Pesan Rahbar

Home » » Di balik ikhtilaf umat Muhammad saw

Di balik ikhtilaf umat Muhammad saw

Written By Unknown on Sunday 29 November 2015 | 23:20:00


Oleh: Nurul Huda

1. Tubuh suci Rasul saww belum sempat terkuburkan, namun perselisihan mengenai masalah kekhilafahan sudah dimulai, jika seandainya mereka semua mengamalkan wasiat Rasul saww dan membawakan tinta serta pena diakhir hayat beliau, apakah perselisihan ini akan muncul ditengah-tengah masyarakat? Bukhori dalam kitab shohihnya meriwayatkan bahwasanya para sahabat berselisih disamping Rasul saww, sekelompok mengatakan supaya membawakan dan mendatangkan pena dan tinta tersebut, dan sekelompok lainnya menentangnya[1]. Jika mereka mengamalkan wasiat Rasul saww, apakah perlu beberapa orang membuat orang yang tidak jelas serta buatan dengan nama Abdullah bin saba’ dan semua perselisihan dinisbatkan kepadanya, sehingga yang lain yang melakukan kesalahan dan dosa-dosa bersih dari noda noda kesalahannnya? Apakah orang yang menelaah akan bisa menerima penjelasan penjelasan yang tidak masuk akal ini ?

2. Sumber sumber perselisihan kembali kepada orang-orang yang mana:

a. Mereka menyiapkan ladang kepemimpinan untuk Bani umayyah dan Bani abbas, terkhusus Muawiyah. Dan menyebabkan mereka mempermainkan agama Islam dalam bentuk yang mereka inginkan dan mereka menyelewengkan kebenaran.

b. Mereka yang mana telah mengasingkan para sahabat-sahabat setia Rasul saww dari Madinah seperti; Abu dzar, sementara Rasul saww telah bersabda, “saya tidak melihat manusia diatas bumi yang lebih jujur dari Abu dzar”, dan mereka yang mengembalikan orang-orang ke Madinah padahal orang-orang tersebut adalah orang-orang yang telah diasingkan dan diusir oleh Rasul saww seperti Hakam bin ash dan marwan, bahkan khalifah ketiga menikahkan anak putrinya dengan Marwan.

c. Orang-orang seperti Marwan bin hakam dengan merekayasa stempel Ustman telah mewujudkan sarana pembunuhannya, dan dalam perang jamal dia telah menancapkan anak panah pada tholah dan mebunuhnya[2].

d. Orang-orang yang tidak membaiat khalifah yang benar Ali bin Abi Thalib as, dan melakukan peperangan yang bermacam-macam kepadanya, seperti perang Jamal, Shiffin dan Nahrawan. dengan jujur, seandainya Muawiyah, Tholhah, Zubair, Aisyah, dan pembesar-pembesar Khowarij tidak memerangi Ali as, apakah umat Islam akan melihat kebrobokan dan akan menemui keadaan yang ada seperti sekarang ini? Orang-orang Qositin, Marikin, dan Nakitsin itu siapa saja? Dan apa yang telah mereka perbuat untuk Islam?

e. Tidakkah pembunuhan Ustman merupakan sebuah pemicu terjadinya dua perang besar dan menyebabkan sahabat-sahabat terbaik Rasul saww terbunuh? Tidakkah para pengikut perang perang ini adalah tangan kirinya umawi dan marwan dimana mendorong istri Nabi saww maju kedepan dan telah melukai kehormatan Nabi saww dengan paling buruknya luka?

f. Bukankah ini semua adalah orang-orang yang telah melakukan peperangan terhadap Ahlul bait Rasul as dan mengikngkari keutamaan-keutamaan Ahlul bait as, serta membuat hadis-hadis palsu yang menentang Ali as?

