Pesan Rahbar

Home » » AIPAC Adalah Ancaman Serius Bagi Dunia

AIPAC Adalah Ancaman Serius Bagi Dunia

Written By Unknown on Thursday, 19 November 2015 | 21:06:00


AIPAC (American Israel Public Affairs Committee) merupakan lobi Zionis terpenting di Amerika Serikat. Komite ini mulai aktif pada tahun 1951 dan sejak awal pembentukan komite ini ditujukan untuk mengupayakan perilisan undang-undang mendukung Rezim Zionis Israel. AIPAC sejatinya induk dari seluruh lobi dan lembaga Zionis di Amerika Serikat.

Sidang tahunan AIPAC kali ini di Washington seperti tahun-tahun sebelumnya yang disertai berbagai peristiwa. Namun demikian, sidang AIPAC kali ini agak berbeda dengan sidang sebelumnya, pasalnya sidang tersebut digelar di saat AS akan menggelar pemilu presiden. Dengan demikian sidang ini bagi kubu Demokrat dan Republik memilik makna tersendiri. Mereka menjadikan kesempatan ini untuk bersaing memperebutkan dukungan Israel dan warga Yahudi.

Pidato Presiden AS, Barack Obama kali ini mendapat perhatian serius elit politik dan media massa. Obama berupaya sebisa mungkin menjelaskan kepatuhannya untuk terus menjamin keamanan Israel. Ia pun menekankan bahwa dirinya termasuk presiden AS yang paling patuh terhadap Israel dan gigih membela rezim ilegal ini. Poin penting yang patut dicermati dari pidato Obama adalah pernyataannya yang menekankan tidak ada perbedaan antara pandangan kubu Demokrat dan Republik terkait asas membela Israel. Namun demikian Obama masih tetap menyatakan bahwa pemerintahan Demokrat masih lebih unggul dari Republik dalam membela pemerintahan Israel.

Setiap kandidat presiden AS tidak ada yang berhasil memasuki Gedung Putih selama beberapa dekade kecuali dengan bantuan Zionis. Dari sisi ini tidak ada perbedaan antara pemerintahan Demokrat dan Republik di AS. Untuk mengetahui mengapa setiap presiden atau kandidat presiden AS merasa wajib untuk menarik simpati Zionis dan menghadiri sidang AIPAC, merupakan rahasia yang hanya bisa ditemukan jawabannya dengan melacak pengaruh dan posisi lobi Zionis ini di kebijakan luar negeri Amerika.

Populasi warga Yahudi di AS sekitar enam juta orang, angka ini kurang dari dua persen dari totap warga negara ini. Namun Yahudi AS berhasil membentuk komite dan organisasi kokoh serta mengaitkan antara kepentingan Washington dan Tel Aviv berubah menjadi kelompok paling berpengaruh di Amerika Serikat. Kelompok Yahudi ini menjadikan posisi-posisi dan kekuasaan penting di AS sebagai targetnya. AIPAC merupakan lembaga terpenting Yahudi di AS di antara 281 organisasi Yahudi dan 250 organisasi daerah etnis ini di Amerika. Sejak mengawali aktivitasnya di tahun 1951, AIPAC telah menentukan tujuan pastinya. Memperjuangkan kepentingan Israel dan mengupayakan perilisan undang-undang di AS yang mendukung Tel Aviv adalah target berdirinya lobi ini.

AIPAC merupakan induk terbesar seluruh oganisasi Yahudi yang aktif di Amerika Serikat. Lobi ini bertanggung jawab mengorganisir program seluruh organisasi Yahudi AS serta penanggung jawab utama pengumpulan dana bagi Rezim Ilegal Israel. Lobi ini juga memiliki hubungan erat dengan 60 organisasi Yahudi lainnya serta aktif mendukung Israel dengan menciptakan berbagai kanal dari Tel Aviv.

AIPAC memiliki berbagai kantor dan cabang di seluruh wilayah AS dan Palestina pendudukan (Israel). Setiap cabang dipimpin oleh pimpinan cabang. Markas utama AIPAC berada di Washington dan posisi ini memudahkan lobi Zionis untuk mengakses pusat-pusat kekuasaan di AS khususnya Kongres. Anggota AIPAC juga tidak terbatas para etnis Yahudi, selain Yahudi pun diterima sebagai anggota dengan syarat mereka memiliki kesamaan visi terkait dukungan terhadap Israel serta mengarahkan kebijakan AS demi kepentingan Tel Aviv.

Sejumlah warga Kristen AS pun bahkan lebih ekstrim dari Israel. Mereka menilai legal setiap pelanggaran dan pembantaian massal di Timur Tengah. Ketika kita membicarakan anggota dan anasir AIPAC, maka akan kita temukan list panjang tokoh-tokoh berpengaruh di kebijakan luar negeri AS yang berada di list tersebut. Simon Peres, Presiden Israel terkait posisi penting AIPAC mengatakan,”Kita sangat membutuhkan AIPAC sebagai jembatan terbesar antara rakyat AS dan pemerintah Israel.”

