Denny Januar Ali. (Foto: TEMPO/ Muradi)
Direktur lembaga survey LSI itu meminta pendapat netizen Facebook apakah mereka setuju atau tidak dengan pernyataan bahwa setiap orang boleh saja menjadi Syiah, Ahmadiyah, Sunni, Jehovah, dan segala macam sekte lainnya.
“Bukankah kepercayaan dan agama itu tak bisa dipaksa? Bukankah itu bagian dari hak asasi manusia?” tulis Denny.
Ia juga mempertanyakan pembertiaan tentang Quraish Shihab itu apakah bisa disebut bagian dari hate speech, ujaran kebencian, karena dibelakang tuduhan syiah, ditambahkan kata “sesat”.
“Bukankah setiap keyakinan merasa benar dan menolak dianggap sesat?” lanjutnya.
“Yang penting tidak melakukan tindakan kriminal. Bukankah Meyakini sebuah keyakinan tidak otomatis melakukan tindakan kriminal? Kita tak peduli apakah quraish sihab itu syiah, atau bukan. Jika ia benar syiah, lalu apa salahnya? Jika ia bukan syiah, juga apa salahnya? bagaimana menurut sahabat?” tambah Denny.
Denny juga menambahlan catatan, mengimbau kepada netizen untuk mengekspresikan gagasan dengan cerdas dan santun, serta menauhkan prasangka dan kebencian.
“Speak Up your mind! ekspresikan gagasanmu dengan cerdas dan santun. Jauhkan prasangka dan kebencian. Mari belajar menerima perbedaan pandangan.
Sahabat, mari kita tradisikan bertukar pikiran. Sangat mungkin pandangan sahabat akan dikutip dalam buku yang akan merekam diskusi di rubrik ini. Sangat mungkin juga dikutip wartawan.
Mari kita berdiskusi dengan argumen yang kuat, dengan bahasa yang teduh, dan menghargai perbedaan pandangan. Siapa tahu anda akan menjadi pejuang gagasan. Ajak teman teman mendukung gagasan anda dan ikut dalam survei kecil kecilan ini
Mari belajar menerima perbedaan pandangan”
Hingga berita ini diturunkan, survey kecil-kecilan itu sudah direspon setidaknya 119 komentar. Seperti biasa, ada komentar yang pro dan kontra.
(Islaminesia/Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email