Menjadi pembantu imam berarti mentauladani semua akhlaq beliau yang pada hakikatnya adalah akhlaq Rasulullah saw.
Hujjatul Islam wal muslimin Sayyed Mujtaba Fallah menyatakan bahwa dalam teks doa Shahifah Sajjadiyah nomor 63 disebutkan dengan jelas bahwa tugas masyarakat di zaman kegaiban ini adalah memohon dalam doa-doa kita agar hati imam zaman dilembutkan untuk menerima kita semua sebagai pembantu-pembantu beliau, selain itu kita harus memohon agar imam zaman menjadi lebih kuat dihadapan musuh-musuh Islam.
Lebih lanjut beliau menambahkan bahwa, menjadi pembantu imam berarti mentauladani semua akhlaq beliau yang pada hakikatnya adalah akhlaq Rasulullah SAW. Hal ini ditegaskan dalam Qur’an pada surat Al-Imran ayat 159, “Karena kelembutan Allah padamulah (Rasulullah saw) maka manusia menjadi lembut dan mengikutimu.”
Sayyed Fallah selanjutnya menambahkan hal penting lain yang harus dipahami dari penjelasan Imam Sajjad as adalah, dalam masa kegaiban, masyarakat harus mengetahui ciri-ciri dari pemimpin mereka, dimana imam Zaman adalah pemimpin yang selalu menebar kasih sayang. Hal ini sebagaimana yang Allah SWT sampaikan di surat At-Taubah ayat 128, bahwa Rasulullah SAW adalah pemimpin masyarakat yang paling pengasih dan penyayang diantara orang-orang yang beriman. Namun, kita juga harus tahu kepada siapa Rasulullah SAW bersikap kasih sayang dan pada siapa beliau bersikap keras dan tegas. Hal ini juga merupakan ciri pemimpin yang dimiliki oleh Imam Mahdi as.
Dalam penjelasan selanjutnya Sayyed Fallah menyatakan pada teks doa Shaifah Sajjadiyah ke 47, bahwa tugas masyarakat saat ini adalah mereka harus selalu berusaha mentaati, mendengarkan dan melakukan segala tindakan untuk membahagiakan hati Imam Zaman as. Seperti membantu para ulama yang berjuang dijalan Ahlul Bayt serta berada di barisan para pembantunya yang selalu bekerja dan berusaha memajukan Islam dalam berbagai bidang kehidupan.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email