Koran New York Times tahun lalu di laporannya terkait pidato Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu di Kongres AS menulis,”Netanyahu harus menyadari bahwa sambutan terhadap dirinya di Kongres bukan karena kebijakan politiknya, namun AIPAC lah yang membeli sambutan tersebut untuk dirinya.” AIPAC setiap tahunnya menggelar sidang yang dihadiri ratusan orang dari seluruh AS dan petinggi Israel. Di sidang tahunan inilah ditentukan kebijakan dasar dukungan AS terhadap Israel. Agenda kerja sidang tahunan AIPAC ditentukan berdasarkan prioritas Israel.

Sementara itu, gelombang kebangkitan rakyat Timur Tengah dan tumbangnya diktator despotik dukungan AS dan Israel seperti Hosni Mubarak di Mesir dan Ben Ali di Tunisia menyadarkan Israel bahwa posisinya di kawasan semakin terancam. Oleh karena itu, AS dan Israel meningkatkan propaganda Iranphobia di tingkat regional dan internasional untuk menutupi kebijakan gagalnya di kawasan serta tumbangnya diktator dukungan mereka. Klaim palsu penyimpangan program nuklir Iran menjadi dalih AS dan Israel untuk meningkatkan represinya terhadap Tehran dan Iranphobia. AS sejak lama telah menerapkan propaganda palsu ini dan memanfaatkan pengaruhnya di Badan Energi Atom Internasional (IAEA) serta melimpahkan kasus nuklir Iran ke Dewan Keamanan PBB untuk mencegah kemajuan teknologi dan ekonomi Iran.

Sementara itu, kemajuan besar yang dicapai Republik Islam Iran di tengah-tengah sanksi Barat menjadi teladan tersendiri bagi seluruh bangsa pecinta kebebasan, khususnya umat Islam di Timur Tengah. Teladan ini juga membuat AS dan kebijakan arogan Israel terancam. Hal inilah yang menjadikan mekanisme menghadapi Iran sebagai agenda kerja sidang AIPAC tahun ini. Sebelum sidang AIPAC para petinggi Israel dan sejumlah pejabat AS gencar menyebarkan isu serangan militer ke Iran dengan alasan Tehran menjadi ancaman keamanan kawasan, negara yang sangat berbahaya dan tengah memproduksi senjata nuklir.

Pidato Obama di sidang AIPAC pun menarget program nuklir damai Iran demi meraih simpati peserta sidang dan Lobi Zionis. Obama mengklaim tidak akan membiarkan Iran berhasil menggapai teknologi nuklir. Klaim Obama ini tidak selaras dengan realita yang ada. IAEA sebagai organisasi yang berwenang menangani program nuklir dunia dalam laporannya berulang kali menekankan status damai program nuklir Iran. Tehran pun tak pernah berhenti menegaskan status damai program nuklirnya.

Di sisi lain, faktor penghambat bagi Dirjen IAEA, Yukiya Amano untuk memberikan laporan transparannya terkait status damai nuklir Iran adalah pengaruh AS dan Israel di organisasi ini. Sementara Israel sendiri bukan anggota Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT) dan memiliki lebih dari 200 hulu ledak nuklir. Di saat seperti ini, Israel malah berkoar-koar menuding Iran tengah memproduksi senjata nuklir dan menekankan serangan militer ke negara ini.

Adapun Obama yang melihat dampak buruk dari seruan Israel dan mengkhawatirkan reaksi Iran terhadap setiap ancaman militer telah memperingatkan Tel Aviv. “Statemen terkait kemungkinan serangan militer ke Iran hanya akan menaikkan harga minyak di dunia,” tandas Obama. Kini rakyat AS harus membayar mahal kebijakan pemerintah mereka yang mendukung penuh dan membabi-buta Israel.

Menurut pengamat independen bahkan sejumlah warga AS, Lobi Zionis khususnya AIPAC suatu saat akan membuat AS porak poranda. Israel hanya memikirkan perang dan merusak, padahal AS tidak lagi memiliki posisinya seperti dahulu dan mampu menjalankan kebijakan luar negerinya berdasarkan kepentingan Rezim Zionis Israel.

Di sisi lain, Sebuah aliansi kelompok aktivis di Amerika Serikat mengumumkan tekad mereka untuk menduduki kantor pusat Komite Urusan Publik Amerika-Israel (AIPAC) pada awal Maret. Demonstran anti-korporasi yang terdiri lebih dari 120 kelompok sedang merancang rencana untuk menempati markas AIPAC di Washington mulai 2-6 Maret. Pernyataan kelompok ini menegaskan, “Setelah Gerakan Occupy Wall Street melanda negara untuk menuntut keadilan sosial dan ekonomi, banyak pihak menyimpulkan bahwa AIPAC merupakan target yang wajib diduduki.”

Masih menurut kelompok ini, “Sekarang, AIPAC berusaha untuk menyeret kita ke dalam bencana perang dengan Iran, sama seperti mereka mendorong perang Irak. Kita harus menunjukkan perlawanan kita dengan mengekspos AIPAC dan berdiri menentang perang dengan Iran.” Gerakan Occupy AIPAC dijadwalkan digelar bertepatan dengan konferensi kebijakan lobi Zionis pada bulan Maret 2012.

(IRIB-Indonesia/Adjeiz/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: