dan memiliki posisi penting dalam diplomasi umum dunia. Para pemimpin Katholik pada umumnya memiliki peran kunci dalam berbagai perkembangan dunia.
Dengan membuka sebuah akun di Twitter, Paus Fransiskus telah membangun hubungan dengan umat Katholik dunia. Ia juga memiliki sikap yang tegas tentang kelompok teroris Daʻisy yang memperoleh dukungan Turki.
Paus Fransiskus telah memfokuskan diri dengan baik untuk menjalin hubungan dengan umat Islam dan Kristen. Dalam beberapa bulan terakhir, ia telah melakukan kunjungan ke Afrika. Ia menginjakkan kaki di Uganda, Afrika Tengah, dan Kenya, padahal ketiga negara ini sedang menghadapi problem radikalisme yang sedang didukung oleh Turki dan Arab Saudi. Lebih dari itu, ia juga telah membangun hubungan akrab dengan China, Amerika, dan Kuba. Semua ini menunjukkan bahwa pria berusia 76 tahun ini memiliki sebuah diplomasi yang sangat aktif.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email