Lagi ada yang bertanya, kenapa Iran tidak mau menyerang ketika Saudi, Israel dan AS sudah menantang Iran? Apa Iran takut berperang?
Yang bertanya ini mungkin lupa dengan sejarah bahwa pasca Revolusi Islam Iran, Amerika pernah gagal menyerang Iran dalam rangka membebaskan orang-orang mereka di Teheran. Helikopter-helikopter mereka jatuh secara mendadak di padang garam sebelum menyentuh Teheran.
Dia juga lupa bahwa koalisi Barat menggunakan tangan Saddam untuk menyerang Iran. Perang 8 tahun terjadi dan Irak dibawah Saddam tidak pernah mampu menduduki Iran sesenti-pun, meski pada saat itu Iran dalam kondisi sangat miskin sesudah dijarah Syah Reza Pahlevi dan rekening mereka dibekukan.
Itulah hal terakhir yang bisa mereka lakukan dalam menyerang Iran, karena sesudah itu mereka merasa enggan untuk melakukan perang terbuka dan lebih baik melancarkan perang ekonomi dalam bentuk embargo.
Iran tidak mungkin menyerang duluan, karena mereka bukan negara agresor. Mereka defensif, berperang hanya untuk membela diri. Bahkan dengan konsep bertahan saja, mereka difitnah habis-habisan. Apalagi kalau mereka melakukan agresi? Koalisi Amerika dan PBB akan punya alasan kuat untuk menyerang Iran.
Pertanyaannya sebenarnya mudah untuk dibalik. Dengan begitu seringnya tantangan Iran kepada mereka untuk menyerang, kenapa koalisi tidak pernah menyerang negara itu, seperti mereka menyerang Irak, Libya dan Suriah?
Bukankah mudah saja bagi mereka untuk membentuk koalisi menyerang Iran? Atau mengirimkan Al-Qaeda, ISIS dan mujahidin bentukan mereka? Tetapi kenapa tidak mereka lakukan? Apalagi dengan begitu banyaknya pangkalan militer mereka di Negara-negara teluk yang mengepung Iran?
Karena mereka paham, bahwa Iran bukanlah negara sembarangan. Teknologi perang Iran sejajar dengan mereka. Memerangi Iran sama dengan memicu perang dunia ketiga. Ketika Iran sendirian saja, mereka tidak berhasil menghancurkannya apalagi sekarang ketika Iran sudah membentuk pertemanan dengan Rusia.
Ada satu hal yang sangat mereka takutkan. Ketika mereka menjatuhkan satu saja rudal ke Iran, maka Israel akan disapu dengan berbagai macam rudal sehingga rata dan menghilang.
Iran menganut sistem tebas kepala ular, maka badan dan ekornya akan kehilangan keseimbangan. Momen ini yang ditunggu banyak orang, tapi belum ada satupun negara atau koalisi yang berani menyerang Iran. Belum satupun, meski nuklir Iran bisa dijadikan dalih. (=>Denny Siregar)
7 Alasan Amerika Tidak Berani Menyerang Iran
Akhirnya, analis pertahanan AS itu sekali lagi mendesak pemerintah AS untuk menimbang kembali semua pilihannya sebelum menjatuhkan opsi militer dan konflik secara face to face dengan Iran.
Lowther menjelaskan, Iran tidak seperti Grenada, Panama, Somalia, Haiti, Bosnia, Serbia, Afghanistan atau Irak saat AS menginvasi negara-negara tersebut. Ia menambahkan, semua contoh saat militer AS mampu mengalahkan musuhnya karena negara-negara tersebut tidak mampu bersaing dengan AS secara militer.
Tujuh Alasan Mengapa AS Tidak Gegabah Menyerang Iran
Salah satu analis pertahanan Amerika Serikat mengatakan beberapa alasan mengapa pemerintah AS tidak harus terlibat dalam konfrontasi militer dengan Iran.
Dia adalah Adam Lowther, salah satu anggota analis pertahanan pada Universitas Angkatan Udara AS. Dalam sebuah pernyataanya, dia memperingatkan kepada para politisi AS untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka sebelum memilih opsi serangan militer terhadap Iran.
Adapun alasan-alasan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Iran mungkin sudah memiliki apa yang dimiliki oleh militer AS sekarang ini, dan Iran telah siap menghadapi beberapa kemungkinan yang akan terjadi.
Lowther menjelaskan, Iran tidak seperti Grenada, Panama, Somalia, Haiti, Bosnia, Serbia, Afghanistan atau Irak saat AS menginvasi negara-negara tersebut. Ia menambahkan, semua contoh saat militer AS mampu mengalahkan musuhnya karena negara-negara tersebut tidak mampu bersaing dengan AS secara militer.
