Pada masa Rasulullah saw, masjid bukanlah hanya tempat ibadah. Banyak masalah pendidikan terselenggara di rumah Allah ini.
Masjid juga berfungsi sebagai sebuah perguruan tinggi untuk seluruh kalangan masyarakat.
Setelah menggelar salat jamaah, Rasulullah saw biasa menggelar majelis pendidikan yang tidak hanya diikuti oleh kawula muda. Masalah yang berhubungan dengan akidah dan keimanan menjadi prioritas utama masjid Rasulullah saw.
Menurut pengakuan Abu Dzar ra, Rasulullah mengajarkan keimanan kepada kita sebelum beliau mengajarkan Al-Qur’an.
Di samping masalah-masalah keagamaan, Rasulullah saw juga mengajarkan sejarah kepada masyarakat muslim kala itu. Abdullah bin Umar menguraikan, “Pada malam hari, Rasulullah mengupas sejarah Bani Isra’il untuk kita. Kupasan ini kadang-kadang berlanjut hingga larut malam. Pengajar sejarah bukan hanya beliau. Ali juga sering disuruh oleh Rasulullah untuk naik mimbar untuk mengajarkan kita.”
Para sahabat juga aktif menggelar kajian di masjid. Abdullah bin Rawahah memanajemen kelas tauhid dan hari akhirat.
‘Ubadah bin Shamit juga memegang tugas mengajarkan Al-Qur’an dan tulis menulis kepada ahli Shuffah.
Dari banyak keterangan sejarah dapat disimpulkan bahwa aktifitas pendidikan di masjid Rasulullah kala itu berlangsung sangat meriah dan penuh dengan semangat. Malah sebuah kajian kadang-kadang berlanjut dari permulaan malam hingga pagi hari.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email