Setiap fenomena dan peristiwa kebanyakan dapat digambarkan dengan cara-cara tertentu. Misalnya dihiasinya kota dengan lampu yang berwarna warni menjadi tanda bahwa penduduknya sedang merayakan sesuatu.
Hujjatul Islam Habib Abbasi ketua tim penjawab syubhat di Yayasan Wali Ashr saat diwawancarai oleh wartawan Shabestan menjelaskan falsafah dan arti mengenakan pakaian hitam di hari-hari Muharram yang biasa dilakukan oleh para pecinta Ahlul Bait as.
Beliau menjelaskan, “Segala jenis emosi manusia kurang lebih bisa diekspresikan dengan menggunakan simbol. Layaknya emoticon yang sering kita gunakan sehari-hari saat mengirim sms atau pesan instan, berpakaian hitam juga merupakan sebuah simbol yang menunjukkan emosi kita.”
Hujjatul Islam Abbasi mengatakan, “Berpakaian hitam adalah simbol kesedihan. Jika kita melihat orang-orang berpakaian hitam di bulan Muharram kita menyadari bahwa mereka sedang berduka cita. Ya, kita sebagai pecinta Ahlul Bait as mengenakan pakaian-pakaian berwarna hitam untuk memperingati tragedi Karbala, tragedi dibantainya cucu Rasulullah saw dan keluarga serta sahabatnya karena mereka tidak mau ditindas orang-orang yang zalim.”
Sambil membacakan riwayat-riwayat berkenaan kesedihan para Imam Ma’shum as di bulan Muharram, beliau menjelaskan, “Banyak sekali riwayat yang mengatakan bahwa tidak hanya di hari Asyura dan Tasu’a saja, namun begitu bulan Muharram tiba para Imam kita tidak pernah terlihat tertawa, mereka selalu meneteskan air mata.”
Sebagai pengikut Ahlul Bait as, di saat mereka bersedih kita juga harus bersedih; begitu juga saat mereka senang kita selayaknya merasa senang.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email