Syaikh Suhaib Habli, salah seorang ulama Ahlusunnah Lebanon menyebut fatwa grand mufti Arab Saudi tetang pendistorsian Islam dalam film Iran Muhammad Rasulullah (Saw) adalah sebuah politik.
Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari situs el-Nashra, Syaikh Suhaib Habli, dalam sebuah wawancara televisi mengumumkan, serangan grand mufti Arab Saudi dan ketua dewan ulama tinggi negara ini terhadap film Muhammad Rasulullah (Saw) karena ke-Iranannya karya tersebut.
Anggota Himpunan Ulama Muslim Lebanon ini menegaskan, masalah ini menjelaskan kelaziman untuk membedakan antara ulama rabbani dan ulama kerajaan.
Syaikh Suhaib Habli melanjutkan, flim ini menggambarkan tentang masa kecil Rasulullah (Saw) dan menjelaskan kemaksuman beliau sedari kecil sampai menjelang wafat.
“Dengan bertolak bahwa film ini hanya mengambil masa kecil Rasulullah (Saw) semata dan dalam masa ini tidak ada perbedaan antara para pengikut mazhab-mazhab muslim, dengan demikian, karya seni ini sama sekali tidak akan menghantam persatuan muslim,” tegasnya.
Lebih lanjut, Syaikh Habli menegaskan pokok persatuan antar kaum muslimin. “Republik Islam Iran senantiasa menjadi garis terdepan persatuan Islam dan melakukan semua upayanya untuk pendekatan antar mazhab dan tujuan film ini juga tidak keluar dari rute persatuan kaum muslimin,” paparnya.
Dia dengan menjabarkan fatwa Abdul Aziz Alu al-Syaikh, Mufti Wahabi Arab Saudi, mengungkapkan, grand mufti ini mengeluarkan fatwa demikian dengan tanpa melihat film tersebut dan biasanya mufti ini tidak menerima setiap kinerja yang dilakukan oleh Iran Islam dan menolaknya.
Di penghujung, ulama Ahlusunnah Lebanon berterimakasih atas pembuatan film tersebut dan menegaskan, dalam kondisi dimana para musuh Islam – dengan propaganda-propaganda buruk – berupaya mendiskreditkan citra Rasulullah Saw yang penuh kasih sayang, film ini dibuat dengan tujuan menunjukkan citra sejati dan kasih sayang Rasulullah dan akan dapat mensterilkan program-program Islamofobia para musuh.
Grand Mufti Arab Saudi dalam mereaksi flm sinema Muhammad Rasulullah (Saw) besutan Majid Majidi mengkaliam bahwa, film Iran ini menerangkan kefasikan dan distorsi Islam!
Dia dalam melanjutkan klaim-klaim anti-film Muhammad Rasulullah (Saw) mengatakan, Rasulullah (Saw) tersucikan dari tindakan semacam ini dan memiliki sifat yang jelas dan akhlak yang sudah diketahui. Mereka (orang-orang Iran) menggambarkan sesuatu yang tidak riil dan di situ Rasulullah jadi bahan ejekan dan menurunkan kedudukan beliau; karena aksi ini adalah kefasikan dan kontras dengan agama, dan bahkan distorsi Islam dan memperkenalkannya dengan metode seperti ini adalah buruk.
Dengan adanya sambutan luas internasional atas film Muhammad Rasululah (Saw) besutan Majid Majidi, para mubalig dan mufti Saudi bahkan berbulan-bulan sebelum pemutaran flm ini, menambil sikap permusuhan dengan menentang film ini, hanya semata-mata disutradarai oleh orang Iran.
(IQNA/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email