3. Muawiyah

Meskipun sekelompok para peneliti dan Ulama Ahlus sunnah telah mencela Muawiyah dikarenakan beberapa hal yang natinya akan kami sebutkan, dan perilaku serta sikapnya yang telah membahayakan umat Islam, akan tetapi pada Kenyataannya masih ada sebagian yang lain yang membela Muawiyah dan menjabarkan kesalahan-kesalahan Muawiyah dan mengingkarinya, terkadang mereka menyebut Muawiyah dengan penulis wahyu (كاتب الوحي), atau Paman (dari ayah) orang-orang mukminin (خال المؤمنين). Sementara Muhammad bin Abu Bakar juga paman (dari ayah) Nabi, tetapi kenapa mereka mereka tidak menyebut Muhammad bin Abu Bakar dengan sebutan ini? Tidakkah Muawiyah adalah orang yang telah memerangi Al-Hasan as cucunya Rasul? Dan setelah perjanjian perdamaian akhirnya Muawiyah membunuhnya (dengan meracun beliau melalui perantara istri beliau)? Tidakkah Muawiyah adalah orang yang telah membunuh Hijr bin udai dan teman-temannya -padahal dia termasuk orang-orang mukmin pertama Islam – dengan dosa karena telah mencintai Ali as? Tidakkah Muawiyah adalah orang yang telah melegalkan akan pencacian dan pelaknatan kepada Ali as?[3] Padahal Rasul saww telah bersabda, “memusuhi Ali (a.s) adalah memusuhi saya”? Tidakkah Muawiyah adalah orang yang telah dilaknat oleh Rasul saww[4]? Tidakkah Muawiyah adalah orang yang telah mengingkari perjanjian damai dengan Imam Hasan as dimana dia telah mempromosikan Yazid anaknya sebagai pengganti setelahnya, dan Yazid adalah orang yang telah membunuh Al-Husain as cucu Rasul saww, telah menyerang Ka’bah, serta telah membunuh orang-orang Madinah secara umum? Apakah Muawiyah tidak ikut serta dalam kriminalitas anaknya? Kenapa istri Rasul saww melakukan peperangan kepada khalifah Rasul? Tidakkah orang yang keluar dari barisan khalifah yang benar dikatakan sebagai terdakwa dan termasuk pemberontak yang zalim ? Kenapa menyalahi perintah al-Qur’an dimana Allah swt telah berfirman, وقرن في بيوتكنّ “isteri-isteri nabi itu harus tinggal di rumah mereka dan jangan keluar dari rumah”, malah ikut berperang melawan Ali as di Bashrah? Tidakkah Rasul saww telah bersabda, يا علي حربك حربي وسلمك سلمي ? dengan adanya hadis semacam ini sama halnya Muawiyah, Aisyah, Tholhah, Zubair memerangi Rasul, karena berperang dengan Ali as tak ubahnya berperang dengan Rasul[5]. Apakah dengan menelaah dan mengenal sejarah secara global -dimulai dari pertanyaan yang mana siapa saja yang telah menyebabkan perselisihan dan kebinasaan Islam dalam masyarakat Islam dimana dampak tersebut masih tetap ada sampai sekarang- akan bisa ditutupi?


Referensi:
[1]– Shohih Bukhori juz 1 bab 83.
[2]– Tarikh Islam Dzahabi, peristiwa perang Jamal dan Usudul Ghobah juz 2 hlm. 469.
[3]– Shohih Muslim juz 2 hlm. 360,/ Shohih Turmudzi juz 5 hlm. 301, dan 309, / Al-Mustadrok Hakim Nisaburi juz 3 hlm. 109, / Tarikh Damsik Ibnu Asakir Syafii juz 1 hlm. 206, 271, 272/ Khoshois Amirul Mukminin Nasa’i Syafii hlm. 48,/ Durorus Simthoin Zarandi Hanafi hlm. 107.
[4]– Shohih Muslim kitab al bir bab man laanahu al-Nabi au sabbahu.
[5]– Al-Mustadrak alas sahihain juz 3hlm. 149, penulis kitab ini mengaku bahwasanya hadis ini adalah hadis yang Shohih (benar)/ Musnad Ahmad bin Hanbal juz 2 hlm. 422/ Mu’jamul Kabir Thabrani juz 3 hlm. 31,/ Tarikh Baghdad juz 7 hlm. 137/ Durul Mantsur juz 5 hlm. 199.

(Hauzah-Maya/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: