Abikoesno Tjokrosoejoso merupakan salah satu tokoh gerakan Kemerdekaan Indonesia dan ikut menandatangani konstitusi. Ia juga menjadi anggota Panitia 9 Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang merancang pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 di Indonesia. Setelah kemerdekaan, Abikoesno menjabat Menteri Perhubungan pertama dalam Kabinet Presiden Soekarno dan Menteri Pekerjaan Umum sejak 19 Agustus 1945 hingga 14 November 1945.
Pria kelahiran Karanganyar, Kebumen, Jawa Tengah, tahun 1897 itu adalah adik kandung dari HOS Tjokroaminoto, pemimpin pertama Sarekat Islam. Setelah Tjokroaminoto meninggal dunia, 17 Desember 1934, Abikusno mewarisi jabatan pemimpin Partai Serikat Islam Indonesia (PSII). Di mana ketika itu para pejuang kemerdekaan lainnya seperti Hoesni Thamrin, dan Amir Sjarifoeddin, Tjokrosujoso membentuk Politik Majelis Nasional Indonesia (PPKI); sebuah front bersatu yang terdiri dari semua partai politik, kelompok, dan organisasi sosial yang menganjurkan kemerdekaan Indonesia harus segara dicapai. Kemudian, PPKI bermanuver politik dan menawarkan pada pemerintah kolonial Belanda sebagai pertahanan mereka melawan Jepang, walau akhirnya Belanda menolak tawaran tersebut.
Setelah kejadian tersebut, Abikoesno mengalami masa perpecahan partai menjadi PARII, PII, Barisan Penyadar PSII, dan kelompok Kartosuwiryo. Akan tetapi perpecahan partai itu kemudian melahirkan GAPI (Gabungan Politik Indonesia). Alhasil, ia pun berhasil mewakili partai dalam gabungan tersebut.
Satu tahun setelah Indonesia merdeka, tepatnya Juli 1946 ketika Tan Malaka memimpin golongan Persatuan Perjuangan yang mencoba melakukan kudeta, Abikoesno kena getahnya karena namanya dicantumkan sebagai Menteri Bangunan Umum dalam daftar nama calon-calon menteri dalam kabinet yang hendak dipaksakan pada Kepala Negara – yang kemudian terkenal sebagai peristiwa 3 Juli di Yogyakarta. Akibatnya ia ikut menjadi tahanan pemerintah bersama 145 orang lainnya.
Pada 17 Agustus 1948, akhirnya ia dibebaskan. Setelah itu, pada Konferensi Meja Bundar (KMB), ia diangkat sebagai penasehat delegasi RI, kemudian Abikusno melawat ke Suriname sehubungan dengan kewarganegaraan tiga ratus ribu orang Indonesia yang berada di sana.
Akhirnya, bulan Oktober 1968 adik kandung HOS Tjokroaminito yang juga anggota panitia 9 BPUPKI itu meninggal dunia di usia 69 tahun dan dimakamkan di makam pahlawan, di Surabaya.
(Empat-Pilar-MPR/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email