Pihak Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa ISIS sudah tidak mampu membayar gaji para militannya. Hal itu memicu korupsi di kelompok ISIS.
Asisten Menteri Keuangan untuk Urusan Pendanaan Teroris, Daniel Glaser, mengatakan kepada Kongres AS bahwa kombinasi serangan bom di gedung kas uang tunai ISIS dan fasilitas pengiriman minyak, telah membuat kelompok radikal di Irak dan Suriah ini mengalami kesulitan finansial.
”Sebagai hasil dari upaya ini, ISIS sedang berjuang untuk membayar militannya dan kami telah melihat sejumlah militan ISIS meninggalkan medan perang ketika gaji dan tunjangan mereka telah dipotong dan ditunda,” kata Glaser.
”Ketika kami melihat indikasi bahwa ISIS tidak bisa membayar gaji para militannya sendiri dan mencoba untuk menebus pendapatan yang hilang di tempat lain, kami tahu bahwa kami memukul mereka di tempat yang menyakitkan. ISIL, seperti organisasi teroris, membutuhkan uang untuk bertahan hidup,” imbuh Glaser, seperti dikutip Al Arabiya, Jumat (10/6/2016).
Dalam kesaksian tertulis untuk sidang parlemen AS, Glaser mengatakan bahwa serangan AS terfokus pada sumber daya keuangan kelompok ISIS dan kelompok teroris lain yang memiliki dampak signifikan.
(Al-Arabiya/Sindo-News/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email