Perwalian Haram Suci Razavi mengatakan, Haram Suci Razavi adalah tempat suci yang menunjukkan jalan kebaikan dan kebahagiaan kepada umat manusia.
Astan News melaporkan, Hujatulislam Sayid Ebrahim Raisi, Perwalian Haram Suci Razavi di acara penutupan festival internasional Imam Ridha as ke-15 di Aula Saba, Mashhad, yang dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat menuturkan, kemuliaan manusia berbeda dengan sifat pemurah.
Ia menerangkan, menurut ajaran Islam, kemuliaan manusia terbagi menjadi dua jenis, dzati (inheren dalam diri manusia sejak lahir) dan iktisabi (diperoleh dengan usaha). Kemuliaan manusia yang dzati, fitri dan terdapat dalam wujud setiap manusia dan disinggung oleh ayat Al Quran yang berbunyi,«وَ لَقَدْ کَرَّمْنا بَنی آدَمَ» .
Anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Khorasan itu menambahkan, sifat murah hati dan suka memberi adalah salah satu efek dari kemuliaan bukan kemuliaan itu sendiri. Hakikat kemuliaan adalah, manusia sampai pada satu titik yang di dalam wujudnya hanya Tuhan yang memegang kendali dan tidak melakukan satu pekerjaanpun kecuali hanya untuk Tuhan.
Raisi mengatakan, di bawah naungan penghambaan dan ibadah yang memberikan kebebasan kepada manusia, seluruh derajat tinggi kemanusiaan dapat diraih lewat penghambaan sebagaimana yang diajarkan oleh Imam Ali bin Musa Al Ridha as.
Hadis Silsilatu Dzahab, Perlindungan bagi Manusia
Perwalian Haram Suci Razavi menyinggung hadis Silsilatu Dzahab dan menyebut hadis tersebut sebagai jalan perlindungan bagi manusia dari serangan budaya. Ia menuturkan, hadis ini adalah ajakan dan seruan kepada umat manusia untuk masuk ke dalam benteng kokoh Tuhan dan Ahlul Bait as sehingga dapat memisahkan jalan kebenaran dari kebatilan, dan dengan masuk ke poros kebenaran kita terlindung dari penyimpangan.
Menurut Raisi, mencari perlindungan dari teladan hidup Imam Maksum as adalah satu-satunya jalan keselamatan manusia modern dari godaan dan penyimpangan setan. Ia menerangkan, hadis Silsilatu Dzahab pada hakikatnya mengajarkan kita tentang bagaimana cara kita hidup di setiap zaman dan abad.
Ia juga menegaskan, kehidupan dan kematian Imam Ridha as adalah cahaya pembimbing umat manusia dan makam sucinya menunjukkan jalan kebaikan dan kebahagiaan kepada manusia. Teladan Razavi, katanya, dapat menjadi indikator untuk membentuk seluruh sendi kehidupan manusia modern.
Anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Khorasan itu mengungkapkan, mengikuti ajaran Imam Ridha as merupakan pendahuluan untuk membentuk peradaban dan masyarakat ideal Islam. Ia melanjutkan, Tauhid adalah fondasi masyarakat Islam dan Madinah Fadhilah berdiri di atas akhlak, spiritualitas dan keadilan sosial, dan teladan hidup Imam Ridha as adalah indikator untuk membentuk Madinah Fadhilah.
Raisi juga menyinggung soal Imam Khomeini yang berkata, Haram Suci Razavi adalah poros Iran dan menuturkan, mungkin falsafah perkataan Imam Khomeini ini adalah bahwa seluruh negara harus tahu pandangan mereka harus diarahkan ke sekolah besar kemanusiaan dan pembangun manusia ini.
Iran, Pembawa Panji Kemuliaan Manusia
Hujatulislam Raisi di bagian lain pidatonya menjelaskan, kubu imperialis hari ini, dengan menindas rakyat Yaman, Suriah, Palestina dan Bahrain, telah menginjak-injak kemuliaan manusia dan meluluh lantakkannya.
“Pembawa panji kemuliaan manusia di dunia modern adalah Republik Islam Iran. Negara ini melindungi kemuliaan manusia di seluruh dimensinya, mulai dari pemikiran hingga perjalanan manusia”, ujarnya.
Raisi menandaskan, hari ini atas nama Pekan Karamah, kami ingin mengajak masyarakat dunia untuk belajar kemuliaan manusia dari Imam Ridha as.
(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email