Kejahatan rezim Al Saud mengeksekusi mati Sheikh Nimr, pemimpin Syiah Arab Saudi menuai reaksi luas di kawasan dan dunia.
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei Ahad (3/1) menilai pembunuhan Sheikh Nimr dan penumpahan darahnya secara zalim merupakan kesalahan politik pemerintah Saudi. Seraya mengkritik keras kebungkaman mereka yang mengklaim sebagai pendukung kebebasan, demokrasi dan HAM serta dukungan mereka kepada rezim Al-Saud yang menumpahkan darah seseorang tak berdosa karena mengkritik serta memprotes pemerintah, Rahbar menekankan, Dunia Islam serta seluruh dunia harus bertanggung jawab atas masalah sensitif ini.
Ayatullah Khamenei menjelaskan, ulama tertindas ini tidak pernah memprovokasi masyarakat untuk mengangkat senjata atau merancang konspirasi rahasia. Sheikh Nimr, katanya, hanya melakukan protes terbuka dan amar maruf nahi munkar yang lahir dari semangat keagamaan.
"Allah Swt tidak akan pernah membiarkan darah orang-orang tidak berdosa tumpah percuma, dan darah yang tumpah secara tidak adil itu, dengan sangat cepat akan membalas para politisi dan pejabat rezim Al Saud," ujarnya.
"Orang-orang yang dengan jujur memperhatikan nasib kemanusiaan, hak asasi manusia dan keadilan, harus mengamati peristiwa-peristiwa ini dan tidak boleh diam," tegas Rahbar. Kejahatan ini dapat juga dicermati sebagai kelanjutan proyek Arab Saudi untuk memperkokoh pengaruhnya di kawasan dan membungkam kubu oposisi serta kelompok anti pemerintah baik di dalam maupun luar negeri dengan memanfaatkan strategi penumpasan.
Arab Saudi pasca kematian Raja Abdullah dan naiknya Raja Salman tengah mengalami perubahan fundamental dan juga perang perebutan kekuasaan di dalam tubuh keluarga kerajaan. Ketakutan akan tuntutan rakyat dan protes yang semakin luas atas fenomena diskriminasi serta pelanggaran nyata hak warga sipil dan tidak adanya pemerintahan demokrasi mendorong Riyadh menggunakan kebijakan tangan besi. Namun begitu kondisi di Arab Saudi malah semakin parah meski Riyadh mati-matian menghapus oposisi baik dengan cara halus maupun kasar. Riyadh tak segan-segan mencap oposan sebagai teroris atau mengancam keamanan sehingga mereka akhirnya dieksekusi. Tak hanya person, Arab Saudi pun memberlakukan tudingan kepada negara lain melakukan intervens urusan internalnya sehingga dengan leluasa menyerang negara tersebut.
Realitanya adalah Arab Saudi telah menerapkan kebijakan ini. Contoh nyata adalah Bahrain dan Yaman. Padahal untuk saat ini langkah Arab Saudi tersebut sepenuhnya merupakan kesalahan perhitungan. Pertama, akibat intervensi militernya di Bahrain dan Yaman serta pembantaian warga sipil, Arab Saudi menuai kritikan luas di kancah internasional dan Riyadh harus mempertanggung jawabkan kejahatannya. Kedua, Arab Saudi memainkan peran utama dalam menyebarkan ideologi Wahabi dan Salafi serta membentuk kelompok teroris Takfiri ISIS. Dalam hal ini, Arab Saudi tidak dapat mungkir.
Kesalahan prediksi lain Arab Saudi adalah memandang kecil kubu oposisi, di mana Riyadh menyakini melalui penumpasan luas mampu membungkam suara mereka. Stabilitas hanya dapat dipulihkan di struktur politik Arab Saudi jika pemimpin negara ini memiliki pandangan realistis dan mencari akar kendala yang dihadapi di perilaku mereka, bukannya di tempat lain.
Arab Saudi sejatinya pemicu permainan yang berbahaya dengan bersandar pada dukungan Barat dan kekayaan melimpah dari minyak. Namun pengalaman menunjukkan bahwa sandaran tersebut sangat rapuh dan Arab Saudi dengan memiliki struktur yang rentan hanya membuat posisinya semakin terjepit.
Mengobarkan konflik agama dengan ideologi etnis serta kesukuan pastinya memicu dampak berbahaya yang pada akhirnya membuat Arab Saudi mengalami kesulitan. Oleh karena itu, para pemimpin Riyadh harus mempersiapkan diri menghadapi dampak dari kesalahan politik mereka.
Seperti yang dipaparkan Rahbar, tidak diragukan, darah Sheikh Nimr yang tumpah dengan cara zalim itu, dengan cepat akan menunjukkan pengaruhnya dan balasan Ilahi akan menimpa para politisi Saudi.
(IRIB-Indonesia/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email