IRGC melemparkan peringatan kepada pemerintah Bahrain atas keputusan mereka mencabut kewarganegaraan ulama top Syiah, Sheikh Isa Qassim. (Foto: Istimewa)
Garda Revolusi Iran (IRGC) melemparkan peringatan kepada pemerintah Bahrain atas keputusan mereka mencabut kewarganegaraan ulama top Syiah, Sheikh Isa Qassim. IRGC menuturkan, pencabutan kewarganegaraan Qassim bisa memancing keributan besar di Bahrain.
"Al-Khalifa (penguasa Bahrain) pasti akan membayar harga untuk itu dan rezim haus darah mereka akan digulingkan," kata petinggi IRGC, General Qassem Suleimani, seperti dilansir AL Jazeera pada Selasa (21/6).
Suleimani menambahkan, keputusan Bahrain itu bukan hanya akan berdampak pada keamanan di dalan negeri Bahrain, tapi bisa menyebar ke seluruh wilayah. "Ini bisa memantik api di seluruh wilayah," ucapnya.
Bahrain memutuskan untuk melucuti kewarganegaraa Qassim karena ulam terkemuka Syiah itu dinilai telah memainkan peran kunci dalam menciptakan suasan sektarian dan bekerja untuk membagi masyarakat Bahrain.
Keputusan ini terjadi kurang dari seminggu setelah pengadilan menangguhkan kegiatan kelompok oposisi Syiah yang dimpimpin Qassim, Al-Wefaq, atas tuduhan terorisme, ekstremisme dan kekerasan di kerajaan. Ia juga dituduh memiliki hubungan dengan kekuatan asing, salah satunya adalah Iran.
Selain Iran, Amerika Serikat (AS) juga turut khawatir akan perkembangan di Bahrain dan di kawasan Timur Tengah paska pelucutan kewarganegaraan Qassim.
"Kami khawatir dengan adanya keputusan ini dan belum menemukan adanya bukti kredibel yang bisa mendukung penghapusan kewarganegaraan pemimpin spiritual ini," kata Kementerian Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.
(Al-Jazeera/Sindo-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email