Para pemudi Palestina semakin banyak mengambil bagian dalam unjuk rasa anti-Israel di Tepi Barat yang diduduki. (Foto: AFP)
Semakin banyak para pemudi Palestina berpartisipasi dalam protes terhadap rezim Israel setelah meningkatnya ketegangan di wilayah-wilayah pendudukan dimana gelombang kekejaman mematikan terhadap warga Palestina selama beberapa hari terakhir.
Meskipun menghadapi tembakan peluru karet, gas air mata, granat dan bahkan nyawa mereka, para pemudi Palestina mengesampingkan rasa takutnya dari penahanan dan penyiksaan untuk bergabung di lini depan bersama dengan para pemuda dan menantang kehadiran para penyusup.
Wanita
Palestina menuntut diakhirinya pendudukan Israel. Mereka juga menjadi
korban dalam upayanya membebasan tanah mereka dari penjajah.
Para
pemudi Palestina, bergabung di garis depan, di mana mereka menghadapi
tembakan peluru karet, gas air mata, granat dan bahkan kehilangan
nyawanya. (Foto: AFP)
Mewakili
semua partai politik, perempuan muda Palestina muncul
berbondong-bondong di pertemuan serikat mahasiswa dan demo . (Foto: AFP)
Penangkapan dan penahanan adalah ancaman nyata bagi para pemudi Palestina. Menurut Organisasi Tahanan Palestina (PPS), rezim Tel Aviv menahan 25 wanita Palestina, 15 diantaranya dipenjarakan pada bulan September.
Keberanian mereka dalam menghadapi perlakukan di dipusat-pusat penahanan Israel, mengatakan mereka ingin mengakhiri pendudukan Israel serta “pelecehan” oleh para pemukim ilegal di Tepi Barat yang diduduki.
Wanita
Palestina berlari setelah polisi Israel melempar granat setrum di Kota
Tua al-Quds (Yerusalem) pada 13 September 2015. (Foto: Reuters)
Para
pemudi Palestina mempersiapkan diri dalam bentrokan dengan pasukan
keamanan Israel di kota Tepi Barat al-Khalil (Hebron) pada 7 Oktober
2015. (Foto: AFP)
Selain itu, para pemudi juga hadir dalam pemakaman warga Palestina ditembak mati oleh pasukan militer Israel.
Wanita
Palestina mengibarkan bendera Islam Palestina selama unjuk rasa pada 11
September 2015 di Umm al-Fahm, sebuah kota yang terletak 60 kilometer
sebelah utara Tel Aviv. (Foto: AFP)
“Intifada terus,” kata mahasiswi sastra tahun pertama tahun. []
(Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email