Pemerintah Arab Saudi diduga berperan dalam serangan teror dahsyat ke menara kembar World Trade Center, New York, dan Pentagon pada 11 September 2001 silam.
Dugaan ini muncul setelah seorang aktivis, Brian McGlinchey, membuka dan mengunggah isi "Document 17" beserta detailnya melalui internet awal minggu ini. Unggahan McGlinchey ini langsung mengundang perhatian publik.
Document 17 adalah hasil pemeriksaan dua investigator AS yang mengkaji kemungkinan keterlibatan Arab Saudi dalam serangan paling mematikan dalam sejarah terorisme di AS itu.
Di dalam dokumen itu, disebutkan tentang sertifikat terbang milik spesialis pembuat bom dari kelompok teroris Al-Qa’idah, Ghassan Al-Sharbi, yang dikubur dalam bungkus amplop milik Kedutaan Besar Arab Saudi di Washington.
Seperti dilansir laman Mirror.co.uk, Rabu (20/4/2016), amplop itu ditemukan pada tahun 2002, sesaat setelah "calon" pelaku penyerangan di New York itu ditangkap.
Berdasarkan catatan dalam dokumen yang ditulis tahun 2003, dan dibuka pada tahun lalu itu, disebutkan, Biro Penyelidik Federal (FBI) menduga Ghassan mengubur dokumen itu sesaat sebelum dia ditangkap.
Dalam dokumen itu, terungkap Ghassan mengambil kursus terbang di Amerika Serikat bersama para pembajak yang melakukan aksi teror 11/9.
"Isi amplop itu mengarah kepada satu pertanyaan mendasar yang hingga kini masih menggantung. Sejauh mana kejadian 11/9 dirancang oleh individu-individu dalam kedudukan tertinggi di pemerintahan Arab Saudi?" kata Brian McGlinchey.
Rincian dokumen itulah yang memicu dugaan Pemerintah Arab Saudi terkait dengan serangan teror terkoordinasi yang menewaskan hampir 3.000 orang itu.
Tuduhan tersebut semakin menambah beban bagi Presiden Barack Obama yang saat ini tengah melakukan kunjungan ke Riyadh.
Obama bertemu dengan Raja Salman terkait anjloknya harga minyak dunia dan perhatian mendasar Washington terhadap penegakan hak asasi manusia di negara itu.
Selain itu, pekan lalu Pemerintah Arab Saudi mengancam akan menarik dana sebesar Rp 9.800 triliun, atau setara dengan lima kali APBN Indonesia, jika Kongres AS meloloskan RUU yang membuka kemungkinan bagi korban serangan 11/9 untuk mengajukan tuntutan hukum kepada Kerajaan Arab Saudi.
Kandidat calon presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton dan Bernie Sanders, mendukung RUU itu, sementara Obama sepertinya memberi sinyal akan menggunakan hak vetonya.
Diketahui, 15 dari 19 pelaku serangan 11/9 berasal dari Arab Saudi. Tokoh teroris Al-Qa’idah Osama bin Laden, yang dibunuh pada 2011, adalah anak dari miliarder yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga kerajaan.
(Kompas/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email