Ratna Sarumpaet bersama Hanum Rais
Berawal dari video yang di-posting oleh Putri Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, Hanum Rais di akun media sosialnya. Dalam video itu, terlihat Hanum berbicara di samping Ratna Sarumpaet, yang sempat disebut baru mengalami penganiayaan.
Hanum menyampaikan rasa ibanya untuk Ratna, yang wajahnya terlihat masih sedikit lebam. Video itu dibuat seusai pertemuan Ratna dengan capres sekaligus Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan tim pemenangannya, termasuk Amien Rais, Selasa (2/10).
Hanum ikut dalam pertemuan itu. Sembari menitikkan air mata, Hanum menyamakan Ratna dengan sosok Kartini dan Cut Nyak Dien.
“Saat ini saya bersama Bunda Ratna Sarumpaet. Saya bisa merasakan, beliau buat saya adalah Cut Nyak Dien masa kini, Kartini masa kini adalah Bunda Ratna Sarumpaet dan mungkin Bunda Neno Warisman,” ujar Hanum Rais dalam video itu.
Sehari setelah video itu diambil, polisi mengungkap tidak ada bukti penganiayaan terhadap Ratna seperti yang diungkap oleh sejumlah anggota timses Prabowo-Sandi. Pada hari yang sama, Ratna mengakui telah berbohong. Ia menyatakan tidak pernah mendapat kekerasan fisik. Mukanya lebam merupakan efek setelah operasi sedot lemak.
Namun setelah pengakuan Ratna, video tersebut dihapus oleh Hanum. Hanya, video itu telanjur menyebar di media sosial. Banyak kritik dilontarkan karena Hanum menyamakan Ratna dengan Cut Nyak Dien dan Kartini.
Buntut dari video itu, TKN Jokowi-Ma’ruf lalu mengirimkan buku sejarah untuk Hanum. Pemberian buku itu seperti sindiran bagi Hanum karena menyetarakan Ratna dengan pahlawan yang berjasa bagi bangsa.
“Ini buku sejarah. Nanti bidang perempuan TKN, nanti sore akan mengirimkan buku sejarah itu kepada Mbak Hanum Rais supaya memahami betul siapa Cut Nyak Dien dan siapa Ibu Kartini,” kata Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/10).
Sekjen PDI Perjuangan itu berharap buku ini bisa membuat Hanum lebih mudah memberi perbandingan antar-tokoh nasional. Buku yang diberikan Hasto cs merupakan buku pelajaran sejarah tingkat SMP.
“Dengan demikian, ke depan tidak lebih mudah membuat perbandingan antara tokoh pahlawan bangsa yang jadi simbolisasi pergerakan perjuangan kaum perempuan Indonesia itu kemudian diturunkan kehormatan hanya pada persoalan politik elektoral,” ucapnya.
“(Ini) buku sejarah SMP. Itu mau kita kasih untuk memahami sejarah ibu kita Kartini dan sejarah perjuangan bangsa. Dikirimkan pakai Go-Jek saja,” sambung Hasto.
Aksi Timses Jokowi membuat PAN berang. Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay menilai tindakan timses Jokowi-Ma’ruf tersebut kekanak-kanakan. Pasalnya, Hanum telah meminta maaf atas tindakannya yang ikut menyuarakan kebohongan eks jurkamnas Prabowo-Sandi itu.
“Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin terlalu kekanak-kanakan. Hanum Rais sendiri sudah mengakui bahwa dia menjadi korban kebohongan Ratna Sarumpaet. Bahkan secara terbuka, dia pun sudah mengucapkan permohonan maaf,” ujar Saleh kepada wartawan, Jumat (5/10).
Saleh pun meminta timses Jokowi-Ma’ruf memahami situasi Hanum, yang menyebut Ratna sebagai Cut Nyak Dien.
“Mbak Hanum sudah menyampaikan permohonan maaf resmi. Ada di akun medsos-nya. Banyak orang yang memahami situasi Mbak Hanum dalam kasus ini. Sebaiknya Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin pun bisa memahami,” tuturnya.
Bukan hanya Saleh, Ketua DPP PAN Yandri Susanto juga memberikan pembelaan untuk Hanum. Apalagi Hanum menjadi salah satu dari 17 orang yang dilaporkan Farhat Abbas cs terkait penyebaran hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet.
Yandri menyebut Hanum tak bisa disalahkan lantaran pernah ikut berkomentar membela Ratna soal hoax penganiayaan. Sebab, kata dia, Hanum hanya bersimpati.
(Detik/Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email