Imam Shadiq as bersabda “barang siapa beragama tanpa mendengar dari seseorang yang ahlinya, maka Allah swt akan memberinya kebingungan dan keheranan sampai ia jatuh dalam kesulitan dan kesukaran”.
Setiap orang harus bisa melihat siapa yang dia ikuti dan juga harus tahu dalam urusan agamanya ia bertaklid kepada siapa dan siapa yang menjadi wasilah antara dia dengan penciptanya, dimana dalam menjadikan wasilah tersebut jangan sampai salah.
Sebagaimana Allah swt berfirman “setan-setan dari golongan manusia dan jin dengan maksud memperdaya mereka saling berbicara sia-sia satu sama lainnya”. Dengan begitu setiap orang harus melihat siapa yang dia ikuti sehingga tidak tersesat dalam kebatilannya, dan dia tidak ditarik keluar dari jalan yang hak ke jalan hawa nafsu karena barang siapa yang mengikuti hawa nafsunya ia akan diruntuhkan dan jika sudah runtuh maka tidak bisa diganti lagi.
Mufashal bin Umar berkata : bahwasanya Imam Shadiq as bersabda “barang siapa beragama tanpa mendengar dari seseorang yang ahlinya, maka Allah swt akan memberinya kebingungan dan keheranan sampai ia jatuh dalam kesulitan dan kesukaran, dan barang siapa yang mengklaim ia mendengar agamanya tidak melalui pintu yang telah dibuka oleh Allah swt maka ia telah musyrik”.
Dalam riwayat lainnya Imam Shadiq as bersabda “barang siapa yang membawa agama bukan dari seseorang yang benar dan ahli agama maka ia telah musyrik”.
Muhammad bin Tamam berkata : aku berkata kepada Imam Shadiq as : seseorang menitipkan salamnya kepadamu dan ia berkata jaminkan syafaat untukku. Imam as berkata : apakah dia dari pengikut kita? Ya, jawabku. Imam as berkata lagi : lebih dari itu?, aku berkata ia adalah orang yang mencintai Imam Ali as akan tetapi ia tidak mengenal penerusnya, Imam as berkata : ia telah sesat.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email