Sering kali para penganut madzhab Syiah dituding murtad atau musyrik karena bertawasul. Padahal tuduhan-tuduhan itu sama sekali tidak beralasan dan jawabannya sangat sederhana.
Hujjatul Islam wal Muslimin Hasan Asadullahi seorang ruhaniawan dan pakar ilmu Kalam di Mashhad saat diwawancarai dengan wartawan Shabestan mengatakan, “Sering kali para penganut madzhab Syiah dituding murtad atau musyrik karena bertawasul. Padahal tuduhan-tuduhan itu sama sekali tidak beralasan dan jawabannya sangat sederhana.”
Beliau menerangkan, “Kami orang-orang Syiah tidak menganggap Ahlul Bait as dan Ma’shumin as sebagai tandingan Tuhan. Mereka adalah kaki tangan Tuhan yang bisa menjadi perantara buat kita. Kita bisa disebut musyrik jika kita menganggap manusia-manusia suci adalah tandingan Tuhan yang sama sekali tidak berada di bawah naungan kuasa Tuhan. Nyatanya kita tidak berkeyakinan seperti itu.”
Tawasul adalah hal yang lumrah dan kita juga menemukannya dalam kisah-kisah Al-Qur’an, seperti kisah saudara-saudara Nabi Yusuf as. Hujjatul Islam Asadullahi mengatakan, “Dalam Al-Qur’an kita membaca bahwa saudara-saudara Nabi Yusuf as pernah meminta sang Nabi Ya’qub as agar memintakan ampunan Tuhan untuk mereka. Sang Nabi pun tidak keberatan dengan hal itu. Jika perbuatan itu salah, Nabi pasti menentangnya.”
Beliau menambahkan, “Dalam kitab Shahih Bukhari jilid 4 halaman 209 juga disebutkan bahwa Umar bin Khattab pernah bertawasul kepada paman Nabi dan berkata, ‘Oh Tuhan, kami bertawasul kepada paman Nabi-Mu maka kirimkanlah hujan kepada kami.’ Jadi sebenarnya tawasul adalah perbuatan yang sah-sah saja.”
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email