Perbedaan corak penulisan naskah Al-Quran yang ditemukan di universitas Birmingham, dengan tulisan-tulisan era Jahiliah, telah menolak klaim para peneliti Inggris yang menyatakan penulisan naskah Al-Quran ini dilakukan sebelum Rasulullah Saw.
Ja’far Hadi Hasan, seorang pakar bahasa Sami (Saami) asal Irak yang bermukim di Inggris, juga dosen telaah Yahudi universitas Manchester, saat wawancara dengan IQNA, dengan menjelaskan hal ini mengatakan, pembenaran klaim bahwa naskah Al-Quran Birmingham ini terkait sebelum masa Rasulullah (Saw) dan ditulis pada masa era awal Islam, kurang lebih sangatlah tidak mungkin, karena bahasa yang ada sebelum munculnya Islam di Jazirah Arab, secara metode, corak, kata dan makna secara global dengan bahasa, kata dan metode-metode Al-Quran sangatlah berbeda.
“Demikian juga, dalam naskah Al-Quran ini, terdapat kata-kata - meskipun itu sedikit - yang tidak digunakan sebelum dan setelah munculnya Islam, kata-kata ini sangatlah marak di kalangan masyarakat berbahasa Arab dan kata-kata baru ini berasal dari Allah Swt,” tambahnya.
Lebih lanjut, pakar bahasa Sami menegaskan, dengan memperhatikan sekumpulan khutbah dan buku-buku meskipun sedikit, yang kita miliki pada masa sebelum Islam (era Jahiliah), dapat diperoleh pengetahuan relatif tentang khutbah-khutbah Arab dan metode serta cara-caranya, dengan demikian kita melihat bahwa corak, khutbah, makna dan kata-kata di era Jahiliah benar-benar sangat berbeda dengan metode, kata-kata dan makna Al-Quran.
“Demikian juga spiritual dan makna yang ada dalam naskah Al-Quran ini, meskipun lembarannya sangatlah sedikit, namun tidak ada dalam era Jahiliah, spiritual yang nampak dalam metode dan logika Al-Quran, secara mutlak tidak ada dalam tulisan-tulisan era Jahiliah,” terangnya.
Dosen telaah Yahudi universitas Manchester Inggris dengan menegaskan ketidakabsahan klaim para peneliti Inggris mengatakan, saya benar-benar menolak klaim baru yang mendasarkan penulisan Al-Quran sebelum era Rasulullah (Saw) dan jika benar, lantas kenapa penulis dan tempatnya tidak dituturkan?
Di penghujung, Ja’far Hasan menegaskan, kesamaan yang ada antara naskah Al-Quran dengan naskah yang ditemukan benar-benar menolak perspektif sebagian para musuh Islam yang mengatakan Al-Quran telah terdistorsi dan saya yakin akan ditemukan naskah Al-Quran lain, yang akan menegaskan keabsahan tidak terdistorsikannya Al-Quran.
Sebelumnya, pakar Irak dengan menegaskan tes radiokarbon adalah metode modern dan kuat untuk membuktikan kekunoan naskah khat, mengatakan, dengan melihat naskah ini kita memahami bahwa ayat-ayat Al-Quran naskah khat ini ditulis dengan khat Hijazi dan dengan tanpa titik dan pemberian harakat dan hal ini menjelaskan bahwa kekunoaanya kembali sebelum 40 Hijriah dan sebelum pemberian titik dan harakat Al-Quran, dikarenakan sebagaimana yang telah kita ketahui, titik dan pemberian I’rab Al-Quran diberikan pada masa Imam Ali (As).
Beberapa sejarawan Britania baru-baru saja mengklaim bahwa naskah Al-Quran yang baru saja ditemukan di universitas Birmingham, Inggris, dikatakan kekunoan naskah Al-Quran tersebut bisa jadi ditulis sebelum Rasulullah (Saw).
(IQNA/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email