Pesan Rahbar

Home » » Gaya Dialog, Diskusi, dan Adu Argumen Kaum Salafi Wahabi

Gaya Dialog, Diskusi, dan Adu Argumen Kaum Salafi Wahabi

Written By Unknown on Sunday 13 September 2015 | 05:18:00


Kaum Salafi Wahabi adalah kelompok yang menempuh cara debat dengan memaksakan pendapat. Mereka tak mau mendengar pendapat orang lain karena beranggapan pendapat orang lain adalah pendapat bidah yang tidak pantas didengar dan diperhatikan. Pendapat orang lain justru harus dibantah dan ditolak tanpa terlebih dulu mempertimbangkan sisi baik dan dalilnya.

Dalam berdebat dan berdiskusi mereka menempuh sejumlah cara dan gaya yang bias diringkas pada poin-poin berikut:

Pertama, fanatisme pemikiran yang tercermin dalam prinsip yang mereka sebut dengan “pengecualian ahli bidah”. Prinsip ini ditujukan kepada semua mazhab dan aliran yang menentang mereka. Selain itu, Ulama Salafi Wahabi juga melarang para pengikutnya untuk membaca buku Ulama-Ulama yang menentang pendapat mereka. Kaum Salafi Wahabi juga melarang para pengikutnya untuk bergaul, bersahabat, dan berinteraksi dengan orang yang menentang pemikiran mereka.

Kedua, cara yang ditempuh oleh orang-orang Salafi Wahabi dalam berdiskusi dan beradu pemikiran adalah tipu muslihat dan menebar isu-isu palsu. Misalnya, menuduh orang-orang yang tidak sejalan dengan pemikiran mereka dengan tuduhan berbuat bid’ah, syikrik, penganut Jahmiyah dan lain sebaginya. Mereka menuduh lawan sebagai musuh as-Sunnah dan musuh Tauhid.


Orang-orang Salafi Wahabi kontemporer telah terbiasa menggunakan istilah-istilah “kafir” dan “sesat” guna memicu permusuhan dengan lawan mereka. Ungkapan-ungkapan itu antara lain yang tercantum dalam kitab as-Sunnah karya Ibnu Ahmad. Ungkapan-ungkapanitu antara lain menyebutkan, “Murjiah itu seperti Shabiah. Murji’ah berkiblat pada Yahudi. Rafidhah itu lebih kafir dari Yahudi dan Nasrani. Dan pengikut Hanafiah itu seperti pencuri.”

Ketiga,
cara yang ditempuh Kaum Salafi Wahabi dalam diskusi dan beradu argument adalah pertikaian, pemukulan, dan penyerangan, bahkan terkadang kontak senjata. Disamping adu argumen, orang-orang Salafi Takfiri juga menempuh jalur pertikaian, penyerangan bahkan pembunuhan ketika kalah secara ilmiah.

Disejumlah Negara di dunia, pernah terjadi pemukulan yang dilakukan beberapa pengikut Salafi Wahabi terhadap orang-orang yang menentang pendapat mereka. Namun yang terjadi justru pemukulan yang dilakukan oleh sejumlah pengikut Salafi Wahabi. Dan kejadian serupa sering terjadi sampai memakan korban jiwa.

Keempat, cara yang ditempuh Kaum Salafi Wahabi dalam berdiskusi dan adu argument adalah mengubah isi buku-buku klasik. Untuk mewujudkan mimpi dan tujuan sekaligus menghadapi orang yang menentang, orang-orang Salafi Wahabi sampai berani mengubah isi buku-buku klasik. Mereka mempermainkan pandangan-pandangan para Ulama atau hadis-hadis yang dianggap berseberangan dengan pemikiran mereka. Mereka kemudian menyulapnya sesuai dengan bentuk yang sesuai dengan pemikiran, pandangan, dan keyakinan mereka. Setelah mempermainkannya, Kaum Salafi Wahabi kemudian menerbitkannya dan berargumen dengan argument yang dapat memicu permusuhan.

Seolah-olah Para Imam yang memusuhi mereka pun telah sepakat dengan apa yang mereka inginkan. Padahal, para Imam itu jelas tidak menginginkan permusuhan.

Begitulah secara ringkas gaya dialog dan diskusi kaum Salafi Wahabi mereka tak pernah berhenti dan lelah dalam memprovokasi umat dengan perselisihan dan permusuhan dan akhir-akhir ini kita lihat dan perhatikan mereka semakin gencar dan massif dalam melakukan provokasi kebencian mazhab. Virus Takfir yang mereka tularkan ke lintas mazhab kalau tak di antisispasi sejak dini akan menimbulkan masalah baru bagi kedamainan dan akan menghancurkan kita sebagai Umat dan Bangsa.

Saatnya sekarang kita bersatu padu dalam menghadapi Para ekstrimis berjubah Agama ini karena RADIKALISME, TAKFIRISME dan INTOLERANSI adalah musuh Agama dan Kemanusiaan..Salam Ukhwah…

(Satu-Islam/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: