Sejumlah serangan terhadap muslim pasca insiden akhir di Paris terus meningkat secara signifikan.
Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari Reuters, sejumlah serangan terhadap muslim, khususnya serangan terhadap muslimah dan pencoretan tembok-tembok diskriminasi di seluruh penjuru Perancis pasca serangan terbaru di Paris mengalami peningkatan secara signifikan.
Abdullah Dzikri, ketua kelompok pengawas nasional Islamofobia, Jumat (20/11) mengumumkan, sementara seperti biasanya setiap pekan kita telah mencatat empat atau lima serangan terhadap muslim, sejak tanggal 13 November telah tercatat 32 insiden hanya dalam waktu satu pekan.
Demikian juga Dzikri mengatakan, dia memprediksikan bahwa serangan terhadap muslim akan lebih banyak lagi; karena serangan 13 November di Paris yang diemban oleh kelompok teroris ISIS itu merupakan sebuah dalih bagi kelompok nasionalis ekstrem, sayap kanan dan rasisme untuk menarget kaum muslimin.
“Mereka menciptakan nuansa ini untuk menghantam muslim,” tegasnya.
Kelompok lain HAM dengan nama populasi melawan Islamofobia di Perancis juga melaporkan terjadinya 29 serangan dalam satu pekan.
Yasir al-Lawati, Jubir populasi ini mengatakan, telah terjadi banyak laporan dan pengaduan tentang serangan yang dihadapi kaum muslmin dan sejumlah orang berkonsultasi tentang keamanan anak-anak mereka saat pergi ke sekolah.
Sementara Senat Perancis memprediksikan berlangsungnya kondisi darurat tersebut sampai tiga bulan mendatang. Jubir populasi melawan Islamofobia Perancis mengatakan, pengumuman kondisi darurat yang menyebabkan peningkatan pada pengaduan terhadap kekerasan polisi dan kebrutalan mereka yang menyerang ke rumah-rumah masyarakat untuk mengintrogasi dan menangkap mereka.
Perancis merupakan populasi terbesar muslim di kalangan Negara Eropa. Lebih dari 5 juta muslim tinggal di negara ini, dimana kurang lebih 8% telah membentuk jumlah populasi penduduknya.
(IQNA/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email