Dia juga mencatat bahwa militer Iran jauh lebih kompeten dan kuat. Kemampuan Iran itu terbukti pada perang Iran-Irak selama satu dekade dan Iran mempunyai pemahaman yang baik tentang taktik dan strategi perang AS.
Dia melanjutkan, Angkatan Laut Iran sangat terampil dalam pertempuran littoral dan mungkin mampu menutup Selat Hormuz untuk durasi yang cukup lama demi melampiaskan malapetaka ekonomi global. Latihan-latihan angkatan laut baru-baru ini yang dilakukan oleh angkatan laut Iran menggambarkan strategi yang jelas, bahkan Iran mengancam akan menutup selat Hormuz. Iran juga mengancam akan menenggelamkan kapal perang Amerika yang masuk ke daerah tersebut. Hal ini menunjukkan kemampuan militer Iran. Dan jika selat Hormuz benar-benar ditutup, maka akan mengakibatkan kerugian yang signifikan dari pelayaran komersial dan menyebabkan harga minyak meroket di dunia internasional.
2. Iran sama sekali berbeda dengan Irak. Angkatan Darat Iran dan Korps Garda Revolusi Iran tidak akan meletakkan senjata begitu saja pada ancaman pasukan darat AS.
Lowther mengatakan, pasukan militer Iran selalu mengikuti perkembangan di Afghanistan dan Irak dan mempelajari bagaimana cara mengalahkan pasukan Amerika.
3. Kementerian Intelijen Iran termasuk yang paling kompeten dan kuat di dunia.
Menurutnya, Kementerian Intelijen Iran telah berhasil memburu elemen-elemen anti-Iran selama tiga puluh tahun terakhir dan selalu cemerlang.
4. Kemungkinan gerakan perlawanan Libanon Hizbullah akan membantu Iran dalam perang AS terhadap Iran.
Analis pertahanan itu menyatakan bahwa seharusnya militer AS belajar bagaimana menyerang Iran, Hizbullah, selama tiga dekade saat Hizbullah bertempur dengan Israel. Baru kemudian melakukan serangkaian serangan terhadap Iran.
5. Kemampuan Cyber Maya Iran yang mengesankan dan berkembang pesat.
Lowther menulis, serangan terhadap infrastruktur nuklir Iran kemungkinan akan berkelanjutan. Dan serangan cyber tidak seperti yang telah kita lihat. Cyber Iran mungkin akan menargetkan data penting di sektor publik dan swasta dan ini akan mendatangkan malapetaka, mematikan sistem, dan menghancurkan data.
6. Militer AS layak istirahat setelah melakukan parade perang selama satu dekade dalam operasi tempur di berbagai negara.
Lowther mengingatkan bahwa bagaimana pun, perang di Afghanistan dan Irak berpengaruh pada kondisi tentara Amerika, keluarga mereka, dan peralatan yang mereka andalkan.
7. Sebuah serangan terbatas terhadap Iran akan meningkat menjadi perang yang lebih luas, sehingga sulit bagi militer AS untuk beristirahat.
Ahli perang itu mengatakan, bahkan walaupun serangan itu hanya terfokus pada fasilitas nuklir Iran saja, namun itu akan menimbulkan respon yang luar biasa di luar batas tujuan asli AS. Akhirnya, analis pertahanan AS itu sekali lagi mendesak pemerintah AS untuk menimbang kembali semua pilihannya sebelum menjatuhkan opsi militer dan konflik secara face to face dengan Iran.
Salah Satu Kelemahan Amerika Terhadap Iran
Dalam konfrensi nasional pertahanan negara, Komandan Jalali salah seorang pejabat tinggi angkatan darat Iran mengatakan, “Kelemahan-kelemahan musuh kita banyak sekali, salah satunya adalah tidak tahunya mereka akan kemampuan-kemampuan yang kita miliki.”
Ia menegaskan, “Karena kelemahan yang sudah mereka aku inilah mereka menjadikan solusi militer sebagai solusi paling akhir dalam politik mereka.”
Menyinggung ancaman-ancaman Amerika pasca diumumkannya hasil perundingan nuklir Iran ia menjelaskan, “Dengan berbagai alasan Amerika menyimpulkan bahwa solusi militer terhadap Iran tidak akan berguna apa-apa bagi mereka.”
Menurut penjelasannya, angkatan darat Iran selalu siap siaga kapanpun ada kemungkinan musuh menyerang Iran. Terlebih lagi pasca perundingan nuklir Iran dan persetujuan yang telah dicapai Iran sepanjang sejarahnya.
Ia menyatakan, “Isu nuklir Iran selalu kami sorot dan kami siap siaga untuk menyertai Rahbar dan pemerintah Iran mencapai tujuan-tujuannya serta menjamin keamanan tanah air untuk bangsa ini.”
Komandan Jalali menambahkan, “Negara ini (Iran) berada di antara negara-negara yang tengah mengalami krisis dan konflik yang berkepanjangan. Namun berkat kecerdikan pemimpin-pemimpin kami, Iran adalah negara yang paling aman di kawasan.”
Dampak Buruk AS Jika Berani Serang Iran
Para pengamat militer Amerika Serikat berpendapat bahwa serangan ke Iran akan menimbulkan berbagai dampak buruk bagi Amerika Serikat untuk jangka panjang. Bahkan dampak langsung dari serangan tersebut dapat diprediksikan dan harus diakui bahwa perang dengan Iran bukan jenis perang yang dapat diprediksi dan mudah.
Situs milik lembaga riset Think Progress dalam analisa yang ditulis oleh Eli Clifton menyebutkan, “Di saat para jenderal perang Washington sedang berusaha menjalankan opsi militer anti-Iran dan berupaya menyuntikkan opsi tersebut ke opini publik.
Menurut Clifton, banyak politisi di Washington yang masih memiliki pandangan realistis mengenai hal ini yang terus berusaha meyakinkan kepada semua pihak soal dampak buruk yang diakibatkan oleh serangan militer ke Iran. Dalam hal ini, seorang anggota lembaga Politik Timur Jauh Washington dalam artikelnya berupaya menjelaskan parahnya dampak dari serangan udara militer Amerika Serikat terhadap instalasi nuklir Republik Islam Iran.
Jeffrey White, seorang pakar pertahanan di lembaga tersebut berpendapat bahwa serangan ke Iran akan menimbulkan berbagai dampak buruk baik secara langsung maupun tidak untuk jangka panjang.
Dikatakannya, “Pihak yang berpendapat bahwa serangan ke Iran akan berlangsung mudah dan bukan hanya sebatas sebuah operasi milter saja, mereka bohong.” Menurutnya, ketika itu terjadi berarti mereka sedang berbicara soal perang, perang yang pasti akan menelan biaya tinggi bagi kedua pihak.
Perang akan memantik kondisi khusus. Serangan sekecil apapun dapat menyulut api besar yang akan menguji kedua pihak dan bahkan para sekutu mereka. Oleh karena itu, White berpendapat bahwa serangan ke Iran akan menciptakan atmosfer perang di kawasan dan jika demikian, maka Amerika Serikat tidak akan mampu mengontrol medan perang seperti yang dirancang sebelumnya.
Pengamat Amerika ini lebih lanjut memperingatkan serangan pembalasan dari Iran terhadap Amerika Serikat. Para pejabat militer Amerika tidak akan mampu membatasi medan perang mengingat Iran diperkirakan akan melancarkan serangan terhadap Amerika yang semakin hari meningkat dan semakin merugikan.
Di sisi lain, White mengatakan, “Seandainya kondisi sangat mendukung serangan ke Iran, masalah berikutnya adalah apakah militer Amerika Serikat mampu melaksanakannya? Hingga kini tidak jelas apakah pemerintah Amerika Serikat dapat mempersiapkan segala hal untuk melanjutkan operasi militer anti-Iran.”
Para jenderal perang Washington berpendapat bahwa serangan udara Amerika Serikat atau Israel ke Iran, akan mengakhiri instabilitas akibat “aktivitas merugikan Iran di sektor politik.” Namun poin menariknya adalah bahwa serangan udara itu sendiri akan menimbulkan instabilitas ke seluruh kawasan Timur Tengah. Iran memiliki hubungan kokoh dengan gerakan muqawama Islam Lebanon (Hizbullah) dan pemerintah Suriah. Serangan ke Iran akan dijadikan alasan bagi Tehran untuk mengobrak-abrik eksistensi rezim Zionis yang telah lama dinilai Republik Islam Iran sebagai “tumor instabilitas”.
Eli Clifton di akhir artikelnya menegaskan bahwa Jeffrey White menyisipkan list panjang dampak buruk dari serangan militer ke Iran. List itu menurut Clifton perlu dicermati satu-persatu oleh para pejabat tinggi Gedung Putih sebagai pertimbangan.
(Islam-Times/Shabestan/Denny-Siregar/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email