Pemberontak Suriah dalam persiapan peluncuran mortir ke arah pasukan pemerintah di Damaskus selatan pada 10 Juni 2013
Menurut pejabat Saudi yang tak ingin disebutkan namnya kepada BBC, pemerintahnya telah meningkatkan suplai senjata ke tiga kelompok pemberontak pemerintah Suriah.
Dikatakannya, pemberontak Presiden Bashar al-Assad menerima senjata modern dengan kekuatan tinggi. Termasuk senjata antitank yang bisa diarahkan.
Pejabat itu mengungkapkan, tiga kelompok yang memperoleh senjata antara lain Jaish al-Fatah, Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) dan Fron Selatan. Adapun ISIS dan Fron Nusra tidak akan memperoleh bantuan peralatan tempur.
Peningkatan suplai senjata ini dilakukan menyusul serangan udara Rusia ke oposisi Suriah. Tiga kelompok yang memperoleh senjata antara lain Jaish al-Fatah, Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) dan Fron Selatan. Adapun ISIS dan Fron Nusra tidak akan memperoleh bantuan peralatan tempur.
Pejabat itu tak menampik kemungkinan pengiriman misil kendali peluncur dari darat ke udara ke kelompok perlawanan. Kendati sejumlah pejabat Barat khawatir senjata tersebut akan jatuh ke tangan ISIS.
Sejumlah negara Teluk Arab telah menyatakan kekhawatirannya akan keterlibatan Rusia di Suriah yang akan memicu jihad baru.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi Adel Al-Jubeir mengancam Presiden Suriah Bashar al-Assad harus segera mundur dari jabatannya. Jika tidak, maka Arab Saudi akan mengerahkan kekuatan diplomatik untuk menggulingkan Assad.
Ancaman tersebut dikeluarkan al-Jubeir pada sidang Majelis Umum PBB di New York, Selasas 29 September 2015 menyusul sejumlah pertemuannya dengan negara-negara sekutu.
Arab Saudi menolak ajakan Rusia untuk membentuk koalisi internasional yang akan membantu Assad melawan kelompok ISIS.
Serangan Rusia ke kelompok oposisi Suriah sudah berlangsung selama lebih dari sepekan. Rusia mengklaim serangan ditujukan ke ISIS. Kendati Rusia tak menampik menyasar kelompok lain yang telah masuk dalam daftar target.
(Satu-Islam/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email