Pesan Rahbar

Home » » Ucapan-ucapan Para Pengagum Nahjul Balaghah

Ucapan-ucapan Para Pengagum Nahjul Balaghah

Written By Unknown on Monday 7 August 2017 | 14:14:00


Khutbah Pertama

الحمد لله الذی لا یبلغ مدحته القائلون...

Imam Khomeini ra, mengenai keagungan khutbah ini berkata:

“Para filosof dan hakim duduk berkumpul untuk mengkaji kalimat-kalimat dalam khutbah pertama pada kitab Ilahi ini dan memeras pemikiran-pemikiran tingkat tinggi mereka dan dengan bantuan para ahli makrifat dan irfan untuk menafsirkan sebuah kalimat pendek ini dan ingin memuaskan untuk memahami realitanya dengan kebenaran hati nurani mereka dan dengan syarat penjelasan-penjelasan yang dikerahkan dalam area ini tidak menipu mereka dan tidak mempermainkan hati nurani mereka untuk memahami dengan benar dan mereka tidak mengatakan dan tidak melewatkan sehingga mereka memahami area penglihatan anak wahyu dan mengakui ketidakberdayaan sendiri dan orang lain.

Kalimat tersebut adalah:

“مع کل شیئ لابمقارنة وغیر کل شیئ لابمزایلة”.

[Peyam-e Emam Beh Konggere-ye Nahjul Balagheh (Pesan Imam ra kepada Kongres Nahjul Balaghah) 27 / 2 / 1360 HS]


Khutbah Kedua

"احمده استتماما ... کحلهم دموع"

Kalimat:

 قام فی فتن داستهم ... کحلهم دموع"”

Pemimpin besar revolusi Islam Ayatullah Khamenei berkata:

“[Kalimat ini] adalah dari kalimat-kalimat yang sebenarnya tidak dapat diterjemahkan; para penyair dan pakar dalam bidang ini harus duduk dan menemukan sebuah kesepadanan untuk masing-masing dari kata ini, dan menemukan sebuah komposisi untuk setiap susunan”

[Pidato Ayatullah Khamenei tahun 1364 HS – Husainiyeh Irsyad – “Bazghasht Beh Nahjul Balagheh” (Kembali kepada Nahjul Balaghah), hal 47]


Khutbah Ketiga (Syiqsyiqiyyah)

“اما والله لقد تقمصها ابن ابی قحافة"

Imam Ali as dalam jawaban kepada Ibnu Abbas, kenapa tidak melanjutkan khutbah ini, berkata:

“Wahai Ibnu Abbas! (Aku tidak pernah dapat melanjutkannya), apa yang engkau dengar adalah kobaran kesedihan yang naik ke atas dan kembali memanas dan menjadi tenang di sebuah tempat [Ibnu Abbas berkata: Demi Allah! Aku tidak pernah sedemikain rupa menyayangkan sebuah ucapan pun yang membuatku sedih kenapa Amirul Mukminin as tidak mampu mengakhirinya sebagaimana mestinya]


Khutbah 16

"ذمتی بما اقول رهینة وانا به زعیم..."

“Tanggung jawab atas apa yang saya katakan terjamin, dan saya bertanggung jawab untuk itu…”

Sayed Radhi ra mencatat:

“Dalam pembicaraan pendek ini, ada lebih banyak keindahan dari pada yang dapat dinilai, dan besarnya keheranan yang tampak darinya lebih dari pada penilaian yang diberikan kepadanya. Walaupun telah saya nyatakan, ini mengandung banyak aspek kefasihan yang ttidak dapat diungkapkan, tak ada orang yang menjangkau kedalamannya, dan tak ada orang yang dapat memahami apa yang akan saya katakan, kecuali apabila ia telah mencapai seni ini dan mengenal kedetailan-kedetailannya. “Dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” [QS. Al-‘Ankabut (29): 43]”


Allamah Baihaqi dalam “Ma’arij Nahjul Balaghah” mengatakan:

“Ucapan Ali as ini seperti siir halal dan tingkatan serta kedudukannya mengklimak dari sifat-sifat kesempurnaan, seolah-oleh biji-bijian batu merah delima yang diikat dengan benang atau seperti hari-hari besar yang bersinar terang di antara hari-hari lain.”

