Tidak diragukan lagi, adanya seminar-seminar keilmuan yang membahas tentang kebebasan berfikir memiliki peran penting dalam mengembangkan ilmu-ilmu humaniora, namun di sisi lain penelitian juga memiliki peran kunci dalam masalah ini.
Shabestan News Agency, Hujjatul Islam Jahangiri Sahrawardi mengatakan, kita tidak boleh menganggap Al-Qur’an sebagai kitab ilmu dan mengatakan ilmu fisika dan kimia berasal dari Al-Qur’an, karena Al-Qur’an adalah kitab hidayah bukan kitab ilmu, namun kita harus meyakini bahwa apa-apa yang dikembangkan oleh ilmu pengetahuan semuanya disingkap dari Al-Qur’an, hal ini berbeda dengan kitab-kitab suci lainnya.
Lebih lanjut salah satu anggota lembaga kelimuan Jami’atul Musthafa ini mengatakan, bukan hanya ilmu-ilmu pengetahuan modern dan ajaran-ajarannya yang membuktikan kebenaran ajaran-ajaran Qur’ani, bahkan kita harus meyakini bahwa Qur’an adalah pengarah ilmu-ilmu modern.
Beliau juga mengisyaratkan tentang beberapa perkembangan dan kemajuan ilmu-ilmu pengetahuan di Barat adalah berkat Al-Qur’an, lebih jauh Hujjatul Islam Sahrawardi menuturkan, jika kita ingin membuat kemajuan dan perkembangan dalam ilmu pengetahuan atau sains maka kita harus lebih fokus lagi terhadap pengetahuan-pengetahuan Qur’ani dan menyingkap rahasia-rahasianya.
Selain itu, perkembangan dan kemajuan yang diciptakan Al-Qur’an tidak hanya dalam bidang keagamaan saja, di mana kita mengatakan ilmu-ilmu yang dihasilkan Al-Qur’an ialah ilmu tafsir, teologi, filsafat dan ilmu agama lainnya.
Sebagian orang berfikir bahwa ilmu keagamaan adalah kumpulan ilmu-ilmu pengetahuan yang membahas tentang tafsir, filsafat, fiqih dan kalam, memang Al-Qur’an memiliki semua ini yang menjadi pengarah ilmu-ilmu modern dan seluruh ilmu-ilmu pengetahuan.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email