Barangkali sudah banyak kita dengar gosip bahwa Syiah akan melakukan makar di NKRI. Syiah Indonesia yang jumlahnya mungkin hanya sekitar 500 ribu ini mau melakukan makar dan kudeta, dalam rangka mengganti ideologi Pancasila dengan Wilayatul Faqih. Ya, begitulah gosipnya.
Ini gosip politik yang kita sama-sama tahu lucu, aneh dan pokrol-pokrolan, tapi tidak kurang-kurangnya disebarkan di tengah khalayak sebagai clear and present danger. Seolah-olah para penyebar itu yakin bahwa audiens mereka mutlak tak mampu lagi berpikir lurus dan waras.
Bagaimanapun, kita layak bertanya: Untuk apa komunitas Syiah yang tertatih-tatih menghadapi serangan brutal kelompok intoleran mau berbuat makar seperti itu? Dengan kekuatan seperti apa? Dan siapa yang akan menjadi pendukungnya?
Tentu saja di mata sang penyebar fitnah itu, semua pertanyaan di atas tak penting untuk dijawab. Mereka merasa semua akal sehat manusia telah lumpuh menghadapi berbagai serangan fitnah bertubi-tubi tersebut, dan selalu bertaruh dengan kepenatan kebanyakan orang yang sudah tenggelam dalam urusan keseharian mereka yang rumit.
Fitnah itu juga menyebutkan bahwa Iran berada di balik makar untuk mengganti Pancasila dengan Wilayatul Faqih. Caranya? Mudah sekali: menyekolahkan ribuan WNI ke Iran dan pada 2018 ribuan pelajar itu bakal datang dengan segenap kekuatan, termasuk keterampilan fisik berperang.
Lagi-lagi, bagi para penyebar fitnah ini, tidaklah penting menjawab pertanyaan-pertanyaan ini: mengapa Syiah Iran tidak mencoba melakukan makar serupa di kawasan sekitarnya terlebih dahulu seperti Irak, Azerbaijan atau Bahrain yang mayoritas berpenduduk Syiah? Dan mengapa Iran harus memilih Indonesia yang demikian jauh? Apa motifnya?
Ketika kita bertanya seperti di atas maka kita akan menemukan jawaban-jawaban yang membelasah teori konspirasi abal-abal itu.
Pertama, faktanya, Iran sebagai negara tidak pernah melakukan agresi kepada negara lain, setidaknya sejak 1400 tahun terakhir, yakni sejak jatuhnya Imperium Persia.
Kedua, apa yang terjadi di Timur Tengah sejak Revolusi Islam tahun 1979 menunjukkan bahwa Iran telah mengalami berbagai problematika yang menguras energi dalam negerinya, sehingga untuk apa pula ia melibatkan diri dalam petualangan global yang berisiko seperti mendukung makar komunitas Syiah yang super mini itu?
Ketiga, di samping itu, jika Iran masih memiliki energi yang tersisa, maka tentu sebagai negara yang punya cita-cita besar, ia akan lebih fokus menjaga pekarangan rumah mereka sendiri dan membela sekutu-sekutu terdekatnya seperti Suriah, Irak, Hizbullah dan Hamas yang saat ini sedang berlumuran darah mempertahankan integritas dan eksistensinya.
Keempat, kita semua tahu bahwa di sisi lain, dalam sejarah Indonesia, orang juga bisa membaca bahwa negara ini hampir bisa dikatakan sudah kebal terhadap beragam upaya makar, kudeta dan gerakan serupa lainnya. Begitu banyak kendala geografis, kultural, politik, logistik, dan lain-lain untuk melakukan makar jahat seperti itu. PKI yang menjadi salah satu partai terkuat di zamannya dengan pendukung jutaan orang pun telah terbukti gagal total melakukannya. Apalagi kalau pelakunya hanya segelintir Syiah.
Saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air, fitnah ini tentu disebarkan bukan saja untuk menekan komunitas kecil Syiah, tetapi memiliki tujuan-tujuan lain.
Apa saja tujuan-tujuan lain mereka di balik itu semua? Setidaknya, berikut ini di antaranya:
1. Mengacaukan prioritas isu publik atau yang lebih dikenal dengan istilah “pengalihan isu”.
2. Lempar batu sembunyi tangan atau maling teriak maling, di mana biasanya justru si penyebar isu sendiri itulah yang ingin menguji temperamen publik atas usaha-usaha makar yang tengah mereka rancang. Bila publik bereaksi keras, maka para pembuat makar akan mundur teratur dan mengambil kuda-kuda berbeda.
Mungkin dalam hal ini mereka lupa makna peribahasa, “Siapa mencapak air di dulang akan tepercik ke muka sendiri” dan “Barang siapa menabur angin pasti dia sendirilah yang bakal menuai badai.”
3. Menjadikan permusuhan kepada Syiah sebagai rallying point, basis konsolidasi, dalam rangka melakukan sesuatu yang lebih besar.
Tapi rencana makar secanggih apapun yang mereka rancang, termasuk di antaranya dengan melempar tuduhan palsu dan fitnah keji bahwa sekelompok kecil Syiah di negeri kita akan melakukan makar terhadap NKRI, semoga Allah senantiasa menjaga bangsa dan negara tercinta Indonesia.
(ABI-Press/Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email