Pesan Rahbar

Home » » Politik Hipokrit Turki di Hadapan Dunia Islam

Politik Hipokrit Turki di Hadapan Dunia Islam

Written By Unknown on Monday, 27 June 2016 | 14:37:00

Bendera Turki dan Israel (Foto: pars today)

Meski slogan muslihat di tingkat dunia Islam, pemerintah Turki mengubah sikapnya dan kembali mengemukakan masalah hubungan dengan rezim penjajah Qods. Setelah enam tahun berlalu, seorang anggota parlemen Israel pada Jumat 24 Juni bertemu dan berdialog dengan pejabat Kementerian Luar Negeri Turki.

Kantor Berita Dogan (DHA) melaporkan, menyusul serangan pasukan rezim Zionis ke kapal pengangkut bantuan kemanusiaan untuk rakyat Jalur Gaza, pemerintah Turki menentang kerjasama politik dengan rezim Zionis. Namun dalam proses normalisasi hubungan dengan Tel Aviv pada 24 Juni di Istanbul, anggota parlemen Israel Ksenia Svetlova menyatakan keingingan Tel Aviv untuk memulihkan hubungan dengan Ankara.

Dalam pertemuan yang digelar dengan tujuan normalisasi hubungan Ankara-Tel Aviv itu, Ketua Akademi Diplomasi Kementerian Luar Negeri Turki, Mesut Ozcan bertemu dengan Shay Cohen, konsuler Israel di Istanbul.

Para pengamat, menilai langkah Ankara dalam normalisasi hubungan dengan Israel ini mengindikasikan esensi hipokritas para pemimpin Partai Keadilan Pembangunan (AKP) Turki.

Perundingan para pejabat senior AKP dengan para pejabat rezim Zionis itu terjadi setelah selama beberapa tahun lalu, para pejabat pemerintah Ankara, khususnya Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki, dengan trik permusuhan dan perlawanan terhadap Israel, mampu meraih posisi unggul di dunia Islam.

Meski demikian para pengamat berpendapat, pemerintah Turki selain berpaling dari sikap-sikap anti-Israelnya, juga pada akhirnya gagal menyembunyikan esensi sejatinya dan kembali menjalin hubungan dengan musuh utama umat Islam, yaitu rezim rasisme Israel.

Perlu disebutkan bahwa hubungan Turki dan Israel meregang pada 31 Mei 2010, sejak serangan para komando militer Israel ke kapal Mavi Marmara milik Turki yang mengangkut bantuan kemanusiaan untuk warga Jalur Gaza. Dalam serangan itu, 10 aktivis kemanusiaan Turki tewas.

Namun pasca insiden tersebut, Israel menolak meminta maaf kepada Ankara, hingga akhirnya pemerintah Turki memutuskan kerjasama militernya dengan Israel pada September 2010, serta mengusir Duta Besar Israel dari Ankara.

Selama beberapa tahun terakhir, para pejabat Partai Keadilan Pembangunan (AKP) berusaha mengesankan bahwa pemutusan hubungannya dengan Israel adalah demi membela warga Palestina di Gaza. Namun menyusul fakta terbaru, para pengamat berpendapat pemerintah AKP yang sedang melakukan normalisasi hubungan dengan rezim Zionis Israel, pada hakikatnya telah membongkar kedok kemunafikannya di hadapan dunia Islam.

(Pars-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: