Pesan Rahbar

Home » » Raisi: Melawan Penindasan, Salah Satu Ajaran Imam Ridha

Raisi: Melawan Penindasan, Salah Satu Ajaran Imam Ridha

Written By Unknown on Monday, 7 August 2017 | 13:57:00


Perwalian Haram Suci Razavi mengatakan, taat pada Wilayah, memerangi penindasan dan menegakkan ammar makruf dan nahyi munkar, merupakan ajaran kehidupan Imam Ali bin Musa Al Ridha as untuk umat manusia.

Astan News melaporkan, Hujatulislam Sayid Ebrahim Raisi, Perwalian Haram Suci Razavi, Kamis (3/8) malam di acara perayaan Rezvan yang dihadiri oleh Ayatullah Nouri Hamedani dan Ayatullah Saedi bertepatan dengan malam kelahiran Imam Ridha as, di Halaman Umum Razavi, selain mengucapkan selamat atas tibanya Pekan Karamah dan kelahiran Imam Ridha as, juga menekankan masalah ziarah yang dibarengi makrifat.

Raisi menuturkan, di malam penuh berkah yang bertepatan dengan hari kelahiran Imam Ridha as ini, kita harus menyadari hak Imam Ridha as terhadap kita, kita harus tahu Imam Aminullah, Imaduddin dan perantara sampainya rahmat Allah Swt.

Anggota Dewan Ahli Kepemimpinan Iran itu menyebut hak pertama Imam Ridha as terhadap kita adalah kecintaan kepadanya. Raisi menjelaskan, hak pertama Imam Ridha as adalah kita harus mencintainya dan kecintaan ini tidak mungkin terwujud tanpa pengenalan dan makrifat atas beliau.

Ia menambahkan, kita harus punya bukti "tanda pengenal" bahwa kita mengenal Imam Ridha as itu siapa, putra siapa dan kapan beliau dilahirkan. Selain itu kita juga harus punya pengenalan tentang kewalian Imam Ridha as, yaitu kita harus tahu kedudukan Wilayah (kepemimpinan) Imam Ridha as dan Imam-imam Maksum lainnya.

Raisi menyinggung kedudukan tinggi pengenalan tentang Wilayah dan menerangkan, bentuk Makrifat atau pengenalan ini berarti kita harus tahu bahwa beliau adalah seorang Imam yang ditunjuk Allah Swt, wujud sucinya harus ditaati karena perintah dan larangannya adalah perintah dan larangan Allah Swt layaknya perintah dan larangan Nabi Muhammad Saw.

Anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Khorasan itu menjelaskan, kedudukan makrifat yang hakiki harus dipahami dari para Imam Maksum as sendiri. Seseorang yang sudah mencapai derajat makrifat hakiki terkait Imam Maksum as, maka ia tidak akan pernah menambatkan hatinya kepada seseorang atau sesuatu apapun dan pasti mengikuti Imam Maksum as.


Tugas Berat Mahasiswa dan Pelajar Agama

Hujatulislam Raisi juga mengutip sebuah hadis dari Imam Ridha as yang berkata, "Jika masyarakat mengetahui keindahan kata-kata kami, niscaya mereka akan mengikuti kami" dan menjelaskan, hari ini kalangan universitas, hauzah ilmiah, tokoh masyarakat dan intelektual di hadapan keluarga suci Nabi Muhammad Saw memikul tanggung jawab besar di pundak mereka, dan itu adalah bekerja keras untuk mengenalkan umat manusia dan masyarakat dunia sekarang dengan teladan kehidupan Imam Ridha as dan kata-kata mulia beliau.

Menurutnya, Imam Ridha as telah meletakkan fondasi pendekatan antarmazhab dan dialog lintas agama. Untuk membentuk sebuah peradaban manusia di bawah naungan spiritualitas dan nilai-nilai Islam, hijrah Nabi Muhammad Saw dari Mekah ke Madinah, dan hijrah Imam Ridha as dari Madinah ke Marv, terjadi berkat rekayasa Allah Swt.

Raisi menyebut ziarah memiliki tiga rukun, peziarah, yang diziarahi dan ikatan batin antara peziarah dan yang diziarahi. Semakin kuat ikatan batin antara peziarah dan yang diziarahi, maka ziarah akan semakin dalam. Ziarah adalah sebuah kedudukan yang memungkinkan seorang peziarah menerima warna orang yang diziarahi.


Pentingnya Keputusan dalam Ziarah

Perwalian Haram Suci Razavi menerangkan, keputusan merupakan salah satu prasyarat ziarah. Ziarah harus selalu disertai dengan keputusan sehingga berdampak dalam kehidupan dan suluk seorang peziarah. Makam suci Razavi adalah sebuah tempat yang mengharuskan seorang manusia memutuskan untuk semakin mendekatkan diri dengan teladan kehidupan Imam Ridha as.

Hujatulislam Raisi menambahkan, ziarah adalah keputusan peziarah untuk mewarnai dirinya dengan warna orang yang diziarahi dan jika tujuan ini tercapai, maka ziarah akan menjadi madrasah pembentuk manusia dan sumber perubahan besar bagi setiap orang. Semakin dalam dan mengakar ziarah yang dilakukan, maka ziarah itu akan semakin penuh makna.

"Langkah pertama seorang peziarah, di saat kedudukan Imam Ridha as berada di puncak penghambaan, ketuhanan dan berpusat pada Tuhan, adalah menjadikan Tuhan sebagai pusat dan poros kehidupannya," ujar Raisi.

Anggota Dewan Ahli Kepemimpinan Iran itu juga mengatakan bahwa kepedulian atas sesama akan tercipta di bawah naungan ketaatan pada Tuhan. Hari ini, slogan hak asasi manusia banyak didengungkan, dalam teladan kehidupan Imam Ridha as, perhatian pada hak-hak orang lain mencapai puncaknya, dan para pengklaim pembela HAM harus melihat kepedulian pada sesama yang hakiki dalam budaya Razavi dan belajar kepada Imam Ridha as.


Teladan Imam Maksum, Kokoh dalam Wilayah dan Tegas pada Kezaliman

Anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Khorasan di bagian lain pidatonya menjelaskan, seluruh teladan Imam Maksum as adalah kokoh dalam Wilayah dan tegas atas penindasan. Ketegasan atas penindasan terlihat dalam kehidupan setiap Maksumin as, mungkin mereka menggunakan metode yang berbeda, namun nilai anti-penindasan dalam kehidupan mereka terbukti.

Menurut Raisi, seorang peziarah dalam menziarahi makam Imam Maksum as harus memutuskan untuk tidak menjadi penindas atau tertindas. Ziarah adalah sebuah pertemuan dengan makrifat dan memiliki pandangan yang terpusat pada tauhid yang semakin memperkokoh tekad seorang peziarah untuk meneladani kehidupan Razavi dan Fatimi.

Raisi menyebut tujuan diadakannya Pekan Karamah adalah mencapai kemuliaan di bawah naungan ajaran-ajaran Ahlul Bait as. Prestasi terbesar yang bisa dicapai di Pekan Karamah ini adalah sampainya manusia pada kemuliaan dan masalah penting ini tidak bisa diraih tanpa ajaran-ajaran Ahlul Bait as.

Hujatulislam Raisi di akhir pidatonya menjelaskan bahwa taat pada Wilayah, membela kebenaran dan menegakkan ammar makruf dan nahyi munkar, merupakan dimensi pendidikan doa ziarah Imam Ridha as. Banyak orang di Yaman, Suriah, Irak dan di tempat lainnya, sekarang hati mereka berada di dekat Makam Suci Imam Ridha as, oleh karena itu saya meminta para peziarah untuk tidak melupakan kaum tertindas duni dalam doa dan munajat mereka.

(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: