“Lantaran bencana berdarah Mina yang terjadi karena ketakbecusan Al Saʻud, hari raya kita tahun ini, dari Idul Adha hingga Ghadir Khum serta Pertahanan Suci, telah berubah menjadi hari duka.”
Begitu hal ini ditukaskan oleh Sardar Ali Fadhli wakil komandan Basij Mustadhʻafin Iran dalam sebuah jumpa pers di Tehran hari ini.
Memang bencana seperti ini, lanjut Fadhli, bukan bencana pertama yang diciptakan oleh Al Saʻud. Pada tahun 1987 sekitar 28 tahun silam, mereka juga telah membantai jamaah haji Iran dengan landasan sebuah alasan sebelum acara pembebasan diri dari musyrikin dilaksanakan.
“Negara Al Saʻud yang tak becus ini sekarang memang terfokus pada berbagai krisis di negara-negara Islam seperti Suriah, Iraq, Bahrain, dan Yaman dengan memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok takfiri. Tentu, menyetir beberapa krisis dalam satu masa sangatlah sulit. Oleh karena itu, peristiwa berdarah Mina itu pun terjadi,” ujar Fadhli.
Sardar Fadhli menukaskan, banyak keluarga yang telah kehilangan anggota lantaran bencana Mina ini. Saya mengucapkan belasungkawa mendalam kepada mereka atas peristiwa ini.
Pada kelanjutan jumpa pers, Sardar Fadhli mengutarakan urgensi renovasi peristiwa maha penting sejarah Islam yang bernama Ghadir Khum. Pada tahun ini, renovasi peristiwa Ghadir Khum ini akan digelar di 132 titik di seantero Republik Islam Iran.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email