Pesan Rahbar

Home » » A A Maramis: Perjuangan Juga Membutuhkan Kesiapan Dana

A A Maramis: Perjuangan Juga Membutuhkan Kesiapan Dana

Written By Unknown on Saturday, 19 March 2016 | 16:08:00

Foto: uniquecollection.wordpress.com

“Perjuangan tidak hanya membutuhkan perjuangan yang matang dan sasaran yang jelas, perjuangan juga membutuhkan kesiapan dana untuk menunjang perjuangan itu sendiri,” kata Alexander Andries Maramis yang selalu diingatkan kepada kawan-kawan seperjuangannya sewaktu masih di Perhimpunan Indonesia (PI), di Belanda.

Bahkan, hingga ia kembali ke tanah air dan bergabung dengan Partai Nasional Indonesi (PNI) pun tak lupa mengulang dan mengingatkan dengan kalimat yang sama. Hal itu ia lakukan mengingat semua perjuangan yang dia lakukan hampir semuanya selalu kekurangan dana, tak terkecuali PNI.

Karena itu, ketika Indonesia merdeka, pria kelahiran Manado, Sulawesi Utara, 20 Juni tahun 1897 itu kemudian diangkat sebagai Menteri Keuangan, 14 November 1945 – 12 Maret 1946 di mana revolusi perjuangan nasional sangat membutuhkan dukungan dana. Ia pun ikut mendirikan KRIS (Konstitusi Republik Indonesia Serikat) dan mengantar penyelundupan emas dan opium ke luar negeri setelah berhasil menembus blokade musuh.

Dalam beberapa situasi yang kritis dan menentukan sebagai orang yang cakap dan handal dalam mengurus keuangan, A A Maramis selalu tampil ke depan. Pada saat Belanda melancarkan Agresi II, ia mengambil alih jabatan Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri agar Pemerintah Darurat RI (PDRI) yang berkedudukan di New Delhi, India, dapat berfungsi melanjutkan perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Selain itu A A Maramis juga seorang yang diangkat sebagai Duta Istimewa dengan kuasa penuh untuk memeriksa administrasi keuangan dan dan personil di perwakilan-perwakilan Indonesia di luar negeri sekaligus sebagai Penasehat Delegasi ke perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB) di negeri Belanda. Aknirnya, ia pun menjadi Duta Besar di berbagai Negara.


Menjelang Kemerdekaan RI

Menjelang Indonesia Merdeka, A A Maramis juga menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tahun 1945, bersama rekan seperjuangan lainnya antara lain Soekarno, Hatta, Ahmad Subardjo dan lain-lain. Ia merupakan salah satu orang yang merumuskan dan menandatangani Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. Dia mengusulkan perubahan butir pertama Pancasila kepada Mohammad Hatta setelah berkonsultasi dengan Teuku Muhammad Hassan, Kasman Singodimedjo dan Ki Bagus Hadikusumo, dan Wahid Hasyim.

Bahkan, pada tahun 1974 A A Maramis bersama Mohammad Hatta, Sunario Sastrowardoyo, Achmad Soebardjo, A G Pringgodigdo, kembali ditunjuk dalam “Panitia Lima” yang ditugaskan Pemerintah untuk mendokumentasikan perumusan Pancasila.

Pejuang kemerdekaan RI yang juga pernah jadi anggota KNIP ini, akhirnya meninggal dunia pada 1977. Ia pun menerima Bintang Mahaputera dan Bintang Gerilya dari pemerintah Republik Indonesia

(Empat-Pilar-MPR/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita:

Index »

KULINER

Index »

LIFESTYLE

Index »

KELUARGA

Index »

AL QURAN

Index »

SENI

Index »

SAINS - FILSAFAT DAN TEKNOLOGI

Index »

SEPUTAR AGAMA

Index »

OPINI

Index »

OPINI

Index »

MAKAM SUCI

Index »

PANDUAN BLOG

Index »

SENI