Kendaran militer pasukan keamanan Irak terlihat di antara kepulan asap saat bertempur dengan militan Negara Islam di Fallujah, Irak, Selasa (31/5/2016). (Foto: REUTERS/Stringer)
Pertempuran di kota Fallujah, Irak, menyebabkan sedikitnya 30.000 orang mengungsi dalam tiga hari menurut Dewan Pengungsi Norwegia (Norwegian Refugee Council/NRC), Minggu (19/6).
Pasukan Irak pada Kamis membuat terobosan dengan mengambil alih pusat Fallujah sementara kelompok ISIS mundur ke area di utara kota itu.
Pengambilalihan daerah itu mendorong ribuan warga sipil yang digunakan sebagai tameng manusia melarikan diri dari kota itu, benteng pertahanan ekstremis di bagian barat Baghdad yang telah dikepung selama berbulan-bulan.
"Jumlah total pengungsi dari Fallujah dalam tiga hari terakhir saat ini mencapai 30.000 orang," kata NRC dalam sebuah pernyataan.
Kelompok bantuan tersebut mengatakan 32.000 orang lainnya sudah mengungsi sejak awal serangan pemerintah terhadap benteng ISIS hampir sebulan lalu.
Mereka mennyatakan yakin puluhan keluarga masih berada di dalam Fallujah, termasuk warga sipil paling rentan seperti perempuan hamil, orang sakit dan orang lanjut usia.
Kelompok bantuan tersebut mengaku kewalahan menangani banyaknya pengungsi yang kebanyakan di antaranya tidur di ruang terbuka, di bawah matahari musim panas dan menunggu mendapatkan tenda di salah satu kamp pengungsian.
"Kami memohon pemerintah Irak untuk menangani bencana kemanusiaan ini," kata direktur NRC Irak, Nasr Muflahi, dalam sebuah pernyataan.
NRC menyatakan mungkin mereka tidak bisa lagi menyediakan bantuan yang dibutuhkan dengan persediaan air yang cepat habis.
Lembaga itu mengutip masalah pembukaan kamp baru di Amriyat al-Fallujah, yang menjadi tempat berlindung 1.800 orang tapi hanya memiliki satu jamban.
"Kami ingin pemerintah Irak menjadi yang utama berperan untuk memenuhi kebutuhan warga sipil paling rentan yang sudah berbulan-bulan menghadapi trauma dan teror," kata Muflahi seperti dilansir kantor berita AFP.
Fallujah adalah kota pertama yang jatuh ke tangan pemerintah pada Januari 2014, sementara kelompok itu menguasai bagian-bagian negara itu.
Sekitar 3,4 juta orang sejak itu terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat konflik di seluruh negara itu. Lebih dari 40 persen di antara mereka dari Anbar, provinsi tempat Fallujah berada.
(NRC/AFP/Antara-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email