Pesan Rahbar

Home » » Nice Attack; Hollande Memutuskan Memperpanjang Status Darurat Nasional Untuk tiga Bulan ke Depan

Nice Attack; Hollande Memutuskan Memperpanjang Status Darurat Nasional Untuk tiga Bulan ke Depan

Written By Unknown on Saturday 23 July 2016 | 19:48:00

Hollande memutuskan memperpanjang status darurat nasional untuk tiga bulan ke depan. Dia menambahkan negaranya bakal mengerahkan tentara cadangan untuk memperkuat penjagaan di perbatasan.

Truk tronton puntih dipakai pelaku buat menyerang ribuan orang di Kota Nice, Prancis, pada 14 Juli 2016. (Foto: Sasha Goldsmith)

Ribuan orang tengah berkumpul di kawasan Pantai Neptunus di Kota Nice, selatan Prancis, semalam waktu setempat atau dini hari ini waktu Jakarta, saat serangan teror itu terjadi.

Mereka sedang merayakan Hari Bastille, peringatan penyerbuan ke penjara Bastille pada 14 Juli 1789 dan merupakan puncak dari Revolusi Prancis. Momen itulah mengubah negara Mode ini dari kerajaan menjadi republik.

"Kami lagi di Pantai Neptunus dan pesta kembang api baru saja selesai. Saat itulah kami melihat sebuah truk peti kemas putih datang," kata saksi mengaku bernama Antoine. "Truk itu mengebut dengan kecepatan 60-70 kilometer."

Pengemudi truk akhirnya tewas ditembak merupakan warga negara Prancis keturunan Tunisia. Dia juga penduduk Nice, namun identitasnya belum diumumkan.

Pelaku kedua, masih buron, turun dari dalam truk dan menembaki kerumunan orang.

Hingga artikel ini dilansir, data resmi dari pemerintah Prancis menyebutkan 84 orang tewas dan lebih dari 50 lainnya cedera.

Presiden Prancis Francois Hollande, tadinya berencana mencabut keadaan darurat ditetapkan sejak Teror Paris menewaskan 130 orang tahun lalu, memutuskan memperpanjang status darurat nasional untuk tiga bulan ke depan. Dia menambahkan negaranya bakal mengerahkan tentara cadangan untuk memperkuat penjagaan di perbatasan.

Hollande juga bersumpah bakal meningkatkan serangan terhadap milisi ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) di Irak dan Suriah. "Kami akan melanjutkan gempuran terhadap pihak menyerang kami di tanah air kami sendiri."

Lewat keterangan tertulis, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mengutuk kebiadaban itu sekaligus menyampaikan ucapan duka kepada seluruh korban.

Setelah mengetahui kejadian itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi meminta Konsulat Jenderal Indonesia di Marseille, membawahi wilayah selatan Prancis, mencari tahu kondisi warga negara Indonesia. Sejauh ini tidak ada WNI menjadi korban. Namun KJRI Marseille terus berkoordinasi dengan otoritas setempat, menelusuri tempat-tempat perawatan korban, serta menghubungi WNI tinggal di Nice dan sekitarnya.

Terdapat 725 warga Indonesia di wilayah Perancis Selatan, termasuk sepuluh keluarga tinggal di Nice dan sekitarnya.

Meski belum ada klaim resmi, kelompok-kelompok pro-ISIS merayakan serangan teror di Nice itu dengan tanda pagar Nice_Attack. Majalah mingguan terbitan Prancis, Paris Match, melaporkan ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas Teror Nice.

Badan intelijen Eropa sebelumnya sudah memperingatkan ratusan jihadis ISIS sudah tiba di Benua Biru itu dengan menyamar dalam gelombang pengungsi.

(Al-Arabiya/Daily Mail/The- Guardian/The-Independent/The-Telegraph/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: