Presiden Republik Islam Iran mengatakan, Arab Saudi tidak akan bisa menutupi kejahatannya dalam mengeksekusi seorang pemimpin agama melalui pemutusan hubungan politik dengan Iran.
Hassan Rouhani mengungkapkan hal itu dalam pertemuan dengan Kristian Jensen, Menteri Luar Negeri Denmark di Tehran, ibukota Iran, Selasa (5/1/2016) ketika menyinggung hukuman mati Sheikh Nimr Baqir al-Nimr, ulama terkemuka Syiah Arab Saudi disebabkan kritikannya kepada rezim Al Saud.
Ia mengungkapkan harapan negara-negara Eropa yang selalu mereaksi masalah Hak Asasi Manusia untuk melaksanakan kewajibannya terkait hal ini.
Rouhani juga menegaskan keinginan Iran untuk menjalin hubungan yang baik dengan negara-negara tetangga.
"Iran menilai perundingan dan diplomasi sebagai solusi terbaik untuk menghapus persoalan di antara semua negara. Situasi di kawasan sekarang sedemikian rupa sehingga semua negara harus saling bekerjasama dan konsultasi untuk memerangi terorisme," jelasnya.
Prisiden Iran lebih lanjut menilai pemberantasan terorisme sebagai poros kerjasama antara Iran dan negara-negara anggota Uni Eropa.
"Untuk memberantas terorisme, maka negara-negara yang bekerjasama dengan teroris dengan cara apapun harus berada di bawah tekanan," ujarnya.
Rouhani lebih lanjut menyinggung hubungan antara Iran dan Denmark.
"Perluasan hubungan kedua negara akan menguntungkan kepentingan-kepentingan kedua bangsa dan berpengaruh dalam memperkuat perdamian dan stabilitas internasional," pungkasnya.
Sementara itu, Menlu Denmark mengatakan bahwa negaranya meyakini pentingnya peningkatan kerjasama bilateral dengan Iran.
"Denmark menyambut perkembangan baru yang ada dalam agenda ekonomi pemerintah Iran untuk memfasilitasi kerjasama ekonomi," ujarnya.
Terkait dengan eksekusi mati Sheikh Nimr oleh rezim Al Saud, Menlu Denmar mengatakan, Denmar adalah negara pertama yang mengecam langkah Arab Saudi ini.
(IRIB-Indonesia/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email