Pesan Rahbar

Home » » Hari Arafah; Sunnah Ibrahim dan Pujian-pujian Muhammad (Saw)

Hari Arafah; Sunnah Ibrahim dan Pujian-pujian Muhammad (Saw)

Written By Unknown on Friday 25 September 2015 | 12:14:00


Hari Arafah dianggap sebagai pengenang Nabi Ibrahim Khalil (As) dan Rasulullah Saw) dalam hal ini memiliki pujian-pujian khusus dan doa para pecinta pada hari ini merupakan lantunan Imam Husein (As), doa Arafah penuh dengan pengetahuan agama.

Hari kesembilan Dzulhijjah adalah hari Arafah dan banyak sekali kaum mukminin bertakarub mendekatkan diri kepada Allah dan melakukan sunnah-sunnahNya supaya mendapatkan fadhilah yang tiada tara. Mistik atau irfan dan syariat bercampur dalam hari semacam ini dan sejarah agama penopang kebahagiaan.

Hari Arafah; Sunnah Ibrahimi (As), Pujian-Pujian Muhammadi (Saw)
Sembilan Dzulhijjah setiap tahun merupakan pengulangan sejarah. Mengenang Nabi Ibrahim yang terus berlanjut sampai bintang ketiga langit wilayah kepemimpinan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib (As).
Diriwayatkan bahwa Imam Husein (As) pada hari semacam ini bergerak menuju Kufah dan doa beliau termasuk amalan terpenting para pengikut Ahlulbait suci (As) di hari ini. Keesokan harinya juga merupakan hari besar dunia Islam; Idul Qurban.

Diriwayatkan ketika Jibril (As) mengajarkan adab-adab dan aturan haji kepada penghidup ajaran tauhid ini, Nabi Ibrahim (As), dia ditanya: “Arafta”? yakni Apakah kamu sudah memahami pelajaran yang aku ajarkan?, dan beliau menjawab, “Na’am”, (Iya). Dengan demikian, hari ini merupakan pertama kalinya manusia mengetahui ajaran-ajaran haji dan memahami bentuk penghambaan dan menyerukan kata labbaik pada tauhid. Menurut riwayat tersebut, sejak saat itu hari ini disebut dengan hari Arafah.

Penamaan lain hari ini adalah kembali pada pengakuan manusia, dan memaknainya dengan sabar dan pengembanan. Farhang Mahrush dalam makalah “Difa’ az Ashalat Adiyeh-e Ahlulbait – Muthale’e Mauridi du’ae Arafeh” Pembelaan terhadap keaslian doa-doa Ahlulbait-studi tentang doa Arafah, meyakini bahwa dengan mempertimbangkan pelbagai doa yang ada dalam riwayat-riwayat Islam untuk hari ini, dapat juga sampai pada analisis dan kesimpulan lainnya bahwa kandungan umum doa yang dinukilkan dalam buku-buku Islam untuk hari ini dari sabda suci Rasul adalah pengakuan terhadap dosa manusia, pengakuan terhadap kedudukan Allah dalam semesta, penerimaan kekurangan ibadah di hadapan Allah dengan kedudukan tersebut. Dengan berdasarkan ini, hari Arafah kemungkinan besar adalah hari untuk pengakuan dan pada dasarnya kalimat Arafah juga tak lain berartikan pengakuan.

Fadhilah Hari Arafah
Hari Arafah juga banyak memiliki keutamaan seperti seperti hari-hari suci lainnya, hari ini dianggap sejajar dengan hari-hari Allah, bulan Ramadhan dan dikatakan bahwa seseorang yang tidak terampuni pada hari Ramadhan, maka dapat diampuni pada hari ini.

Riwayat-riwayat gembira lainnya tentang hari ini sudah diberikan, hari dimana setan terhinakan, ternistakan dan terusir sedangkan anak Adam mendapatkan rasa aman diharamkan kepada setan untuk menyentuhnya dan berada dalam naungan inayah Allah dan menyembah Tuhannya.

Hari semacam ini sangat penuh dengan rahmat dan berkah dan buktinya adalah teguran Imam Sajjad (As) kepada seorang peminta yang pada hari ini janin yang ada di rahim ibunya mendapatkan keberkahan dan kebaikan dari Allah sedangkan kamu meminta dari orang lain. Beliau berkata, sungguh celaka kamu, apakah kamu meminta kepada selain Allah pada hari ini? dimana ini menunjukkan urgensitas ibadah dan istighasah keharibaan Allah Swt.

