Ia mengatakan, ilmu pengetahuan, pemikiran, maknawiah dan pola hidup Islami, merupakan empat prinsip dan landasan untuk membentuk peradaban Islam dan menurut kami terbentuknya peradaban Islam bukan suatu hal yang mustahil.
Astan News melaporkan, Hujatulislam Sayid Ebrahim Raisi dalam pertemuan dengan sekitar 300 dosen universitas dan sejumlah mahasiswa berprestasi universitas-universitas Khorasan Razavi menuturkan, setelah pemikiran Salafi dan Daesh menemui jalan buntu, dunia mulai mengalihkan perhatian pada Islam hakiki, Islam yang bersandar pada rasionalitas dan satu-satunya jalan keselamatan.
Anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Khorasan itu juga menyinggung rekam jejak keilmuan kota Mashhad dan mengatakan, kota ini karena memiliki hauzah ilmiah kuno dan universitas-universitas terkemuka, serta keberadaan Makam Suci Imam Ridha as, memiliki kedudukan paling tepat untuk menyelenggarakan dialog antaragama.
Terkait kedudukan tinggi hauzah dan universitas Mashhad, Raisi menuturkan, Mashhad layak menjadi sumber ilmu negara dan salah satu oleh-oleh kota ini adalah ilmu yang mencerahkan dan membimbing yang berakar dari hauzah ilmiah kuno dan universitas terkemuka serta revolusioner kota ini.
Menurutnya, universitas harus memiliki semangat perubahan dan revolusioner, dan para dosen memainkan peran membangun motivasi, akhlak Islam dan spiritualitas di masyarakat.
“Para dosen dan kalangan civitas akademika memainkan peran yang luar biasa dalam membangun motivasi perubahan, semangat spiritual dan jihad di tengah kaum muda, dan universitas unggul inilah yang bisa membawa negara ke arah masa depan dan Revolusi Islam yang cerah dengan mendidik secara benar generasi mendatang,” ujarnya.
Anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Khorasan juga menyinggung arahan-arahan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar terkait para dosen universitas yang merupakan komandan dan para pemuda sebagai prajurit perang lunak.
Ia mengatakan, masyarakat yang sukses, dibentuk oleh anggota-anggotanya yang berprestasi dan berkomitmen. Saat ini kita berada di dekade keempat Revolusi Islam, yaitu dekade kemajuan dan kemajuan ini tidak akan tercapai tanpa kerja keras kalangan universitas yang berkomitmen, rasa percaya diri para pemuda relijius dan kerja tak kenal lelah.
Kewajiban Berlipat Ganda Kalangan Universitas Mashhad
Hujatulislam Raisi menilai tanggung jawab kalangan universitas Mashhad lebih banyak dibanding dengan pusat-pusat keilmuan nasional lainnya.
Ia menjelaskan, universitas-universitas kota Mashhad punya tanggung jawab dan kewajiban yang lebih banyak karena bertetangga dengan Makam Suci Imam Ridha as, harus melakukan kerja yang lebih dari yang lainnya untuk mendidik dan menyumbangkan para pemuda bertekad baja untuk dipersembahkan kepada Ahlul Bait as.
Aset Terpenting Negara
Perwalian Haram Suci Razavi menganggap ilmu pengetahuan, ekonomi perlawanan dan tenaga-tenaga relijius sebagai aset terpenting Iran, dan menambahkan, mendidik angkatan muda yang relijius, efektif dan melatih orang-orang profesional yang mampu menjadi solusi masalah nasional dan pemerintahan Islam, merupakan kewajiban terbesar univesitas-universitas dan pusat keilmuan.
Ia melanjutkan, pengkaderan ini dan mendidik angkatan muda yang relijius dan profesional tidak lain adalah tujuan almarhum Ayatullah Vaez Tabasi dalam mendirikan Universitas Islam Razavi dan Universitas Imam Ridha as, dan target serta falsafah pendirian Universitas Imam Shadiq as oleh almarhum Ayatullah Mahdavi Kani juga sama.
Pengembangan Konsep Pelayan dan Pelayanan di Haram Suci Razavi
Hujatulislam Raisi di bagian lain pidatonya menjelaskan urgensi masalah pengembangan pelayanan di Haram Suci Razavi dan menuturkan, para dosen, dokter, insinyur, mubaligh dan kalangan profesional di berbagai bidang yang punya keinginan untuk berkhidmat kepada Haram Suci Razavi dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat di bawah bendera Imam Ridha as dengan membantu mengembangkan konsep budaya ini.
Menurutnya membantu kaum fakir miskin di Haram Suci Razavi berbeda dengan yang dilakukan Komite Emdad Imam Khomeini, badan kesehatan dan lembaga-lembaga amal lainnya.
“Haram Suci Razavi berusaha memberikan bantuan-bantuan pelayanan kepada kaum fakir miskin, bantuan-bantuan seperti pelayanan kesehatan dan pembangunan yang diberikan oleh para profesional di tempat ini,” ujarnya.
Hujatulislam Raisi di akhir pidatonya membacakan tujuh poin arahan Rahbar sebagai garis kerja Haram Suci Razavi.
Ia menerangkan, arahan Rahbar ini harus menjadi perhatian universitas dan kalangan berprestasi kota Mashhad. Universitas harus membantu Haram Suci Razavi dan memberikan usulan ide dan pengawasan konstruktifnya untuk mewujudkan arahan Rahbar tersebut.
Di awal acara Dr. Mohammad Ali Rezaei, Kepala Organisasi Basij Provinsi Khorasan Razavi, Dr. Abbas Syeikholeslami, Rektor Universitas Azad Islami Mashhad, Dr. Javad Sargolzaei, Kepala Kantor Yayasan kalangan berprestasi Khorasan Razavi, Hujatulislam Dr. Mohammad Reza Jowhari, salah satu dosen universitas dan Dr. Mohammad Ali Khalilzadeh, Rektor Universitas Imam Ridha as, masing-masing memberikan pandangan dan usulannya.
Di akhir acara, para dosen dan kalangan berprestasi universitas Khorasan Razavi bersama Hujatulislam Raisi, Perwalian Haram Suci Razavi hadir di halaman Hedayat, Haram Suci Imam Ridha as dan mendapat jamuan berbuka puasa program Ekram Razavi.
(Astan-News/News-AQR/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email