Pasukan Chechnya dibawah pimpinan Ramzan Kadyrov
Pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov mengatakan, Rusia sejatinya memiliki ‘senjata rahasia’ untuk bisa mengalahkan kelompok ISIS. ‘Senjata rahasia yang dimaksud menurut Kadyrov, adalah pasukan Chechnya yang dia juluki sebagai pasukan kematian bagi ISIS.
Karena itu telah meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengizinkan pasukannya terjun ke Suriah. Pasukan Chechnya, dia juluki sebagai pasukan kematian bagi ISIS.
Sebagaimana dilansir South China Morning Post, Senin 5 Oktober 2015, Kadyrov mengatakan, dirinya sudah mengajukan proposal kepada Rusia agar memperbolehkan mereka bertolak ke Suriah, dan membantu militer Rusia dalam melawan ISIS.
Dirinya yakin, bila permintannya dikabulkan oleh Rusia, maka pasukan yang dia pimpin akan dengan mudah bisa mengalahkan ISIS. Sebab, menurutnya ISIS tidak memiliki pengalaman bertempur yang cukup banyak, berbeda dengan pasukan yang ia miliki.
“Para teroris tidak tahu seperti apa perang yang sebenarnya, karena mereka hanya menjadi sasaran serangan udara. Mereka tidak memiliki pengalaman aksi militer nyata, “kata Kadyrov dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Rusia.
“Jika permintaan kami dikabulkan, itu akan menjadi perayaan bagi kami. Tapi, keputusan apakah kami boleh bertolak ke sana (Suriah) atau tidak ada di tangan pemimpin kami,” sambungnya.
Kadyrov mengaku sangat berharap permintaannya tersebut dikabulkan oleh Pemerintah Rusia. Menurutnya, sangat disayangkan jika Rusia hanya melakukan serangan udara di Suriah, dan tidak mengirimkan pasukan darat ke negara tersebut, di saat pasukan Chechnya sangat siap untuk berperang melawan ISIS.
Pasukan Chechnya di bawah pimpinan Kadyrov memang dikenal sebagai pasukan bayangan di Rusia. Kadyrov menyatakan bahwa para prajuritnya telah bersumpah untuk melawan terorisme sampai akhir.
“Ini bukan omong kosong, saya meminta izin untuk pergi ke sana (Suriah,-red) dan berpartisipasi dalam operasi khusus,” kata Ramzan Kadyrov dalam wawancara dengan radio RSN, sebagaimana dilansir RT News pada hari Jumat 2 Oktober 2015.
“Saya ingin mengatakan bahwa pada tahun 1999 ketika republik kita (Chechnya,-red) diserbu para teroris, kita bersumpah diatas Al-Quran melawan mereka di mana pun mereka berada,” tegas Pemimpin Chechnya tersebut.
Pemimpin Chechnya juga menaskan bahwa pasukan khusus Chechnya memiliki kesiapan tempur tingkat tinggi dan memiliki pengalaman melawan terorisme.
“Ketika teroris di Suriah mengetahui kita (Pasukan Chechnya,-red) sedang menuju Sana (Suriah,-red), mereka (teroris,-red) akan segera keluar. Karena teroris memiliki sedikit pengalaman dalam peperangan,” ungkap Pemimpin Republik berusia 38 Tahun ini.
(Satu-Islam/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email