Salah satu anjuran Syiah pada hari ini adalah menziarahi Imam Husein (As). Qulawaih, guru Syaikh Mufid memiliki riwayat yang menarik dalam Kamil al-Ziarahnya, yang merupakan buku referensi dan rujukan Syiah dan riwayat ini sangatlah mutawatir, yaitu menziarahi Imam Husein (As) pada hari Arafah sepadan dengan seribu haji, seribu umroh dan seribu jihad dan bahkan lebih tinggi dari itu semua, dan bahkan disebutkan dalam riwayat, barang siapa yang berada di bawah kubah Imam Husein (As) pada hari Arafah, maka pahalanya tidak kurang dari orang yang hadir di Arafah.

Seperti hari-hari lainnya, pada hari ini dianjurkan untuk beribadah dengan melakukan wudhu, zikir, Al-Quran dan salat. Doa orang-orang Syiah pada hari ini adalah doa untuk mengenang Imam Husein (As), doa yang dianjurkan supaya dibaca secara bersama-sama, seperti amalan-amalan lainnya supaya semua orang berusaha untuk mengumpulkan pahala dan keselamatan Ilahi. Amalan dan fadhilah hari ini seperti menyampaikan pujian kepada Rasulullah dan doa Imam Husein (As) menjadi kreteria hari ini, yang disebut sebagai pengenal dari pengenalan. Pengetahuan yang memuat pengetahuan-pengetahuan agama.

Hari Arafah, Hari Pengetahuan
Adapun pada hari ini disebut sebagai sebuah kriteria dan keistimewaan adalah pengetahuan yang tersisa dari para Maksum (As). Semisalnya adalah dua contoh, pujian-pujian Rasulullah dan imam ketiga.
Pujian-pujian Rasulullah merupakan sejenis pensifatan Allah. Dalam penggalan-penggalan pendek ini menuturkan kekuatan mutlak Allah, yang memiliki qadha di pekuburan dan perintah-Nya berlaku, memiliki kekuasaan atas api neraka dan di surga adalah rahmat. Diberikan keadilan dan ganjaran pada hari kiamat dan langit diangkat ke atas. Bumi di bentangkan dan tidak ada perlindungan kecuali Dia. Kelanjutan penggalan doa ini dari Al-Quran yang berfirman, Subhānallah wal Hamdulillah wa La Ilāha Illallahu Wallahu Akbar, La Ilāha Illallahu Wahdahū La Syarika Lahu al-Mulk wa Lahu al-Hamd, Yuhyī wa Yumīt. Di penghujung pujian-pujian ini juga – dengan pengetahuan yang telah diberikan – diketengahkan permintaan istighfar dan ampunan.

Doa Imam Husein (As) juga penuh dengna zikir Ya Rabb. Yaitu manusia memperhatikan aspek Rububiyyah dan didikan Allah sebagai pendidik manusia. Hari Arafah adalah hari pendidikan yang mendidik manusia dengan aturan dan peradaban Ilahi. Ini sangatlah penting, karena merupakan manifestasi didikan paling rill, mendidik dengan aturan dan adab. Dan beliau di akhir doa mengatakan “Ya Rabb”, dan para sahabat serta rombongannya mengucapkan “Amiin” dan mereka menetap di tempat tersebut sampai tenggelamnya matahari. Sebagian orang membaca doa Arafah dengan cepat, sementara alangkah baiknya melanjutkannya sampai tenggelamnya matahari.

Doa Arafah Imam Husein (As) dimulai dengan tauhid dan kriteria-kriteria qadha dan qodar Allah, mengetengahkan tentang penciptaan Ilahi dan hikmah-Nya. Awal setiap seruan penerang ketiga kaum Syiah yang senantiasa dibarengi dengan karunia dari Allah, “Engkau menjagaku, Engkau menyayangiku, Engkau menyelamatkanku, Engkau mendidikku, Engkau mengilhamkan makrifah-Mu kepadaku, Engkau menyadarkanku, Engkau mengenalkanku, Engkau memahamkanku, Engkau memberikan Rejeki kepadaku, Engkau memberikan nikmat dan lain-lain, dari sisi lain beliau berkata; tidak akan dapat berterimakasih kecuali dengan karunia Allah Swt.

Irfan melambung tinggi dalam doa Imam Husein (As) dan pengetahuan yang didapat dari doa ini menyebabkan hari ini terpenuhi dengan fadhilah sedemikian rupa yang dibarengi dengan pengetahuan agama dan mempersiapkan ranah kehidupan yang baik.

(IQNA/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: