Anda ingin membuktikan kebangkitan Imam Mahdi as dengan dalil Qurani? Marilah kita simak pemaparan Ayatullah Ja’far Subhani salah seorang marja’ agung Mazhab Syiah Imamiah berikut ini.
Dalam sebuah ayat disebutkan, “Kami berkehendak untuk memberikan anugerah kepada orang-orang yang telah ditindas di muka bumi, menjadikan mereka sebagai imam, dan juga menjadikan mereka sebagai para pewaris.” (QS. Al-Qashash:5).
Dengan memperhatikan konteks sebelum dan sesudah ayat dapat dipahami bahwa al-Quran tidak hanya mencanangkan sebuah program khusus untuk Bani Isra’il. Al-Quran sedang mencanangkan sebuah program universal untuk seluruh masa dan masyarakat dunia. Tentu ayat ini adalah sebuah berita gembira bagi seluruh masyarakat yang mendambakan keadilan dan berita buruk bagi orang-orang zalim.
Bukti atas hal ini adalah ayat lain yang menekankan, “Telah Kami tetapkan dalam Kitab Zabur setelah Kitab Taurat bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang salih.” (QS. Al-Anbiya’:105).
Salah satu contoh yang nyata adalah kemenangan pemerintahan Bani Isra’il dan kehancuran dinasti Fir’aun. Contoh yang lebih sempurna adalah negara yang dibentuk oleh Rasululullah saw.
Contoh yang paling sempurna lagi adalah kemenangan pemerintahan Imam Mahdi as yang akan menguasai seluruh jagat raya.
Menurut pengakuan dan prinsip para ahli tafsir, jika sebuah ayat turun berkenaan dengan sebuah peristiwa, maka ayat ini tidak bisa hanya dikhususkan untuk peristiwa tersebut. Bahkan ayat ini di sepanjang sejarah akan menemukan aplikasi-aplikasinya.
Untuk itu, dalam sebuah hadis Amirul Mukminin Ali as berkata ketika menafsirkan ayat tersebut, “Mereka adalah keluarga Muhammad. Allah akan membangkitkan Mahdi dari kalangan mereka. Lalu Dia akan memuliakan mereka dan menghinakan musuh mereka.” (Al-Ghaibah, Syaikh Thusi, dinukil dari Nur al-Tsaqalain, jld. 4, hlm. 11).
Dalam sebuah hadis, Imam Sajjad as berkata, “Demi Zat yang telah mengutus Muhammad dengan membawa kebenaran sebagai pemberi berita gembira dan peringatan! Sesungguhnya kami Ahlul Bait dan para pengikut mereka adalah seperti pengikut Musa dan para pengikutnya, dan sesungguhnya musuh kami dan para pengikut mereka adalah seperti Fir’aun dan para pengikutnya.” (Majma’ al-Bayan).
Ayat kedua adalah firman Allah, “Baqiyatullah adalah lebih baik bagi kalian apabila kalian beriman, dan aku bukanlah pengawas bagi kalian.” (QS. Hud:87)
Dalam ayat ini, Nabi Syu’aib as memperingatkan jangan sampai kita mengurangi timbangan dan jangan pula menzalimi orang lain dalam setiap transaksi. Akhirnya, ia menegaskan, baqiyatullah adalah lebih baik bagi kalian. Yakni keuntungan yang halal sekalipun sedikit dan sesuai dengan ajaran syariat.
Ayat sedang menjelaskan sebuah barometer universal. Salah satu contohnya adalah keuntungan yang pernah terjadi pada masa Nabi Syu’aib tersebut.
Di sepanjang sejarah, ayat ini memiliki banyak aplikasi. Para nabi dan wali adalah baqiyatullah. Salah satu aplikasi yang lain adalah Imam Mahdi as.
Dalam sebuah hadis Imam Baqir as berkata, “Ucapan pertama yang akan diucapkan oleh al-Qa’im ketika muncul kembali adalah ‘Baqiyatullah adalah lebih baik bagi kalian apabila kalian beriman. Saya adalah baqiyatullah, hujah, dan khalifah-Nya untuk kalian.’ Tak seorang pun akan mengucapkan salam kepadanya kecuali ia pasti mengucapkan ‘salam atasmu wahai Baqiyatullah di atas bumi.’” (Tafsir al-Shafi).
Betul bahwa maksud dari baqiyatullah dalam ayat tersebut adalah keuntungan yang halal atau pahala Ilahi. Tetapi segala sesuatu yang bermanfaat untuk umat manusia dan bisa mendatangkan setiap kebaikan bisa disebut baqiyatullah. Seluruh nabi adalah baqiyatullah. Seluruh pemimpin sejati yang berhasil memusnahkan musuh bebuyutan sebuah bangsa bisa disebut sebagai baqiyatullah.
Imam Mahdi as adalah pemimpin kebangkitan Islam pasca kebangkitan Rasulullah saw. Untuk itu, beliau juga layak disebut sebagai baqiyatullah.
(Erfan/Al-Hassanain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email