Komandan Tinggi Iran Mayor Jenderal Qassem Soleimani mengatakan Amerika Serikat menggunakan kelompok Takfiri ISIS sebagai alat untuk melawan Muslim.
Jendral Soleimni mengatakan pada hari Selasa (1/9/15) bahwa kelompok Takfiri ISIS adalah bentukan Washington, mencatat bahwa “AS berencana untuk mempertahankan ISIS sehingga akan ada kebutuhan kalangan umat Islam terhadap AS.”
Komandan Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam membuat pernyataan tersebut saat ketika berbicara dengan ulama senior Majelis Ahli Iran, tentang perkembangan di wilayah tersebut.
Komandan militer senior menambahkan bahwa Iran telah menggagalkan rencana Washington di wilayah tersebut.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa Amerika Serikat telah menjadikan kebijakan ini menjadi “alat” untuk mencapai tujuan di kawasan ini.
Kelompok takfiri ISIS telah beroperasi di wilayah tersebut terutama di Suriah dan Irak, dan melakukan kejahatan keji termasuk pemerkosaan, eksekusi, penyiksaan dan perbudakan terhadap semua masyarakat, termasuk Syiah, Sunni, Kurdi, dan Kristen di daerah telah mereka kuasai.
Sejak bulan Agustus 2014, Amerika Serikat dan beberapa sekutunya telah melakukan serangan udara terhadap apa yang mereka gambarkan sebagai posisi ISIS di Irak. Sejak September lalu, beberapa anggota koalisi yang dipimpin AS juga telah menggempur posisi ISIS di dalam wilayah Suriah tanpa otorisasi dari Damaskus atau mandat PBB.
Sementara sebagian besar anggota koalisi yang sama telah lama menjadi pendukung setia kelompok ekstremis Takfiri yang beroperasi menggulingkan pemerintah Suriah selama empat tahun terakhir.
Takut Saudi
Seorang pria Yaman duduk di tengah-tengah reruntuhan menyusul serangan udara oleh Arab Saudi pada ibukota Sana’a pada 31 Agustus 2015. (foto: AFP)
Di tempat lain dalam sambutannya, komandan senior Iran mengecam agresi Saudi terhadap Yaman dan memuji perlawanan para pejuang Ansarullah Yaman melawan serangan mematikan itu.
“Ansarullah sangat terkenal gerakan rakyat Yaman yang banyak diikuti,” tegasnya.
Menyinggung alasan di balik agresi Saudi terhadap Yaman, Jenderal Soleimani mengatakan, “Arab Saudi takut Ansarullah naik kekuasaan dan [karena itu telah] diluncurkan perang terhadaprakyat Yaman.”
Arab Saudi meluncurkan agresi militernya terhadap Yaman pada 26 Maret – tanpa mandat PBB – dalam upaya untuk melemahkan gerakan Houthi Ansarullah Yaman dan mengembalikan kekuasaan mantan presiden negara itu Abd Rabbuh Mansour Hadi, sekutu setia Riyadh.
Lebih dari 4.300 orang tewas dalam konflik Yaman, Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada 11 Agustus, namun sumber lokal Yaman mengatakan angka kematian jauh lebih tinggi. []
(Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email