Seorang pria Arab dari komunitas Jahalin Bedouin memindahkan furniturenya dari puing-puing rumahnya di kamp Badui al-Khan al-Ahmar Tepi Barat pada 7 April, 2016 setelah Pemerintah Israel menghancurkan empat rumah yang mereka katakan dibangun tanpa izin. (Foto: AFP)
Rezim Israel menghancurkan kembali lebih banyak rumah milik warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki meskipun terdapat kecaman internasional terhadap pembongkaran rumah-rumah dan properti warga Palestina tersebut.
Sumber berita Palestina mengutip Ghassan Daghlas, seorang pejabat Palestina yang bertanggung jawab atas dokumen permukiman Israel di Tepi Barat utara, mengatakan pada hari Jumat (27/5/16) bahwa rezim Israel mengeluarkan perintah pembongkaran untuk meruntuhkan empat rumah, gudang pertanian gardu listrik, jaringan listrik juga jaringan air, di desa Douma, selatan Nablus.
Dia juga mengatakan, pasukan Israel menghancurkan jalan-jalan pertanian, di timur Douma, untuk mencegah warga desa mencapai tanah mereka.
Gambar ini diambil pada tanggal 7 April, 2016, di kamp Badui al-Khan Al-Azhar Tepi Barat yang menunjukkan seorang pria Palestina berdiri di dekat puing-puing rumahnya setelah pasukan rezim Israel menghancurkan empat rumah yang mereka klaim dibangun tanpa izin. (Foto: AFP)
Pejabat itu juga menyatakan bahwa Kantor Administrasi Sipil rezim Israel, yang bekerja di bawah militer Israel di Tepi Barat yang diduduki, menyatakan tidak adanya “izin” sebagai alasan untuk meratakan bangunan itu, dan memberi waktu 45 hari untuk mengajukan banding.
Bulan lalu, PBB mengatakan operasi pembongkaran oleh Israel terhadap rumah-rumah dan infrastruktur Palestina di seluruh Tepi Barat yang diduduki telah meningkat empat kali lipat dibandingkan dengan tahun 2015, dan tercatat sebanyak 808 warga Palestina mengungsi sejak awal 2016.
PBB mengumumkan pada akhir April bahwa sebanyak 588 bangunan Palestina telah dihancurkan sejak Januari, menambahkan bahwa penghancuran bangun itu telah mempengaruhi lebih dari 1.000 orang kehilangan sumber pendapatan mereka.
Umumnya penghancuran itu berlangsung di Area C di Tepi Barat, yang merupakan bagian terluas dari wilayah yang diduduki, 60 persen dari tanah di area ini berada di bawah kontrol militer penuh Israel.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 8 April bahwa 124 warga Palestina, termasuk 60 anak-anak, telah kehilangan tempat tanggalnya hanya dalam satu hari sebagai akibat dari penghancuran Israel di Tepi Barat. []
(AFP/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email