Masjid Al-Aqsa adalah tanda kemuliaan sekaligus kekalahan Islam, kita tidak hanya kehilangan Masjid Al-Aqsa akan tetapi kita juga kehilangan kemuliaan dan keagungannya.
Terkait masalah kedudukan Masjid Al-Aqsa, Sa’adullah Zare’i mengatakan bahwa Masjid Al-Aqsa merupakan kiblat pertama bagi kaum muslimin yang dalam sejarah Islam dan keyakinan Islam saat itu kaum muslimin memiliki peran besar. Selain itu, di sekitar Masjid Al-Aqsa juga terdapat makam para Anbiya’ Ilahi, sampai-sampai ada yang menyebutnya sebanyak seribu Nabi dimakamkan di sekitar sana.
Terlepas dari masalah sejarah, Masjid Al-Aqsa juga merupakan simbol perlawanan dan kemuliaan kaum muslimin. Yang jika Masjid Al-Aqsa berada di tangan musuh maka hal ini bermakna bahwa kaum muslimin sangat lemah di hadapan musuh-musuh dan jika Masjid Al-Aqsa bisa bebas maka hal ini menunjukan kekuatan kaum muslimin.
Oleh karena itu Imam Khomeini ra mengenai hari Quds berkata : “hari Quds bukan hanya hari milik Palestina, akan tetapi hari milik seluruh Negara dan bangsa Islam”. Hal ini menunjukan ciri khusus untuk kemampuan dan ketidak mampuan kaum muslimin. Dengan kata lain Masjid Al-Aqsa sebagai tempat Mi’rajnya kaum muslimin, jelas pengamat permasalahan internasional ini.
Sebagaimana dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 1 menyebutkan “Maha suci (Allah), yang tekah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia maha mendengar, maha melihat”.
Dengan megacu pada ayat ini maka tidak boleh ada satu masjid pun yang diserahkan kepada orang-orang kafir dan penjajah, namun saat ini Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa, Masjid Nabi dan Masjid Kuba berada dalam posisi yang rawan, pungkasnya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email