Pesan Rahbar

Home » » Di Sebalik Sinetron Islami

Di Sebalik Sinetron Islami

Written By Unknown on Thursday 19 November 2015 | 22:30:00


Apa ada dengan sinetron islami? Mungkin peminat sinetron akan memuji2 tentang apa yang  sinetron ini sarikan untuk mereka. Tentang kebaikan hero2 dan heroin2 nya, tentang yang baik dibalas baik, jahat dibalas jahat dan pastinya semua yang positif.

Apabila menonton sinetron islami (sebagiannya) pasti akan mempertontonkan adegan yang menunjukkan kebaikan di tindas, sehingga akhirnya segalanya berada didalam keadaan berserah diri kepada Allah, hingga Allah membalas segala kejahatan itu juga nantinya. Dan yang baik akan berakhir dengan kebahagian. Hero dan heroin tentu saja asyik menyebut “masyAllah”, “Astagfirullah”,”Subahanallah” dan apa saja yang islami.


Tetapi apa pula yang bahaya dengan sinetron ini? Kita dapat lihat sesuatu yang agak bebas didalamnya seperti sepasang kekasih yang mengadakan hubungan luar nikah, dan bila hendak menikah terjadi pula halangan2nya. Dalam menempuh halangan2 dan dugaan ini tentu saja dipaparkan sifat2 mulia watak2 baik ini hingga mungkin terlalu baik seperti malaikat, kalau betul cara islam, pasangan ini sudah direjam dan tinggallah kisah rejam itu buat peringatan pasangan yang lain. Dapat juga kita lihat adegan ciuman ringan antara pasangan kekasih yang seolah olah dihalalkan islam perbuatan itu. Juga dapat kita lihat hero yang tertekan akan berada di bar dengan berbotol bir tanda kekecewaannya. Mungkin di hari lain akan mengucapkan “Alhamdulillah” di saat beroleh kebahagiaan.

Katakanlah kita yang dewasa dapat berfikir secara logik akal yang sihat dan membezakan yang mana positif dan yang mana negative. Bagaimana pula dengan anak2 kecil yang turut terkena virus sinetron ini? Tambahan pula disaat terlalu asyik menangisi nasib si heroin hingga terabainya tanggungjawab mendidik anak2 untuk menilai baik buruk sinetron itu.

Dan dari asas islam itu sendiri sudah tidak ada dalam sinetron ini (sebagiannya), yang hero berpakaian ala2 barat, yang heroin berpakain ketat juga tidak bertudung/jilbab tapi akan selalu meminta pertolongan Allah di saat ditimpa musibah. Berpeluk bukan muhrim memang sudah dianggap biasa kerana adegan ini tidak kira dimana, khalayak ramai, di hadapan rakan2 dan yang agak mengejutkan dihadapan orangtua pasangan kekasih itu sendiri. Cuba bayangkan ia berlaku didepan mata kita juga dari anak kita, mungkin belakang badan sudah tercacak parang.

Itu sekarang, dan jika Malaysia terus mengimport sinetron2 begini ke Negara ini, tak mustahil dimasa mendatang apa yang disajikan sinetron itu akan dipertonton secara live didepan mata. Subhanallah….

(Emansipasi-Al-kazim/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: