Penjual tuak di Hindia Belanda, sekira 1930. (Foto: KITLV)
TUAK tidak hanya minuman bagi beragam kalangan dalam upacara penetapan sima, prosesi sumpah dan kutukan, dan hiburan. Ia juga salah satu jenis minuman yang disuguhkan kepada raja. Bahkan, raja Singhasari, Kretanegara, mati saat dia minum tuak.
Kitab Pararaton, gubahan tahun 1478 dan 1486 tanpa disebutkan penggubahnya serta disalin pada 1613, menggambarkan akhir hidup Kretanagara yang diserang Jayakatwang, raja Gelang-Gelang, bawahan kerajaan Kediri. Dia kemenakan raja Kediri, Seminingrat, jadi saudara sepupu Kretanegara. Baru setelah mengalahkan Kretanegara, dia menduduki ibukota Daha dan memerintah Singhasari sebagai negara bawahan.
Kitab Pararaton menyebut, Jayakatwang menyerang Kretanegara (pada 1291) saat “Sira Bathara Siwa Budhha pijer anadhah sajeng atau Batara Siwabuda (Kretanagara masih meminum minuman keras).” Pada bagian selanjutnya disebutkan bahwa kematian Kretanagara di tempat minum tuak (Sambi atutur kamoktanira bhathara sang lumah ring panadhahan sajeng).
Menurut Ery Soedewo, arkeolog Balai Arkeologi Medan, peristiwa kematian Kretanagara dalam kondisi mabuk bersama para brahmana sebagaimana tersua dalam Pararaton dan prasasti Gajah Mada, sebenarnya adalah gambaran praktik ritus Budha Tantrayana yang dianut oleh Kretanagara.
“Jadi bukan kegemaran Kretanagara terhadap minuman keras khususnya tuak (sajeng),” tulis Ery Soedewo, “Produk Local Genius Nusantara Bernama Tuak,” dalam Jejak Pangan dalam Arkeologi.
Budha Tantrayana yang dianut oleh Kretanagara tujuan akhirnya adalah sunyaparamananda, yaitu tingkatan hidup sebagai Adibuddha yang abadi, yang mengecap kebahagian tertinggi (paramananda), yang hakikatnya ialah kasunyatan (sunya).
Untuk mencapai itu, menurut tulis Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugraho Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia II, “salah satunya dengan meminum minuman keras (madya), orang yang melaksanakannya akan dapat mencapai tingkatan sunyaparamananda semasa dia hidup dengan ditahbiskan sebagai jina.”
(Historia/Berbagai-Sumber-Sejarah/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email