[Majalah “Turatsunaa” No 34, hal 88]


Khutbah 21

"فإنّ الغایة امامکم ... تخفّفوا تَلحَقوا، فَإنّما یُنتظر بأولکم آخرُکم"

Sayed Radhi ra berkata:

“Apabila ucapan Ali as ini ditimbang dengan ucapan mana pun, kecuali firman Allah dan sabda Nabi saw, maka ucapan itu akan terbukti lebih berat dan lebih unggul dalam segala segi. Misalnya, kata-kata Ali,

"تخفّفوا تَلحَقوا" “

ringankan diri dan susullah” adalah ungkapan yang paling ringkas yang pernah terdengar dengan makna paling besar yang terkandung di dalamnya. Betapa luas artinya dan betapa jernih sumber kearifannya! Kami telah menunjukkan kebesaran dan kepadatan makna frasa ini dalam buku kami “Khashaish”.[1]


Allamah Baihaqi dalam “Ma’arij Nahjil Balaghah” menulis:

"تخفّفوا تَلحَقوا" 

lafad-lafad Alawi ini menghikayatkan berseminya pepohonan dan nafas yang menyentuh hati para penjaga (yang tidak tidur malam)… Bila lafad-lafad ini dibacakan kepada batu, maka batu tersebut akan pecah karena keagungannya dan memancarkan sumber air darinya, atau bila dibacakan kepada bintang-bintang maka bintang-bintang tersebut akan turun dari ufuk-ufuk langit di hadapan keagungannya.”

[Ma’arij Nahjil Balaghah, hal 108]


Khutbah 25

”ما هي الا الکوفة اقبضها وابسطها..."

George Gordaq Masehi mengenai keagungan sebagian dari khutbah ini mengatakan:

“Ekspresi ini

 ”ما هي الا الکوفة..." 

telah mencapai klimak keindahan seni…”

[Zibaiy-ha-ye (Keindahan-keindahan) Nahjul Balagheh, hal 59]


Khutbah 28

"اما بعد, فان الدنیا ادبرت... ألا وان الیوم المضمار وغدا السباق..."

Sayed Radhi ra berkata:

“Apabila mungkin ada ucapan yang akan menyeret leher orang ke penolakan dunia ini dan memaksanya beramal bagi dunia yang akan datang, inilah khutbahnya. Khutbah ini cukup untuk memutuskan orang dari keterjaringan oleh harapan dan memicu api dakwah (untuk kebaikan) dan peringatan (terhadap kemungkaran). Kata-katanya yang paling menakjubkan dalam khutbah ini ialah, “Hari ini adalah persiapan sedang esok adalah hari perlombaan. Tempat yang dituju adalah surga sedang tempat kutukan adalah neraka”, karena selain kehalusan kata-katanya, kebesaran maknanya, perumpamaan yang benar dan gambaran yang faktual, ada rahasia-rahasia yang manakjubkan dan siratan-siratan yang halus di dalamnya…”


Khutbah 31

"لا تلقین طلحة ... فما عدا مما بدا"

Sayed Radhi ra berkata:

“Kalimat

 “فما عدا مما بدا” 

untuk pertama kalinya terdengar dari Imam Ali as.”


Khutbah 40

"کلمة حق یراد بها الباطل..."

Sayed Radhi ra berkata:

“Ungkapan ini adalah kalimat terfasih dan terjelas yang menyingkap perbuatan Khawarij.”

[Khashaishul A’immah, Sayed Radhi ra, hal 113]


Khutbah 76

"رحم الله إمرءً سمع حکما فوغی..."

Abu Ja’far Kufi dalam keagungan khutbah ini berkata:

“Apakah Anda pernah melihat ucapan yang lebih singkat dan nasehat yang lebih gamlang dari ucapan ini? Bagaimana tidak demikian sementara beliau (Ali as) adalah orator (khatib) sedangkan Luqman adalah seorang Quraisy!”

[Khashaishul A’immah, Sayed Radhi ra, hal 111]


Catatan Kaki:

[1] Nahjul Balaghah, akhir khutbah 21 dan juga “Khashaish al-Aimmah as”, hal 112.

(Tebyan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: